Suara.com - Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Estu Dyah Arifianti mengungkapkan ada empat permasalahan yang dihadapi penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan pertama, penyandang disabilitas kata Estu kerap dilekatkan dengan stigma atau stereotip bahwa penyandang disabilitas selalu dianggap sebagai orang yang tak berdaya, tidak sehat dan tak mampu melakukan aktivitasnya sehari-hari.
"Jadi permasalahan stigma dan juga stereotip ini merupakan salah satu permasalahan mendasar dan ini juga menjadi penting untuk kita ingat bahwa stigma, stereotip ini juga mengarah ke beberapa atau perilaku-perilaku lain yang merugikan disabilitas itu yang pertama," ujar Estu dalam diskusi Inklusi Disabilitas dalam Riset untuk Pembentukan Regulasi secara virtual, Senin (13/12/2021).
Kedua, permasalahan penyandang disabilitas yakni mendapatkan tindakan marjinalisasi atau tindakan pengucilan.
Mereka dianggap tidak mampu, tidak berdaya. Sehingga tindakan pengucilan tersebut menghambat para penyandang disabilitas ikut terlibat dalam pengambilan keputusan.
"Tindakan pengucilan penyandang disabilitas karena dianggap tidak mampu, dianggap tidak berdaya, dianggap tidak sehat untuk turut serta melakukan kegiatan-kegiatan yang sebetulnya orang-orang lain juga lakukan, sehingga tindakan-tindakan pengucilan ini dalam kerangka marjinalisasi, menghambat mereka untuk turut terlibat termasuk dalam pengambilan kebijakan," katanya.
Estu melanjutkan permasalahan penyandang disabilitas yang ketiga yakni adanya diskriminasi atau perbedaan perlakuan. Diskriminasi kepada penyandang disabilitas terjadi di banyak sektor seperti di sektor pendidikan dan pekerjaan.
"Diskriminasi yang muncul di media paling banyak adalah di sektor pendidikan dan juga pekerjaan. Sebetulnya banyak sekali sektor-sektor lain yang juga mendiskriminasi penyandang disabilitas untuk bisa terlibat dalam melakukan kegiatan sehari-hari atau sebetulnya diskriminasi dalam mengakses hak haknya," kata dia.
Keempat, permasalahan yang dihadapi penyandang disabilitas yakni isu kekerasan.
Baca Juga: Penyandang Disabilitas Bekerja di Perusahaan Penyalur Produk Fesyen Jepang
"Penyandang disabilitas juga menghadapi isu kekerasan baik kekerasan fisik, piskis maupun seksual," ucap Estu.
Karena itu, harus disadari bahwa dibutuhkan pendekatan yang berbeda untuk mengikutsertakan semua orang termasuk penyandang disabilitas dalam pengambilan keputusan.
PSHK, kata Estu, mendorong adanya pendekatan inklusif.
"Kondisi ini menjadi penting bagi kita semua untuk sadari bahwa kita butuh satu pendekatan yang berbeda, kita butuh satu pendekatan yang bisa mengajak termasuk mengikutsertakan semua orang termasuk penyandang disabilitas dalam pengambilan keputusan," tutur Estu.
"Karena itu kami dari PSHK terus mendorong bagaimana pendekatan inklusif bisa kemudian diupayakan dalam setiap pengambilan kebijakan," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!