Suara.com - Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf merespons sambutan Ketua Umum PBNU saat ini Said Aqil Siradj yang menyebut, kekinian masih banyak warga NU yang hidup di bawah kemiskinan.
Ia mengatakan, dalam konstitusi juga sudah diatur bahwa warga terutama fakir miskin merupakan tanggung jawab negara.
"Menurut konstitusi warga rakyat itu adalah tanggung jawab negara, jelas disebut dalam konstitusi bahwa fakir miskin dan orang terlantar dipelihara oleh negara, tanggung jawab pertama negara," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya ditemui usai acara pembukaan Muktamar NU ke-34 di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah pada Rabu (22/12/2021).
Menurutnya, NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia harus mempunyai peran dari mulai mengkonsolidasi dan memobilisasi untuk membantu negara dalam mengatasi kemiskinan.
Kendati begitu, Gus Yahya mengemukakan, negara harus mempunyai agenda yang jelas terlebih dahulu dalam urusan mengatasi kemiskinan. Nantinya, NU akan ikut ambil peran setelahnya.
"Pertama-tama, negara harus punya agenda yang jelas tentang bagaimana strategi yang harus dijalankan dalam mengatasi kemiskinan. Nah, baru kemudian NU sebagai elemen masyarakat madani nanti akan ikut bergerak untuk berpartisipasi dan berkontribusi untuk menjalankan apa yang menjadi agenda negara soal ini," tuturnya.
Untuk diketahui, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyampaikan, kekinian masih banyak warga NU yang hidupnya di bawah kemiskinan.
Hal itu disampaikan Said dalam sambutannya di acara pembukaan Muktamar NU ke-34, di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021).
Sambutan tersebut juga disampaikan Said di hadapan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin yang hadir dalam acara tersebut.
Baca Juga: Lawan Kiai Said di Muktamar NU ke-34, Kubu Gus Yahya Klaim Dapat Restu Kiai-kiai Sepuh NU
Awalnya, dia menyinggung soal kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yakni dalam segi material. Menurutnya, Indonesia mempunyai sumber daya alam yang luar biasa dari mulai daratan hingga lautan.
Ia mengatakan, yang dibutuhkan kekinian adalah sumber daya manusia unggul, yang mampu mengolah kekayaan alam itu sebagai modal pembangunan. Orientasi kebijakan pemerintah adalah pembangunan sekaligus pemerataan.
"Tidak hanya menggenjot pertumbuhan (growth) tanpa memperhatikan ketimpangan," kata Said dalam sambutannya.
Sampai akhirnya Said menyinggung soal masih banyaknya warga NU yang hidupnya dalam kemiskinian.
"Masih kita lihat banyak warga NU yang hidupnya di bawah kemiskinan. Nama jelas Solikin, Jumadi. Namanya kampungan ndeso," ungkapnya.
Dalam sambutannya, Said membahas soal lima kekayaan yang menjadi kebesaran bangsa Indonesia dari kacamata santri dan pesantren.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?