Suara.com - Menjelang pilpres 2024 banyak pihak yang melakukan manuver untuk mendukung tokoh-tokoh politik agar maju sebagai capres.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, pengamat politik Zaki Mubarak menyoroti manuver beberapa kelompok yang mendeklarasikan Prabowo Subianto-Joko Widodo alias Jokowi untuk maju Pilpres 2024.
Salah satunya ialah Sekretariat Bersama (Sekber) yang sudah melakukan deklarasi pada Sabtu (15/1).
"Menurut saya, para pengusung Prabowo-Jokowi mencoba merusak demokrasi," ujar Zaki dikutip dari Wartaekonomi.co.id, Minggu (16/1/2022).
Menurut Zaki, para pengusung duet Prabowo-Jokowi melakukan intrik-intrik kotor. Akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu menegaskan masyarakat harus bisa berdemokrasi sehat.
Salah satunya ialah dengan adanya regenerasi kepemimpinan di Indonesia.
"Demokrasi yang sehat ditandai dengan regenerasi dan pergiliran kekuasaan," ucap Zaki.
Zaki menjelaskan, Jokowi sudah menjadi presiden selama dua periode sehingga harus diganti. Dia menilai banyak tokoh yang memiliki kompetensi untuk memimpin Indonesia.
"Jadi, berikanlah kesempatan bagi mereka," jelas Zaki.
Baca Juga: Buka-bukaan Bisnisnya Dibantu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep: Asal Halal Nggak Masalah
Diberitakan sebelumnya, Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara menyatakan, usulan Prabowo-Jokowi di pilpres 2024 sangat ideal dan rasional.
Sebab, dari survei yang ada elektabilitas Prabowo Subianto selalu lebih tinggi dibandingkan dengan calon yang lain.
"Usulan tersebut lebih masuk akal dan rasional karena tidak menabrak Undang-Undang dan konstitusi. Apalagi Prabowo dan Jokowi telah selaras dalam mempersatukan bangsa, dan itu sudah terbukti," ujar Igor, Minggu (16/1/2022).
Dia menilai, latar belakang Prabowo yang militer dan Jokowi yang sipil sangat realistis untuk bisa membangun bangsa ini jauh lebih baik.
Tag
Berita Terkait
-
Soal Aturan Pelapor Kasus Korupsi Diberi Rp 200 Juta, Politisi Demokrat: Apakah Kang Ubed Dapat?
-
Sosok Prajurit Marinir yang Berani Tampar Prabowo Subianto, Kini Gabung ke Gerindra
-
Gerindra NTB Rekomendasikan Prabowo Subianto Capres 2024, Ali Utsman Calon Gubernur
-
Novel Bamukmin Sebut Rezim Jokowi Sudah Jadikan Negara Surga Bagi Penista Agama
-
Buka-bukaan Bisnisnya Dibantu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep: Asal Halal Nggak Masalah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
-
Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
-
Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
-
PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja