Suara.com - Pengamat politik LIMA Indonesia, Ray Rangkuti memberikan komentar mengenai laporan yang dibuat oleh Ketua Jokowi Mania Immanuel Ebenezer terhadap Ubedilah Badrun.
Dikutip dari terkini.id--jaringan Suara.com, tindakan Immanuel Ebenezer dianggap gegabah.
Ray mengatakan, laporan Immanuel atau akrab disapa Noel itu belum memenuhi syarat.
Diketahui, Noel melaporkan Ubedilah dengan dugaan pasal 317 KUHP.
Ray menyebut, sebaiknya Noel membaca kembali pasal 317 KUHP secara baik-baik.
Sebab, terdapat empat syarat dalam pasal tersebut yang belum terpenuhi.
Empat syarat tersebut yaitu laporan yang sengaja, laporan palsu, nama baik yang dicemarkan dan subjek pelapor adalah yang terlapor.
"Ke empat persyaratan tersebut belum satupun terpenuhi dalam peristiwa ini," jelas Ray Rangkuti dalam tayangan video di Youtube KompasTV.
Lebih lanjut, Ray menilai laporan Noel semakin membuat persepsi upaya pemberantasan korupsi di era Jokowi melemah.
Baca Juga: Nusantara Dipilih Jokowi Jadi Nama Ibu Kota Negara Baru di Kaltim
Dia mengatakan, Jokowi sendiri mengaku resah lantaran rendahnya indeks persepsi korupsi di Indonesia.
"Pak Jokowi sendiri menyatakan keresahannya akan rendahnya indeks persepsi korupsi Indonesia dalam hal pidato peringatan hari anti korupsi sedunia, Desember 2021," katanya.
Menurutnya, tindakan Immanuel itu tidak mendukung upaya presiden untuk meningkatkan indeks persepsi korupsi di Indonesia.
"Artinya, langkah pelaporan terhadap Ubed tersebut tidak mendukung upaya presiden untuk meningkatkan indeks persepsi yang dimaksud, dan dalam skala lebih besar mendukung upaya menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih," lanjutnya.
Menurut Ray, apa yang dilakukan oleh Noel justru menebalkan persepsi publik tentang situasi tidak ramah pemerintahan Jokowi terhadap gerakan anti korupsi.
Berita Terkait
-
Kasus Omicron Melonjak, PDIP Minta Rakyat Ikuti Kebijakan Pemerintah Jokowi
-
Sebut Demokrasi Sampai pada Titik Nadir di Bawah Rezim, Amien Rais: Bedebah Ekonomi Bangkit
-
Nusantara Dipilih Jokowi Jadi Nama Ibu Kota Negara Baru di Kaltim
-
Jokowi Pilih Nama Nusantara untuk Ibu Kota Negara Indonesia, Ini Alasannya
-
Tanggapi Dugaan Korupsi Gibran dan Kaesang, Politisi PDIP: Jangan Sembarangan Bicara!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok
-
KPK Kembalikan Aset Korupsi Taspen, Anggota DPR: Ini Harus Jadi Standar Penyelesaian Kasus
-
Jejak Intelektual Dwinanda Linchia Levi: Dosen Brilian Untag yang Tewas Misterius di Hotel
-
Roy Suryo 'Disikat' Polisi, Dicekal ke Luar Negeri Malah Cuma Senyum: Misi di Australia Beres!
-
MK Batalkan Skema HGU 190 Tahun di IKN, DPR Usulkan Prabowo Terbitkan Perppu
-
Lebih Dekat, Lebih Hijau: Produksi LPG Lokal untuk Tekan Emisi Transportasi Energi
-
Gibran Wakilkan Pidato Presiden di KTT G20, Ini Alasan Prabowo Tak Pergi ke Afrika Selatan
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan