Suara.com - Partai Demokrat mengkritisi langkah Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk membeli mobil baru seharga miliar rupiah di masa Pandemi Covid-19. Partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini juga meminta pemerintah memberikan teladan yang baik ke masyarakat.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Herzaky Mahendra Putra, Koordinator Juru Bicara (Jubir) dan Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat menyebut pemerintah seharusnya lebih bijak dalam memberikan teladan bagi rakyat.
"Harusnya pemerintah lebih bijak dalam memberikan teladan ke masyarakat dalam menangani Covid-19. Sangat disayangkan jika rakyat terus diminta patuh dengan aturan yang dibuat, tapi malah pemerintah tidak memberikan teladan," ungkap Herzaky dalam keterangan tertulis yang diterima WartaEkonomi.co.id pada Rabu, 9 Februari 2022.
Herzaky melanjutkan, apabila pemerintah terus melakukan blunder, maka bagaimana mungkin pandemi ini akan berakhir dan ekonomi Indonesia bisa membaik.
"Bagaimana pandemi ini akan berakhir dan kondisi ekonomi rakyat bisa membaik kalau Pemerintah terus-terusan blunder," ujarnya.
Sebelum ini, kunjungan Presiden juga berulangkali menimbulkan kerumunan, padahal jika rakyat melakukannya bakal dikenakan denda, bahkan berujung penjara.
"Tukang bubur saja sampai didenda 5jt, meskipun pengelola mal hanya didenda 500rb," lanjutnya.
Lebih lanjut, Herzaky menilai langkah pemerintah membeli mobil mewah bukanlah tindakan yang bijak. Ia menyebut lebih baik anggarannya dipakai untuk memberi bantuan pada masyarakat yang membutuhkan.
"Tentu langkah ini tak bijak dan tak patut. Sangat-sangat mengecewakan. Anggarannya lebih baik untuk bantuan ke rakyat kecil yang sedang susah. Nilai miliaran itu jika digunakan untuk membantu rakyat, akan sangat membantu. Sedangkan jika tidak membeli mobil baru pun, pemerintah masih bisa menggunakan mobil yang lama. Tidak ada sense of crisis dan sense of urgency," terang Herzaky.
Lebih lanjut ia berharap agar penyakit lama Pemerintah yang tak punya sense of urgency dan sense of crisis seperti ketika di awal pandemi dan awal Delta merebak, tidak kembali kambuh.
"Ekonomi sedang susah ini, rakyat banyak yang kelaparan, tapi pemerintah masih berpikir ingin membeli mobil-mobil mewah?" ujarnya.
Pemerintah juga jangan menggunakan alasan sudah dianggarkan. Lantas, apa gunanya UU No.2 Tahun 2020? yang digunakan untuk realokasi dan refocusing anggaran.
"Kami menyetujui UU itu karena berharap pemerintah benar-benar fokus atas pandemi dan bantu rakyat menghadapi krisis ekonomi," ujarnya.
"Pemerintahan desa, kabupaten/kota, dan provinsi saja banyak yang dipotong dana transfernya dari Pusat, ini malah Pemerintah Pusat mau menggunakan anggaran yang ada untuk membeli mobil-mobil mewah. Lebih baik tambah saja untuk anggaran dana desa, daripada untuk membeli mobil mewah. Lebih terasa manfaatnya untuk rakyat kecil," tutup Herzaky.
Tag
Berita Terkait
-
Sindir Pemerintah soal Polemik Desa Wadas, Politisi Demokrat: Jangan Diseret-Seret, Ini Manusia Bukan Karung Beras
-
Pemerintah Belum juga Kirim DIM RUU TPKS, DPR: Infonya Masih Ada yang Perlu Dikoreksi
-
Sindir Ganjar Pranowo Soal Desa Wadas, Politisi Demokrat: Giliran Bela Rakyat 'Mati Gaya'
-
Istana Anggarkan Rp 8,3 Miliar Untuk Beli Mobil Baru, Demokrat: Gimana Ekonomi Membaik, Pemerintah Blunder Terus
-
Pemberlakuan PPKM, Anggota Komisi IX: Imbangi dengan Peningkatan Testing, Tracing dan Kebijakan Hulu ke Hilir
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...