Suara.com - Pendakwah kondang, Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym tiba-tiba saja membahas gerakan 212 yang lahir dari aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait kasus Al Maidah 51 pada 2016 silam.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Aa Gym tidak sependapat jika kelompok ini dicap sebagai gerakan radikal.
Harus diakui sejumlah pihak menstempel gerakan 212 adalah kelompok radikal yang disebut bisa mengoyak persatuan dengan isu-isu sensitif. Pandang-pandangan itu, dibantah habis-habisan AA Gym.
AA Gym menegaskan, banyak bukti yang bisa mematahkan tudingan kelompok radikal untuk gerakan 212, salah satu buktinya adalah saat aksi besar-besaran di awal Desember 2016 di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat yang dilakukan untuk memprotes penistaan agama yang menyeret Ahok.
Dalam aksi yang melibatkan ribuan bahkan diklaim mencapai jutaan massa itu, Aa Gym mengatakan aksi itu berjalan cukup aman, tidak ada gesekan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan berjilid-jilid itu. Dengan demikian kata dia, tudingan radikal untuk kelompok ini jelas terbantahkan.
"Terbukti qodarullah, kita pernah lihat di Indonesia walaupun saya bukan penggagasnya ya, 212 kemarin itu dengan segitu banyaknya kan tidak ada kekacauan sedikitpun. Tidak ada kekerasan, jangan kepada yang lain yan rumput saja tidak ada berani yang menginjak begitu ya," kata Aa Gym dikutip Populis.id dari channel Youtube Karni Ilyas Jumat (18/2/2022).
Dengan demikian Aa Gym meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir dengan hadirnya kelompok 212 ini.
Dia menjamin kelompok itu tidak bakal berbuat hal - hal yang melanggar hukum atau kegiatan yang dapat memantik keonaran.
"Jadi sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.
Baca Juga: Aa Gym Sebut Cap Radikal Masif di Indonesia Gara-gara Ahok
Lebih lanjut, Aa Gym mengatakan istilah radikal ini baru populer beberapa tahun belakangan. Dulu kata dia istilah radikal serta intoleran nyaris tidak terdengar karena jarang dipakai untuk menstempel orang atau kelompok tertentu.
"AA dakwah sudah sangat lama ya, kenal juga dengan banyak pihak, kata radikal ini sebetulnya baru datang akhir-akhir ini saja," ucapnya.
Aa Gym lantas menyebut bahwa istilah radikal dan intoleran mulai marak digunakan pasca kasus penistaan agama yang menyeret nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kata Radikal lanjutnya, mulai populer digunakan masyarakat saat gerakan 212 ini muncul menyeret Ahok dalam kasus penistaan agama.
"Kalo gak salah mulainya sesudah ada kejadian dengan pak Ahok. Kemudian ada 212 sehingga entah bagaimana perkataan radikal dan intoleran itu lebih sering disebut-sebut," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Fatwa MUI Jatim Tegaskan Ajaran dan Ritual Padepokan Tunggal Jati Nusantara Haram dan Sesat
-
Dompet Dhuafa dan Gapoktan Sejahtera Panen Raya di Magetan
-
Tidak Hanya Jadi Relawan Ahok, Bisnis Jack Lapian Ternyata Jauh dari Politik
-
KBRI Kuala Lumpur Pulangkan WNI Kelompok Rentan Melalui Pelabuhan Stulang Laut
-
Aa Gym Sebut Cap Radikal Masif di Indonesia Gara-gara Ahok
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa