Suara.com - Ukraina pada Minggu malam melaporkan telah terjadi 74 insiden penembakan yang disebut berasal dari tentara Rusia.
Menyadur laman kantor berita Anadolu, Selasa (22/2/2022), dari jumlah tersebut, 64 insiden terjadi dari senjata yang dilarang berdasarkan perjanjian Minsk 2015, yang bertujuan untuk menghentikan konflik antara separatis pro-Rusia dan Kyiv di Ukraina timur.
Persyaratan perjanjian termasuk gencatan senjata di wilayah tersebut, pertukaran tahanan, dan penarikan kelompok pro-Rusia, sementara juga memungkinkan Kyiv untuk membuat amandemen konstitusi yang akan memberikan status khusus Donbas.
Namun, implementasinya terhambat oleh tuduhan pelanggaran berulang kali oleh kedua belah pihak.
Wilayah Ukraina yang dilaporkan diserang termasuk Stanytsia Luhanska, Shastia, Novotoshkivske, Zolote, Popasna, Svitlodarsk, Pivdenne, Avdiivka, Pisky, Maryinka, Bohdanivka, Hranitne, dan Mariupol.
Ketegangan meningkat secara dramatis di Ukraina timur, dengan meningkatnya jumlah pelanggaran gencatan senjata, beberapa insiden penembakan dan evakuasi warga sipil dari wilayah separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk.
Negara-negara Barat menuduh Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat merencanakan serangan militer terhadap bekas tetangga Sovietnya.
Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina dan sebaliknya menuduh negara-negara Barat merusak keamanan Rusia melalui ekspansi NATO ke perbatasannya.
Sebelumnya, pada Senin, Dinas keamanan federal Rusia (FSB) mengatakan pada Senin, sebuah mortir yang ditembakkan dari wilayah Ukraina telah menghancurkan sebuah pos penjagaan perbatasan di daerah Rostov, Rusia, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga: Rusia Klaim Perbatasannya Dihantam Mortir, Sinyal Perang Di Ukraina Bakal Terjadi?
Ukraina menolak bertanggung jawab atas insiden itu, yang terjadi di tengah ketegangan ekstrem di antara kedua negara ketika Moskow terus membantah pernyataan AS dan sekutunya bahwa Rusia bisa menyerang Ukraina kapan saja.
"Pada 9:50 pagi (13.50 WIB) sebuah proyektil tak dikenal yang ditembakkan dari wilayah Ukraina menghancurkan pos jaga perbatasan FSB di daerah Rostov, sekitar 150 meter dari perbatasan Rusia-Ukraina," kata FSB dalam pernyataan.
"Tak ada korban jiwa. Pasukan sapper (pencari ranjau) sedang bekerja di sana."
Kantor berita RIA membagikan rekaman video dari FSB yang memperlihatkan sebuah pos kecil yang hancur lebur. Rekaman itu tidak menunjukkan proyektil yang disebut-sebut oleh FSB.
Ukraina mengatakan mereka tidak menembakkan mortir ke wilayah Rusia.
Militer Ukraina sebelumnya menuduh Rusia memalsukan gambar-gambar mortir yang seakan-akan milik Ukraina. Mereka mengatakan para tentara bayaran telah tiba di wilayah timur Ukraina yang dikuasai pemberontak untuk melakukan provokasi dengan bantuan pasukan khusus Rusia.
Tag
Berita Terkait
-
Rusia-Ukraina Memanas Lagi, Maskapai Ramai-ramai Batalkan Penerbangan
-
Rusia Klaim Perbatasannya Dihantam Mortir, Sinyal Perang Di Ukraina Bakal Terjadi?
-
Tembakan Mortir yang Diduga Dari Ukraina Hancurkan Pos Perbatasan Rusia
-
Kritik Keputusan NATO dalam Krisis Ukraina, China Beri Sinyal Siap Dukung Rusia
-
Tuding Rusia Tambah Pasukan Di Perbatasan Ukraina, AS Serukan Alarm Waspada
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?
-
Kembali Datangi DPR, ICW Kirim Surat Keberatan 'Tagih' Informasi Soal Pendapatan Anggota Dewan