Suara.com - Hasil riset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menunjukkan angka kematian pasien COVID-19 tinggi karena adanya komorbid atau penyakit bawaan. Seperti hipertensi, obesitas dan pengentalan darah.
Hasil riset yang dilakukan peneliti FKUI itu telah dipublikasikan di jurnal internasional Global Heart.
Penelitian berjudul "Cardiometabolic Morbidity and Other Prognostic Factors for Mortality in Adult Hospitalized COVID-19 Patients in North Jakarta, Indonesia" ini merupakan studi pertama di Indonesia mengenai faktor prognostik kematian akibat Covid-19.
Faktor prognostik adalah faktor yang diyakini mempunyai hubungan dengan kasus yang dapat berkembang menjadi terminal penyakit baik sembuh, ada sisa gejala, tambah berat, cacat, maupun meninggal.
Dalam konteks Covid-19, faktor prognostik harus dikenali agar penanganan pasien Covid-19 cepat dan tepat sehingga angka kematian pasien dapat berkurang.
Dengan metode kohort retrospektif, studi ini dilakukan kepada 243 pasien COVID-19 di RSUD Koja, Tanjung Priok, Jakarta, periode 20 Maret–31 Juli 2020.
Data kelompok penyintas dan yang meninggal akibat COVID-19 diambil dari rekam medis pasien guna mengeksplorasi faktor prognostik. Data tersebut meliputi demografi, pemeriksaan klinis, laboratorium dan radiologi pasien.
Hasilnya, pasien berpenyakit bawaan, berkebutuhan oksigen dengan segera, berstatus RDW (red cell distribution width) abnormal, serta yang menjalani terapi klorokuin (obat antimalaria) memiliki risiko mengalami kematian akibat COVID-19 lebih tinggi.
Pasien Covid-19 yang meninggal lebih mungkin memiliki penyakit bawaan, seperti hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas. Demikian juga pasien yang mengalami pengentalan darah.
Baca Juga: Daftar Komorbid yang Bisa dan Tidak Bisa Menerima Vaksin Covid-19, Simak Lengkapnya di Sini
Situasi trombosis ini dapat meningkatkan risiko cedera jantung pada pasien Covid-19.
Selain itu, pasien dengan kebutuhan oksigen yang segera juga menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Kadar oksigen dalam darah yang sangat rendah menyebabkan terjadinya peradangan yang berlebihan dan kerusakan paru progresif.
Faktor prognostik lain pada penderita Covid-19 adalah variasi ukuran sel darah merah (RDW) yang lebih tinggi, kadar limfosit yang rendah, serta pengobatan dengan klorokuin.
Pemberian obat antimalaria ini dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping bagi pasien Covid-19, terutama pada sistem jantung dan pembuluh darah.
Kepala Biro Humas dan KIP UI Dra. Amelita Lusia, M.Si. CPR mengatakan studi tentang faktor prognostik kematian akibat COVID-19 ini diketuai oleh dr. Arvin Pramudita dan dibimbing oleh Prof. Dr. dr. Bambang Budi S, Sp.JP(K), FISHR, FAsCC, FAPSC dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI-Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, yang melibatkan sejumlah peneliti dari tim pelayanan COVID-19 RSUD Koja, Tanjung Priok, Jakarta.
Ada enam peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut, yaitu dr. Siti Rosidah, dr. Novi Yudia, dr. Jeffri Simatupang, dr. Wulan Pingkan Sigit, dr. Rita Novariani, Sp.P, dan dr. Priscilia Myriarda, Sp.JP.
Berita Terkait
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional
-
Surya Paloh Bicara Soal PAW Usai Sahroni dan Nafa Urbach Disanksi MKD, Begini Katanya
-
Peringati Hari Pahlawan Besok, Mensos Ajak Masyarakat Mengheningkan Cipta Serentak
-
KPAI: SMAN 72 Bakal Belajar Online, Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Usai Ledakan
-
Dinas Pendidikan: SMAN 72 Jalani PJJ Sementara Usai Ledakan, Sekolah Masih Dalam Proses Sterilisasi
-
Menko PMK Pratikno Ajak Masyarakat Aktif Perangi TBC: Cegah Indonesia Jadi Peringkat Satu Dunia!
-
Terungkap! Bocah Bilqis Diculik Saat Main, Dijual Rp3 Juta di Facebook, Ditemukan Selamat di Jambi