Suara.com - Rusia pada Selasa (15/3/2022) resmi memberlakukan sanksi pribadi terhadap 13 pejabat tinggi Amerika Serikat (AS). Termasuk di antaranya Presiden Joe Biden, menteri luar negeri, kepala militer, dan intelijen negara itu.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan tindakan tersebut, yang diberlakukan sebagai tanggapan atas sanksi terhadap beberapa pejabat Rusia.
"Langkah ini, diambil sebagai reaksi balik, merupakan konsekuensi tak terelakkan dari sentimen anti-Rusia, yang biasa disebut sebagai Russophobia yang dilakukan oleh Pemerintah AS saat ini, dalam upaya putus asa untuk mempertahankan hegemoni Amerika," kata kementerian itu sebagaimana dilansir dari laman kantor berita Anadolu, Rabu (16/3/2022).
Para pejabat ini tidak akan lagi diizinkan masuk ke Rusia dan mendapatkan beberapa hukuman lainnya.
"Pada saat yang sama, kami tidak menolak untuk mempertahankan hubungan resmi jika mereka memenuhi kepentingan nasional kami, dan jika perlu, kami akan menyelesaikan masalah yang timbul dari status orang yang muncul di 'daftar hitam' untuk mengatur pertemuan tingkat tinggi," lanjut kemlu Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan daftar individu yang dijatuhkan sanksi:
- Joseph Robinette Biden, presiden AS
- Anthony John Blinken, menteri luar negeri AS
- Lloyd James Austin III, Menteri Pertahanan AS
- Mark Alexander Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS
- Jacob Jeremiah Sullivan, penasihat keamanan nasional untuk presiden AS
- William Joseph Burns, direktur CIA
- Jennifer Rene Psaki, juru bicara Gedung Putih
- Daleep Singh, wakil penasihat keamanan nasional untuk presiden AS
- Samantha Jane Power, kepala Badan Pembangunan Internasional AS (USAID)'
- Robert Hunter Biden, putra presiden AS
- Hillary Diane Rodham Clinton, mantan calon presiden AS
- Adewale Adeyemo, wakil sekretaris Departemen Keuangan AS
- Reta Jo Lewis, ketua Bank Ekspor-Impor AS
Kemlu Rusia juga mengatakan bahwa daftar itu akan diperluas dalam waktu dekat dengan lebih banyak pejabat senior AS, militer, anggota parlemen, pengusaha, pakar, dan tokoh media, yang berkontribusi untuk menghasut kebencian terhadap Rusia dan memberlakukan tindakan pembatasan.
Otoritas Rusia menggarisbawahi bahwa langkah-langkah yang diambil untuk melindungi ekonomi Rusia dan memastikan pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Perang di Ukraina Ingatkan Warga Aleppo pada Kekejian Rusia
Berita Terkait
-
Tak Takut, Elon Musk Tantang Vladimir Putin Berduel
-
Antonov An-255 Mriya Rusak di Ukraina, Kominfo Kesulitan Cari Pesawat Untuk Angkut Satelit SATRIA-1
-
Terjadi Kembali, Jurnalis Tewas akibat Serangan Rusia di Ukraina
-
Cerita Dua Dubes: Menyelami Konflik Rusia dan Ukraina
-
Mengejutkan! Indonesia Justru Bidik Potensi Menggiurkan Dibalik Perang Rusia-Ukraina
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak