Suara.com - Seorang lagi wartawan ditembak mati di Meksiko Selasa (15/03), menandai kasus kematian kedelapan sepanjang tahun ini. Kasus ini menjadikan Meksiko tempat paling berbahaya di dunia bagi insan pers.
Jaksa di negara bagian Michoacan barat melaporkan, reporter Armando Linares ditembak mati di sebuah rumah di kota Zitacuaro, enam minggu setelah kematian jurnalis Roberto Toledo dari outlet yang sama, Monitor Michoacan.
Sebelumnya, Linares mengumumkan kematian Toledo pada 31 Januari lalu dalam sebuah video yang diposting ke media sosial.
Zitacuaro adalah salah satu kota di negara bagian Michoacan yang paling ke kawasan pegunungan sebelah barat Mexico City.
Negara bagian ini merupakan yang paing berbahaya. Geng bersenjata dari kartel narkoba krap baku tembak memperebutkan kawasan kekuasaan.
Ditambah lagi aksi pemerasan oleh geng-geng bersenjata terhadap para petani alpukat dan jeruk nipis, produksi andalan kawasan itu.
Ditambah lagi maraknya aksi pembalakan liar, perselisihan tata kelola lokal dan deforestasi terkait dengan perluasan produksi alpukat membuat kawasan makin tidak aman.
Penebangan liar merusak hutan pinus dan cemara, habitat kupu-kupu menghabiskan musim dingin setelah bermigrasi dari Amerika Serikat dan Kanada.
Linares, yang jadi wartawan kedelapan yang dibunuh di kawasan itu, adalah Direktur Monitor Michoacan, yang terus mnerus mengulas festival budaya merayakan kupu-kupu raja. Namun, tidak ada informasi terkait kemungkinan motif pembunuhan itu.
Baca Juga: Eks Wartawan Dibunuh dalam Drum, Pasutri Dituntut Hukuman Mati
Sementara Toledo, seorang operator kamera dan editor video untuk Monitor Michoacan, ditembak mati pada 31 Januari lalu saat ia bersiap untuk melakukan wawancara di Zitacuaro. Menjelang aksi pembunuhan Toledo, Linares mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia telah menerima beberapa ancaman pembunuhan setelah mendaftarkan diri ke dalam program perlindungan jurnalis dari pemerintah.
Klaim palsu pelaku kejahatan di Meksiko Ketika ditanya siapa yang dia pikir berada di balik ancaman itu, Linares mengatakan, "mereka menyamar sebagai kelompok bersenjata, mereka menyamar sebagai geng kriminal. Kami tidak dapat memverifikasi apakah benar atau tidak bahwa mereka adalah geng bersenjata ini.”
Para penjahat di Meksiko sering mengklaim bahwa mereka adalah bagian dari geng bersenjata kartel narkoba.
Kalim palsu ini terutama untuk menanamkan rasa takut kepada para korbannya, terlepas dari apakah mereka benar-benar anggota geng kartel narkoba atau bukan "Mimpi buruk terus berlanjut bagi pers di Meksiko,” tulis kelompok pers Reporters Without Borders di akun media sosialnya.
Reaksi Presiden López Obrador
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador sebelumnya bereaksi marah terhadap kritik dunia atas pembunuhan tersebut.
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan