Suara.com - Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI Muhammad Isnur mengatakan, pernyataan Presiden Joko Widodo yang tidak setuju penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tak bisa dipercaya.
"Jadi pak Jokowi setiap ucapannya kita nggak bisa percaya apa yang diucapkan sekarang besok berubah," kata Isnur dalam jumpa pers bertajuk Bunyikan Tanda Bahaya secara virtual, Sabtu (19/3/2022).
Hal ini menyusul isu penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden yang digelontarkan pimpinan partai politik pendukung pemerintahan Jokowi.
Jokowi sebelumnya mengatakan perpanjangan masa jabatan presiden menampar mukanya, namun saat ini ia menyatakan bahwa hal itu bagian dari demokrasi.
"Jadi bagaimana kita bisa memegang pernyataan pak Jokowi yang tadi dibilang pak Jokowi tidak mau. Kemudian dari periode usul presiden dia berubah. Sekarang awalnya menampar, yang kedua ia tidak setuju, yang ketiga sekarang itu wacana silakan. (Pernyataannya) Berubah," kata dia.
Isnur pun menyinggung sikap Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang semula menolak, dan akhirnya bersedia dicalonkan sebagai Presiden ketika itu.
Oleh karena itu, ketidakkonsistenan pernyataan Jokowi tersebut patut dikhawatirkan oleh masyarakat. Sebab bisa jadi di kemudian hari sikap Jokowi berubah soal penundaan Pemilu atau perpanjangan jabatan presiden.
"Karena bisa jadi pada hari ini kedelai, besok tempe, hari ini menolak besok menerima. Saya nggak tahu mendekati fase-fase konsolidasi memungkinkan, dukungan direkayasa semakin kuat dia bisa jadi berubah visi. Jadi kita patut khawatir sikap pak Jokowi," katanya.
Baca Juga: Jokowi Cabut Subsidi Minyak Goreng, KSP: Presiden Ingin Jaga Kepentingan Rakyat dan Pengusaha
Berita Terkait
-
Jokowi Cabut Subsidi Minyak Goreng, KSP: Presiden Ingin Jaga Kepentingan Rakyat dan Pengusaha
-
Penundaan Pemilu Isu Serius, Sistematis dan Terstruktur, Ketua AJI: Jika Disetujui, Seperti Kembali ke Era Orde Baru
-
Ketua YLBHI: Penundaan Pemilu 2024 Adalah Rencana Busuk, Bau Bangkainya Sudah di Depan Mata
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU