Saad Yaghi 13 tahun lalu bergabung dengan gerakan yang menentang rezim, setelah rumahnya dibom dengan rudal.
Dia sempat membuat foto-foto untuk sebuah kantor berita berbahasa Arab untuk mendokumentasikan berbagai kejahatan yang terjadi di kotanya, dekat perbatasan ke Irak.
"ISIS sempat menahan saya selama tiga hari," Saad bercerita.
"Karena waktu itu saya terlihat membawa kamera dan banyak membuat rekaman." Untungnya, mereka tidak menemukan bukti apa-apa, kalau ada, saya pasti sudah dibunuh.”
Setelah dia dibebaskan, orang tuanya memutuskan untuk meninggalkan Suriah.
Mereka pertama-tama ke Damaskus, lalu tahun 2015 mengungsi ke Jerman. Saat ini Saad Yaghi kuliah jurnalistik di kota Dortmund.
Bagi Saad Yaghi, menunjukkan solidaritas kepada pengungsi Ukraina adalah sebuah kewajiban.
"Tahun 2014 di Ukraina ada aksi demonstrasi besar dan saya lihat ada bendera Suriah yang dikibarkan para demonstran di sana. Orang Ukraina waktu itu menunjukkan solidaritasnya dengan kami," katanya.
Baca Juga: 3,4 Juta Orang Tinggalkan Ukraina, PBB Sebut Total Pengungsi Tembus 10 Juta
"Sekarang, kami harus membalas solidaritas itu." Di akun Twitternya, dia mengirim foto tanda solidaritas. Saad mengatakan, dia juga punya banyak teman orang Rusia yang tidak setuju dengan serangan ke Ukraina.
"Mereka menceritakan, banyak kenalan mereka di Rusia yang ditangkap karena menentang politik Putin. Banyak yang dipukuli dan mungkin juga ada yang dibunuh," katanya.
Hari Sabtu (19/03), para pengungsi Suriah di Jerman merencanakan aksi peringatan 11 tahun perang di negaranya, sekaligus menunjukkan solidaritas mereka kepada Ukraina. "Kami tidak ingin lebih banyak orang mati di sana, sebelum Putin berhenti," kata Saad Yaghi. (hp/ha)
Berita Terkait
-
Era Baru Suriah? 81.000 Pengungsi di Turki Pilih Kembali ke Tanah Air
-
Dimakamkan Bak Pahlawan, Mahasiswa Zambia Tewas Di Ukraina Usai Jadi Tentara Bayaran Rusia
-
Seruan Jokowi, Zelensky, dan Modi di KTT G20: Hentikan Perang di Ukraina
-
Hadiri KTT G20 Secara Virtual, Presiden Ukraina Serukan Penghentian Perang
-
Putin Serukan Mobilisasi 300.000 Tentara untuk Perang di Ukraina
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Demi Generasi Digital Sehat: Fraksi Nasdem Dukung Penuh RUU Perlindungan Siber, Apa Isinya?
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Pemerintah Kaji Amnesti untuk Pengedar Narkotika Skala Kecil, Ini Kata Yusril
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?