Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan mobilisasi militer, meski tidak dalam skala penuh, dengan menyatakan mereka yang terdaftar sebagai tentara cadangan akan dipanggil.
Putin mengatakan pasukan Rusia menghadapi operasi militer di barat, di garis depan sepanjang 1.000 kilometer di Ukraina.
"Saya kira penting untuk mendukung usul Kementerian Pertahanan untuk melakukan mobilisasi [militer], bukan dalam skala penuh, di Rusia. Saya ulangi: mobilisasi secara parsial. Hanya mereka yang terdaftar sebagai tentara cadangan yang akan dipanggil," kata Putin dalam pidato nasional, hari Kamis (21/09).
"Prioritasnya adalah mereka yang pernah berdinas di angkatan bersenjata, punya pengalaman dan keterampilan militer," kata Putin.
Sebelum dikirim ke medan-medan pertempuran, tentara cadangan ini akan menerima pelatihan.
Ia menambahkan dekrit mobilisasi militer secara parsial sudah ditandatangani.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, ada sekitar dua juta tentara cadangan di negara tersebut.
Beberapa laporan menyebutkan, jumlah yang dipanggil saat ini sekitar 300.000 personel.
Baca juga:
Baca Juga: Buka Lagi, Gerai McDonald's di Ukraina Langsung Diserbu Pembeli
- Mengapa Rusia kehilangan banyak tank di Ukraina?
- Mungkinkah Rusia menggunakan senjata kimia di Ukraina?
- Apakah orang-orang Rusia benar-benar mendukung invasi?
Dalam kesempatan ini, Putin mengatakan Rusia akan mendukung referendum di Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia untuk bergabung dengan Federasi Rusia.
Ia menuduh Barat "memulai perang melawan Rusia di Ukraina pada 2014".
"Kebijakan agresif anti-Rusia yang diambil Barat telah melampaui batas," kata Putin. Ia menuduh Barat berencana "menghancurkan Rusia dan menggunakan nuklir untuk menekan Rusia".
Ia mengatakan "akan menggunakan semua sumber daya yang ada" dan mereka yang menekan atau mengancam Rusia akan menghadapi bumerang.
Secara eksplisit, ia mengatakan "dirinya sedang tidak menggertak."
"Saya ingin mengingatkan ... Rusia memiliki banyak senjata penghancur, dan untuk beberapa jenis, lebih modern dari yang dimiliki negara-negara NATO," kata Putin.
"Jika integritas teritorial kita terancam, tak diragukan lagi kita akan mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk melindungi Rusia dan rakyat Rusia. Ini bukan gertakan," katanya.
Putin 'panik'
Menanggapi pengumuman Putin, penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan hasil perang Rusia di Ukraina tidak seperti yang diharapkan Moskow.
Ia menggambarkan mobilisasi militer ini sebagai keputusan yang "sangat tidak populer".
Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, sementara itu menyebut Presiden Putin "panik". Reaksi senada juga disampaikan oleh duta besar Amerika Serikat di Ukraina, Bridget Brink, yang menggambarkan keputusan Putin sebagai "tanda-tanda kelemahan Rusia".
Di Beijing, pemerintah China menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog untuk mengakhiri krisis Ukraina.
"Terkait krisis di Ukraina, posisi pemerintah China sudah jelas. Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menyepakati gencatan senjata dan mengakhiri perang melalui negosiasi dan dialog," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.
Ditambahkan, China ingin semua pihak menemukan jalan keluar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan sesegera mungkin.
"Kami berharap masyarakat internasional akan membantu menciptakan kondisi dan ruang untuk mencapai tujuan tersebut," kata Wang Wenbi.
Pengumuman mobilisasi militer dikeluarkan ketika militer Ukraina menguasai kembali sejumlah kota dan kawasan di timur, yang sebelumnya direbut dan dikuasai pasukan Rusia.
Berita Terkait
-
Trump 'Ngebet' Caplok 4 Juta Barel Minyak Venezuela, China dan Rusia Geram
-
Sedan Mewah BMW Disulap Jadi Senjata Mematikan di Perang Rusia vs Ukraina, Ini Penampakannya
-
Sinyal Kuat dari Kremlin: Putin Jawab Langsung Undangan Prabowo, Siap Datang ke Indonesia
-
Putin Sampaikan Belasungkawa Terkait Bencana Banjir, Prabowo: Kami Bisa Menghadapi Ini dengan Baik
-
Prabowo Ungkap Alasan Sebenarnya di Balik Kunjungan ke Moskow Bertemu Putin
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana
-
Profil Amal Said, Dosen Viral Ludahi Pegawai Kasir Terancam Dipenjara
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai
-
Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota, Arus Arah Slipi Macet Panjang hingga 4 Kilometer!
-
Bukti Kehadiran Negara, Kemen PU Turun Langsung Bersihkan Pesantren Darul Mukhlisin
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?
-
Istana Dukung Langkah Pemda Larang Pesta Kembang Api di Perayaan Tahun Baru