Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengklaim 110 juta masyarakat mendukung penundaan Pemilu 2024.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Public Policy & Law Studies Centre Farco Siswiyanto mempertanyakan
apakah 110 juta akun pengguna media sosial yang diklaim Luhut asli atau hanya robot.
"Itu akun real atau akun robot?. Ini perlu diketahui bersama," ujar Farco dalam webinar "Penundaan Pemilu : Tinjauan Aspek Hukum dan Politik," secara virtual, Senin (21/3/2022)
Farco menuturkan bahwa dampak penundaan Pemilu 2024 di masyarakat juga harus dilihat.
"Dampak yang diperoleh dari suatu kebijakan ini seperti apa, ketika memang pemilihan umum ini ditunda pelaksanaannya, maka apakah ini memiliki dampak secara masif di tengah masyarakat," tutur Farco.
Ia juga menyoroti alasan penundaan Pemilu karena untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Menurutnya perekonomian baru tumbuh saat ini setelah sempat minus di 2020.
"Secara fakta kita lihat, percepatan vaksin 1 dan 2 , 3 sudah dilakukan, kemudian lembaga survei menyatakan masyarakat puas terhadap presiden Joko Widodo, kemudian ekonomi dengan demikian ekonomi tumbuh 3,69% setelah sempat - 2,07% di tahun tahun 2020. Apakah faktor ekonomi ini bisa dikatakan sebagai alasan?," papar Farco.
Bahkan Farco menyebut saat ini ada wacana bahwa Indonesia akan beralih dari pandrmi ke endemi. Ia menegaskan alasan penundaan Pemilu yang digaungkan pembantu Presiden Jokowi untuk pemulihan ekonomi kurang tepat.
"Ketika kita semua ini pandemi ini bahkan ada wacana ke endemi. Saya kira ketika gunakan alasan ekonomi kurang tepat, karena beberapa faktor telah kita lihat," katanya.
Baca Juga: Tolak Pemilu Ditunda, Perludem soal Big Data Luhut soal 110 Juta Warga: Basis Datanya Tak Jelas
Berita Terkait
-
Haris Azhar dan Fatia Jadi Tersangka, Rizal Ramli: Luhut Sudah Lupa Ajaran Gus Dur
-
Jadi Tersangka Kasus Pencemaran Nama Baik, Fatia Minta Luhut Cabut Laporan: Buka Fakta kalau Tak Terbukti
-
Tolak Pemilu Ditunda, Perludem soal Big Data Luhut soal 110 Juta Warga: Basis Datanya Tak Jelas
-
Ngaku Siap Ditahan Kasus "Lord Luhut", Fatia KontraS: Saya Sih Terima-terima Saja, Cuma...
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara