Suara.com - Perseteruan Direktur Lokataru Haris Azhar dan Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti versus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, memasuki babak baru.
Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik oleh Luhut Binsar Pandjaitan, beberapa waktu lalu.
Sejumlah kalangan menyatakan, penetapan Haris dan Fatia sebagai tersangka merupakan bentuk pembungkaman terhadap kekritisan masyarakat.
Bagaimana perjalanan kasus Hari-Fatia versus Luhut? Berikut ulasannya.
1. Berawal dari video YouTube
Pada Agustus 2021 lalu, melalui Channel Youtubenya, Haris Azhar mengunggah sebuah video yang berjudul “Ada Lord Luhut dibalik Rekasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga ada”.
Dalam video itu disebutkan bahwa ada permainan penguasaan tambang. Hal tersebut diungkap berdasarkan laporan dari sejumlah gabungan LSM seperti YLBHI, Walhi, LBH Papua, KontraS, JATAM Greenpeace, dan lain sebagainya.
Laporan tersebut bertajuk “Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya”.
Dalam laporan itu disebutkan, ada sejumlah perusahaan yang diduga menguasai konsesi lahan tambang di Blok Wabu. Salah satu diantara perusahaan tersebut yakni PT Madinah Qurrata’ain, yang diduga terkait dengan Toba Sejahtera Group. Dimana salah satu pemilik sahamnya adalah Luhut.
Baca Juga: Pengacara Haris Azhar: Kepolisian Punya Kewenangan Hentikan Kasus Pencemaran Nama Baik Luhut
Atas dasar itulah, nama Luhut Binsar Pandjaitan terseret dalam video tersebut.
2. Luhut Somasi Haris Azhar dan Fatia
Video tersebut mendapatkan respon dari Luhut Binsar Pandjaitan. Jubir Kemenko Marves, Jodi Mahardi menyatakan, video yang diunggah di channel YouTube Haris Azhar tersebut cenderung bernada tendensius, bahkan mengarah pada pembunuhan karakter, pembentukan opini, hingga fitnah dan penghinaan. Atas dasar itulah, pada 26 Agustus 2021, Luhut mensomasi Haris Azhar dan Fatia.
Pengacara Luhut, Juniver Girsang memberi waktu 5x24 jam kepada Haris dan Fatia untuk menjawab somasi tersebut.
3. Luhut Laporkan Haris dan Fatia ke Polisi
Setelah somasi dilayangkan, [ada 30 Agustus 2021, Haris dan Fatia telah memberikan surat jawaban kepada Juniver Girsang. Namun Juniver menyatakan, jawaban tersebut tidak menjawab isi dari somasi yang dilayangkan Luhut.
Alhasil, pada 22 September 2021, Luhut melaporkan Haris Azhar dan Fatia ke Polda Metro jaya. Tak hanya itu, Luhut juga menuntut Haris dan Fatia membayar uang sebesar Rp100 miliar.
4. Polisi memproses laporan Luhut
Polisi lantas memproses laporan tersebut, dengan memeriksa Luhut pada 27 September 2021. Oleh kepolisian, Luhut diperiksa selama satu jam. Luhut menyatakan, dalam pemeriksaan itu, ia juga menyerahkan sejumlah barang bukti pada penyidik.
Ia menegaskan, pemeriksaan atas dirinya ini juga menjadi pelajaran bagi Haris dan Fatia, agar tida melakukan fitnah atas dirinya dengan dalih kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi.
5. Beberapa kali coba mediasi, namun gagal
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan perseteruan antara Haris-Fatia dan Luhut, adalah dengan cara melakukan mediasi. Mediasi tersebut dilakukan oleh Polda Metro jaya beberapa kali, namun tak pernah menemui kata sepakat, alias jalan buntu.
Setelah beberapa kali melakukan mediasi, akhirnya Luhut merasa tak perlu lagi melakukan upaya tersebut, dan langsung saja bertemu di pengadilan.
6. Polisi periksa Haris Azhar dan Fatia
Pada Senin, 22 Novemberber 2022, Polda Metro Jaya memeriksa Haris Azhar dan Fatia. Keduanya memberikan klarifikasi secara tertulis kepada polisi, yang berisi mengenai channel YouTube miliknya dan peruntukkannya, serta mengenai materi yang dibahas, yang menjadi keberatan Luhut.
7. Laporan Luhut naik ke penyidikan
Pada Desember 2021, polisi menaikkan status perkara antara Luhut dengan Haris dan Fatia ke penyidikan. Meski begitu, kepolisian belum menetapkan tersangka. Namun, dengan naiknya kasus ini ke penyidikan, hal tersebut menandakan, penyidik meyakini ada tindak pidana dalam perkara ini.
8. Haris dan Fatia dijemput paksa
Pada pertengahan Januari 2022, kepolisian menjemput paksa Haris dan Fatia. Fatia menolak dengan tegas penjemputan paksa tersebut, karena ia menyatakan akan hadir di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan, pada hari yang sama. Meski begitu, terdapat satu mobil polisi yang berjaga di kediaman Fatia.
Sementara Haris Azhar dijemput paksa di kantornya, di bilangan Pulogadung, Jakarta Timur. Ia sempat mempertanyakan alasan penjemputan paksa tersebut, namun menurut Haris, penyidik tak bisa memberikan penjelasan.
9. Haris-Fatia jadi tersangka
Pada Senin, 21 Maret 2022, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyati ditetapkan sebagai tersangka, atas kasusnya dengan Luhut Binsar Pandjaitan. Pengacara keduanya, Julius Ibrani menyatakan ada sejumlah kejanggalan dalan penetapan Haris dan Fatia sebagai tersangka.
Salah satunya adalah tidak jelasnya barang bukti yang dimiliki penyidik untuk menetapkan keduanya menjadi tersangka.
Lalu tidak pernah ada data atau informasi tandingan dari pihak Luhut, untuk membantah hasil kajian sejumlah LSM yang menjadi pembahasan di kanal YouTube Haris Azhar.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Berita Terkait
-
Bela Haris Azhar-Fathia, Usman Hamid: Menko Kemaritiman dan Investasi Seperti Menteri yang Paling Besar Kekuatannya
-
Softbank Dipastikan Batal, Giliran Singapura 'Dirayu' Luhut Ikut Bangun IKN Nusantara
-
Rizal Ramli Sindir Luhut soal Tunda Pemilu 2024: Mau Jadi Harmoko Jilid II, Sing Elinglah!
-
Pengacara Haris Azhar: Kepolisian Punya Kewenangan Hentikan Kasus Pencemaran Nama Baik Luhut
-
Diperiksa 8 Jam Dalam Kasus Luhut, Begini Respon Polisi saat Dengar Jawaban Haris Azhar
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra