Suara.com - Di tengah masih berlangsungnya aksi militer Rusia di wilayah Ukraina, termasuk melibatkan penggunaan senjata rudal hipersonik, pihak Rusia kembali mengarahkan tudingan akan keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam apa yang diduga sebagai pengembangan senjata biologis di Ukraina.
Hal itu sebagaimana antara lain disebarluaskan melalui keterangan tertulis dalam sesi jumpa pers di kediaman resmi Duta Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (23/3/2022). Dalam konferensi pers ini, selain Dubes Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva, turut hadir Atase Pertahanan Sergey Zhevnovatyi, serta staf Kedubes Rusia lainnya.
"Dengan dukungan administrative (pemerintahan) dan keuangan AS, sebuah jaringan yang terdiri dari 30 laboratorium biologi berfungsi di wilayah Ukraina sejak tahun 2014," demikian bunyi keterangan tertulis tersebut di bagian awal.
"Pemesan penelitian itu adalah Defense Threat Reduction Agency di bawah Kementerian Pertahanan AS," tulis keterangan itu pula.
Pihak Rusia lantas menjelaskan bahwa berbagai data mengenai itu, justru mereka dapatkan setelah melakukan operasi militer di Ukraina, dari para staf laboratorium yang memberikan dokumen-dokumennya kepada Rusia. Termasuk keterangan bahwa ada upaya penghapusan segera terhadap semua informasi mengenai apa yang mereka sebut sebagai "program biologi militer" tersebut.
Yang termasuk menarik perhatian secara khusus, menurut keterangan dari Kedubes Rusia pula, adalah sebuah proyek yang bernama "UP-4". Disebutkan bahwa proyek ini bertujuan menentukan penyakit burung yang paling berbahaya dan mempunyai potensi besar untuk destabilisasi suasana epidemiologi di wilayah tertentu, selain juga untuk penelitian jalur-jalur migrasi burung.
"Dua hal ini dibuktikan oleh fakta adanya penangkapan burung pada wilayah Rusia dan pengangkatan mereka ke Ukraina serta monitor jalur kembali mereka," tulis pihak Kedubes Rusia dalam rilis tersebut.
"Pelaksanaan penelitian semacam itu membuktikan bahwa para ahli biologi militer AS dan Ukraina hendak memakai burung sebagai senjata penularan massal," sambung keterangan tersebut.
"Pendekatan itu adalah salah satu yang nekat, tidak berperikemanusiaan dan sama sekali tidak bertanggung jawab (dalam) cara berperang," tambahnya.
Baca Juga: Dubes Rusia: Jika Rusia Dikeluarkan dari G20, Tujuan Presidensi Indonesia Akan Sulit Tercapai
Untuk diketahui, klaim atau tudingan Rusia soal laboratorium biologis yang didukung AS ini sendiri sudah disampaikan sejak beberapa pekan lalu, serta telah pula mendapat bantahan dari pihak AS. Setidaknya, keterangan berisi bantahan pernah disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki.
"Kami mencatat klaim palsu Rusia tentang dugaan laboratorium senjata biologis AS dan pengembangan senjata kimia di Ukraina," kata Jen Psaki dalam serangkaian cuitannya, dua pekan lalu.
Dalam jumpa pers Rabu (23/3) ini sendiri, Dubes Lyudmila Georgievna Vorobieva juga sempat menyerukan untuk tidak mudah percaya pada pernyataan dan propaganda Barat, termasuk pada apa yang diberitakan oleh media-media mainstream di negara-negara Barat.
"Soal kehancuran gedung-gedung atau bangunan sipil, yang banyak dimuat dan disebarluaskan okeh media-media mainstream negara Barat, itu sebagian besar adalah palsu (fakes)," tegas Dubes Rusia, sebelum kemudian dilanjutkan oleh stafnya dengan menunjukkan beberapa gambar/video lainnya buatan Ukraina yang juga disebut hoaks.
Tag
Berita Terkait
-
Berangkat ke Brussels Hari Ini, Joe Biden Bakal Bahas Sanksi Baru untuk Rusia
-
Dubes Rusia: Jika Rusia Dikeluarkan dari G20, Tujuan Presidensi Indonesia Akan Sulit Tercapai
-
Presiden Ukraina Zelenskyy Sebut Ada Kemajuan Dalam Perundingan dengan Rusia Meskipun Berat
-
Performa Rusia di Medan Perang Disebut Suram, Apa Saja Kesalahan Militernya
-
Bakal Hadir Dua Versi Baru Lamborghini Huracan, Produsen Sebut Pasar Rusia Tergantikan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Tembus Proyek Strategis Nasional hingga Energi Hijau, Alumni UPN Angkatan 2002 Ini Banjir Apresiasi
-
Implementasi Pendidikan Gratis Pemprov Papua Tengah, SMKN 3 Mimika Kembalikan Seluruh Biaya
-
Boni Hargens: Reformasi Polri Harus Fokus pada Transformasi Budaya Institusional
-
Alarm Keras DPR ke Pemerintah: Jangan Denial Soal Bibit Siklon 93S, Tragedi Sumatra Cukup
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah