Suara.com - AS dan sekutunya tengah mempertimbangkan untuk menendang Rusia dari kelompok ekonomi G20, meski tampaknya anggota seperti Cina dan India menolak. Putin direncanakan akan tetap hadir di KTT G20 Bali akhir tahun ini.
Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya dilaporkan sedang mempertimbangkan, apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok ekonomi utama Kelompok G20 setelah invasinya ke Ukraina.
Tapi nampaknya tekanan untuk mendepak Rusia akan diveto negara anggota lain seperti Cina, India dan Arab Saudi.
Tema ini meningkatkan prospek beberapa negara akan absen dari pertemuan G20 tahun ini.
G20 bersama dengan Kelompok G7, yang hanya terdiri dari AS, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang, dan Inggris, adalah platform internasional utama untuk mengoordinasikan segala hal mulai dari aksi perubahan iklim hingga utang lintas batas.
Rusia saat ini menghadapi banyak sanksi internasional yang dipimpin oleh negara-negara Barat, yang bertujuan untuk mengisolasinya dari ekonomi global, termasuk secara khusus menutupnya dari sistem pembayaran bank global SWIFT dan membatasi transaksi oleh bank sentralnya.
"Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” kata sumber senior G7 dikutip dari kantor berita Reuters.
"Jika Rusia tetap menjadi anggota, itu akan menjadi organisasi yang kurang berguna."
Ketika ditanya apakah Presiden AS Joe Biden akan bergerak untuk mendorong Rusia keluar dari G20 saat dia bertemu dengan sekutu di Brussels pada hari Jumat (25/03), penasihat keamanan nasional Jake Sullivan swcara diplomatis mengatakan, AS berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya.
Baca Juga: Dubes Rusia Kabarkan Putin Ingin Hadir di KTT G20
"Kami percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa untuk Rusia di lembaga internasional dan dalam komunitas internasional,” kata Sullivan di Gedung Putih, Selasa (22/03).
Menanggapi hal ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, mengatakan Presiden Vladimir Putin tetap berencana hadir dalam KTT G20 yang akan berlangsung di Bali akhir 2022 ini.
Eropa desak Rusia dikecualikan dari G20 Sebuah sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi pembahasan tentang status Rusia pada pertemuan G20 mendatang, yang kursi kepemimpinannya saat ini dipegang Indonesia.
"Sudah sangat jelas bagi Indonesia, kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri yang akan datang akan sangat bermasalah bagi negara-negara Eropa,” kata sumber tersebut, seraya menambahkan tidak ada proses yang jelas untuk mengecualikan suatu negara.
Polandia pada hari Selasa (22/03) menyatakan, telah menyarankan kepada pejabat perdagangan AS bahwa mereka bisa menggantikan Rusia dalam kelompok G20 dan saran itu telah menerima "tanggapan positif."
"Selama pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, kami membuat pengajuan untuk mengecualikan Rusia dari G20, yang diterima dengan respons positif dan persetujuan, dan hal ini akan diserahkan kepada Presiden Biden," ujar Menteri Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Polandai Piotr Nowak.
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Presiden Ramaphosa Puji Indonesia: Sekutu Setia Sejak Era Anti-Apartheid!
- 
            
              Bos BI Sebut Negara Anggota G20 Mau Pulihkan Ekonomi Dunia
- 
            
              Sri Mulyani Serukan Globalisasi yang Adil di Forum G20
- 
            
              Review Film G20: Aksi Heroik Seorang Presiden dalam Menyelamatkan Dunia
- 
            
              Review Film G20: Aksi Heroik di Tengah Diplomasi dan Krisis Global
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
- 
            
              Proyek Whoosh Disorot KPK, Mahfud MD: Jokowi dan Para Menterinya Bisa Dimintai Keterangan
- 
            
              Bagaimana Kondisi Onad Saat Ditangkap Narkoba? Ini Kata Polisi
- 
            
              Kasus Korupsi Jual Beli PGN, KPK Sita Kantor dan Pipa Gas di Cilegon
- 
            
              Tuntut Keadilan Tragedi KM 50, FPI Gelar Aksi Damai di Depan Komnas HAM
- 
            
              Polisi Sita Batang Ganja hingga Papir dari Onad, Istri Ikut Diamankan!
- 
            
              Detik-detik Tanggul Baswedan Jebol, Warga Jati Padang: Kayak Tsunami Airnya Langsung Woosh!
- 
            
              Penyempitan Aliran Kali Bikin Tanggul Baswedan Jebol, Warga: Wali Kota Tolong Cek Dong!
- 
            
              Indonesia Telanjang Digital di Depan Cina: Kalau Mereka Matikan Internet Hari Ini, Selesai Kita
- 
            
              Pertalite Bikin Motor Mogok Massal di Jatim! DPR Geram, Pertamina Dipanggil
- 
            
              Onad Diciduk! Sisa Ganja di Plastik Jadi Bukti, Polisi Duga Ekstasi Ludes Dipakai