Suara.com - Menteri Pertahanan Christine Lambrecht mengatakan Jerman menghadapi konsekuensi dari realitas baru yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Dia menekankan kebutuhan Eropa untuk memiliki AS sebagai sekutu.
Lambrecht mengunjungi Washington pada hari Rabu (30/03) untuk membahas peran negaranya saat ini dalam kebijakan keamanan dan pertahanan global.
Sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Lambrecht berbicara pada pertemuan lembaga pemikir Dewan Atlantik, dan mengatakan Jerman menghadapi realitas baru dan konsekuensinya.
"Jerman akan mencapai tujuan perencanaan NATO – lebih cepat dari yang dijanjikan. Kami akan melaporkan dua tahun sebelumnya terkait kesiapan pasukan yang sudah direncanakan untuk ditempatkan pada 2025,” Lambrecht mencatat.
Lambrecht: Eropa membutuhkan AS sebagai sekutu
Meskipun poros utama untuk meningkatkan anggaran pertahanan sejalan dengan tujuan NATO dan memperkuat militernya sendiri setelah invasi Rusia ke Ukraina, Lambrecht mengatakan pilihan pertama Jerman akan selalu mengedepankan dialog.
"Kami tidak akan pernah bertindak sendirian. Kami akan tetap terintegrasi dengan erat di Uni Eropa, di NATO, di PBB," tambah Lambrecht.
Lambrecht memuji kepemimpinan Presiden AS Joe Biden dalam krisis politik global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, seraya menambahkan bahwa Eropa membutuhkan AS sebagai teman dan sekutu.
"Jika kita melihat hari ini bahwa rencana Putin tidak berhasil, maka kita juga berhutang budi pada persatuan yang mengesankan ini,” katanya, seraya mencatat bahwa semua upaya Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memecah belah Barat telah gagal.
Baca Juga: Jerman Akan Investasikan 4 Miliar Euro Untuk ''Perlindungan Iklim Alami''
Lambrecht menyoroti kritik atas komitmen Jerman untuk membantu Ukraina.
"Mengenai Ukraina, saya percaya Jerman telah menjadi pemasok senjata terbesar kedua,” tambahnya, tanpa memberikan rincian.
Austin mengapresiasi Jerman atas "peran kepemimpinan yang sangat besar" yang telah diambilnya sejak awal perang di Ukraina.
Dia juga mengatakan keputusan Berlin untuk membalikkan kebijakan lama dan mengirim senjata ke Kyiv adalah langkah "berani dan bersejarah" yang membuat negara-negara lain mengambil tindakan serupa.
Jerman bisa mengirim lebih banyak senjata Surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung (SZ) melaporkan pada hari Rabu (30/03) bahwa pemerintah Jerman saat ini memiliki daftar persenjataan senilai sekitar €300 juta (Rp4,8 triliun) yang siap dikirim ke Ukraina dalam waktu dekat.
Lambrecht diyakini "tidak keberatan" tentang pengiriman senjata tersebut, SZ melaporkan, mengutip dari sumber-sumber Kementerian Pertahanan Jerman.
Berita Terkait
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Jamie Carragher Tiba-tiba Melunak, Bujuk Mo Salah Balik Lagi ke Liverpool
-
Bongkar Taktik Aston Villa, Bikin Panik Arsenal dan Man City di Perebutan Gelar Premier League
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Pep Guardiola Pastikan James Trafford Tetap di Manchester City, Chelsea Gigit Jari
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar