Suara.com - Sub varian Omicron BA.2 menyebar dengan cepat beberapa bulan belakangan. Para ahli mencemaskan proteksi dari vaksinasi maupun penyintas akan melemah seiring waktu. Apakah kita bisa terinfeksi ulang Omicron?
Mereka yang terinfeksi virus corona varían Omicron beberapa bulan lalu dan sembuh, akan merasakan eforia imunitas dari antibodi yang dipicu infeksi COVID-19 tersebut. Bahkan penyintas yang sudah mendapat vaksinasi booster akan merasa lebih terlindungi.
Namun, para ahli virologi juga mengamati tingkat perlindungan antibodi secara berangsur menurun seiring perjalanan waktu.
Pada beberapa kasus bahkan dalam jangka waktu relatif singkat. Yang lebih mencemaskan para ahli saat ini terkait menurunya imunitas, adalah penyebaran cepat sub varian baru Omicron yang disebut BA.2.
Virus sub varian ini diduga lebih cepat menular dibanding varian Omicron sebelumnya yang disebut BA.1 Ketika varian Omicron BA.1 menyebar cepat di seluruh dunia pada akhir tahun 2021 lalu, para ahli mengamati dengan khawatir lonjakan drastis kasus infeksi COVID-19 global.
Omicron memang memicu gejala yang lebih ringan, tetapi jauh lebih gampang menular. Orang yang sudah mendapat booster alias divaksinasi tiga kali atau para penyintas COVID-19 varian lain, dilaporkan tidak terhindar dari infeksi Omicron.
Kini subvarian BA.2 muncul dan diduga lebih menular lagi dibanding varian Omicron pertama yang disebut BA.1. Bisa terinfeksi ulang Omicron? Data awal dari Inggris menunjukkan, beberapa pasien terinfeksi dua kali, yakni oleh Omicron varian asli BA.1 dan subvarian BA.2.
Juga para dokter di Vanderbilt University Medical Center di AS kepada DW mengatakan, mengamati ada beberapa kasus pasien yang terinfeksi ulang Omicron. Namun, Shira Doron, seorang dokter yang aktif menangani pasien dan asisten professor dari Tufts University School of Medicine di AS membantah data itu.
"Saya sama sekali belum pernah melihat kasus infeksi ulang Omicron”, katanya. Doron menyebutkan, kasus yang dilaporkan sebagai infeksi ulang, faktanya mungkin saja kasus "positif yang keliru”.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Anak-anak Kurang Efektif Lawan Varian Omicron, Ini Kata Peneliti!
"Jika saya mendapat laporan seseorang terinfeksi ulang, saya selalu mengundang mereka untuk melakukan tes ulang. Dan kebanyakan hasil tes ulang negatif,” papar dokter Doron.
Kasus sangat langka Walau ada pro dan kontra infeksi ulang virus Omicron, sebuah hasil riset dari Denmark yang dirilis akhir Februari lalu menyimpulkan, infeksi ulang Omicron bisa terjadi, walau kasusnya sangat langka.
Riset menganalisis data sekitar 1,8 juta kasus saat gelombang infeksi virus Omicron antara akhir November 2021 hingga pertengahan Februari 2022. Hasilnya, di sepanjang durasi penelitian, tercatat 187 kasus terinfeksi ulang COVID-19.
Dari seluruh kasus terinfeksi ulang, ada 47 kasus pasien yang terinfeksi kedua varian Omicron BA.1 dan BA.2.
Juga penelitian di Israel terhadap 2,8 juta penyintas COVID-19 dalam durasi pendek, sekitar dua bulan setelah mereka sembuh, menunjukkan hanya ada ratusan kasus infeksi ulang.
Jadi rasionya sangat rendah, 47 kasus dari 1,8 juta di Denmark, dan ratusan dari 2,5 juta di Israel, mengindikasikan kasus infeksi ulang sangat langka. Namun, hal itu diyakini akan terus berubah, seiring makin banyaknya data yang dikoleksi.
Berita Terkait
-
Media Malaysia Lega Bisa Salip Timnas Indonesia di Ranking FIFA
-
Banyak Pemain Sayap, tapi Mengapa Miliano Jonathans Berbeda dan Layak Jadi Andalan Kluivert?
-
Dewa 19 Band Terlaris Diputar di Spotify, Kangkangi Slank hingga Gigi
-
Kekayaan Amanda Manopo dan Kenny Austin yang Menikah di Hotel Mewah Bintang 5
-
Gaji ASN Naik dalam Perpres Nomor 79 Tahun 2025, Pensiunan Apakah Dapat Kenaikan?
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
Terkini
-
Guru Besar UI Soal Pertemuan JokowiAbu Bakar Baasyir: Tak Masalah, Tapi Harus Dipantau BNPT
-
Di Bawah Presiden Baru, Suriah Ingin Belajar Islam Moderat dan Pancasila dari Indonesia
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Biaya Sewa Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Pramono Anung Janji Tak Ada Penggusuran!
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Indonesia Jadi Prioritas! Makau Gelar Promosi Besar-besaran di Jakarta
-
Cak Imin Bentuk Satgas Audit dan Rehabilitasi Gedung Pesantren Rawan Ambruk
-
Semarang Siap Jadi Percontohan, TPA Jatibarang Bakal Ubah Sampah Jadi Energi Listrik
-
Ragunan Buka hingga Malam Hari, Pramono Anung: Silakan Pacaran Baik-Baik
-
Skandal Robot Trading Fahrenheit: Usai Kajari Jakbar Dicopot, Kejagung Buka Peluang Pemecatan