Suara.com - Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga memberikan komentar mengenai pernyataan Benny K Harman.
Benny K Harman sebelumnya menilai bahwa posisi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terkesan seperti perdana menteri.
Pasalnya, Luhut dinilai sering melakukan tugas yang bukan tupoksinya.
"Luhut selama menjadi Menko Marves terlihat memang banyak melaksanakan tugas yang bukan tugas dan fungsinya (tupoksi, red)," kata Jamiluddin, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Sabtu (3/4/2022).
Diketahui, Luhut dinilai selalu melakukan tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal, penugasan negara tersebut terkadang bukan tupoksi Menko Marves.
Menurut Jamiluddin, hal tersebut lantaran Jokowi selalu mempercayakan penugasan negara kepada Luhut.
Contohnya, saat Luhut dipercaya Jokowi menjadi koordinator penanganan pandemi covid-19.
"Itu membuat Luhut jadi masuk hampir ke semua bidang," imbuhnya.
Baca Juga: Setelah Pertamax, Harga Pertalite Dan LPG 3 Kilogram Disinyalkan Akan Naik
Menurutnya, hal tersebut cukup membuat bingung. Lantaran, secara formal Luhut hanya bertugas sebagai Menko Marves.
Jamiluddin menilai hal tersebut menyebabkan banyak pihak menilai Luhut seperti melaksanakan peran perdana menteri.
"Ini akan berdampak terhadap kepemimpinan presiden," jelasnya.
Selain itu, Jamiluddin mengatakan bahwa peran Luhut dalam kabinet Jokowi memiliki dampak pada turunnya wibawa presiden di mata masyarakat.
"Selain itu, peran Luhut yang besar juga dapat memengaruhi solidaritas kabinet," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Jamiluddin memberikan saran agar peran Luhut dikurangi.
"Hal itu diperlukan agar nahkoda di negeri ini hanya satu dan kabinet Jokowi tetap solid," ujarnya.
Tag
Berita Terkait
-
Australia akan Kirim Kendaraan Bersenjata Bushmaster ke Ukraina
-
Tindaklanjuti Arahan Jokowi, Bupati Aceh Barat Larang Rumah Sakit Pakai Tempat Tidur Impor untuk Pasien
-
Setelah Pertamax, Harga Pertalite Dan LPG 3 Kilogram Disinyalkan Akan Naik
-
Mahasiswa Ultimatum Jokowi, Dua Hari Tak Keluarkan Pernyataan Resmi Tolak Tunda Pemilu Bakal Didemo Lagi
-
Gegara Pawang Hujan, Erick Tohir dan Jokowi Kena Sentil Pendeta Gilbert: Jangan Kaget Bangsa Akan Terus Ada Darah
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
Aksi Sadis Cucu Pemilik Kios Pecel Lele di Bogor, Nenek dan Pamannya Dibakar Hidup-hidup!
-
Mahfud MD Bongkar Alasan Sri Mulyani Nyaris Mundur: Kecewa Rumah Dijarah, Negara Tak Lindungi
-
Fadli Zon Digugat ke Pengadilan, Korban Pemerkosaan 1998 Titipkan Pesan Mendalam!
-
Sikap Rahayu Saraswati Bikin Rocky Gerung Kagum: Contoh Baru Etika Politisi
-
Gentlemen vs Drama: Perang Ucapan Lisa Mariana dan Ridwan Kamil Soal Tes DNA Ulang di Singapura
-
Gibran 'Cari Poin' Saat Demo Rusuh? Refly Harun Sebut Potensi 'Musuh dalam Selimut'
-
Keluarga Arya Daru Minta Perlindungan LPSK Usai 'Diteror' lewat Makam dan Pesan Misterius
-
Penyidik Kejaksaan Agung Ikut Sita Aset Milik Megawati dalam Kasus Korupsi PT Sritex
-
Penyangkalan Pemerkosaan Massal 1998 Berbuntut Panjang, Fadli Zon Digugat ke Pengadilan
-
Waspada Hujan Petir! BMKG Rilis Peringatan Cuaca 12 September 2025 di Bandung hingga Pontianak