Suara.com - Kremlin membantah segala tuduhan mengenai apa yang terjadi di Bucha, Ukraina: mulai dari foto-foto jenazah yang bergelimpangan di jalan, kuburan massal, dan keterangan mengerikan dari para saksi. Televisi nasional Rusia pun terus mengulang narasi tersebut.
Sejak bukti mengenai kekejaman Rusia di kota-kota sekitar Kyiv muncul, media negara itu berupaya keras mendiskreditkan laporan tersebut sebagai rekayasa dan kebohongan yang diciptakan oleh Ukraina dan Barat.
Menyaksikan tayangan televisi Rusia dalam beberapa minggu terakhir sudah seperti memasuki dunia paralel yang aneh, di mana pembawa berita dan pakar membahas "operasi militer khusus" yang sukses di Ukraina.
Tidak ada perang, tentara Rusia yang heroik hanya membela tanah air dengan berhati-hati agar tidak menyerang warga sipil.
Baca juga:
- Pembantaian Bucha: Apa yang diketahui sejauh ini?
- 'Saya melihat tentara Rusia menembak mati ayah' - Kesaksian remaja Bucha
- Biden desak Putin diadili atas kejahatan perang usai muncul bukti kekejaman atas warga sipil di Bucha
Sebelumnya, Ukraina mengatakan lebih dari 300 warga sipil dibunuh oleh Rusia di Bucha dan Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan genosida. Namun Moskow membantah tuduhan itu mentah-mentah.
Foto-foto dari jalanan Bucha yang dipenuhi jenazah mengagetkan dunia internasional, di mana beberapa korban tampaknya ditembak di bagian belakang kepala dengan kondisi tangan terikat.
Taktik klasik
Media Rusia menyiarkan rekaman mengerikan mengenai apa yang terjadi di Bucha, tetapi penonton diberitahu bahwa situasi itu diciptakan oleh pejabat Ukraina dengan bantuan Barat.
"Ini dilakukan oleh para profesional, mungkin Inggris. Mereka yang terbaik di bidang operasi informasi," kata pengamat Gevorg Mirzaryan.
Baca Juga: Pembantaian Bucha: AS, Inggris, UE Umumkan Sanksi Baru Terhadap Rusia
"[Mereka tahu bagaimana] memposisikan tubuh-tubuh itu dengan benar, melakukan segalanya dengan benar, membentuk citra yang disukai Barat."
Sedangkan pembawa acara program bincang-bincang itu, Olesya Loseva mengatakan Bucha sengaja dipilih karena Presiden AS Joe Biden baru-baru ini menyebut Putin sebagai tukang jagal, sehingga "bagi orang-orang Amerika pernyataan itu harus jelas."
Ini adalah taktik klasik Kremlin menghadapi tuduhan serupa: menyangkal, menganggapnya salah, dan apabila memungkinkan, menyalahkan orang lain.
Beberapa media termasuk surat kabar pro-Kremlin, Komsomolskaya Pravda, menerbitkan laporan yang menuduh pasukan Ukraina atau kelompok militan lah yang mendalangi pembunuhan warga sipil di Bucha.
Surat kabar itu juga menuduh bahwa "propagandis Kyiv" dikendalikan oleh "kurator Barat". Mereka menyebut Inggris mendapat berita palsu mengenai tentara Rusia yang memperkosa perempuan Ukraina, kemudian BBC, The Guardian, serta Independent membantu mempromosikannya.
Mantan Presiden Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden Dewan Keamanan Rusia, juga menyampaikan hal serupa.
Medvedev bahkan menuduh angkatan bersenjata Ukraina membunuh warga sipil mereka sendiri "demi membuat Rusia tampak tidak manusiawi dan mendapat penghinaan tertinggi."
Sejak invasi dimulai, Vladimir Putin dan para pejabatnya selalu berupaya menggambarkan Ukraina sebagai agresor Barat yang mengancam Rusia.
Salah satunya dengan menuduh Ukraina mencoba mendapatkan senjata nuklir dan mengembangkan senjata biologis dengan bantuan Barat untuk melawan Rusia.
Diskusi pasukan Rusia
Sementara itu, media Jerman, Der Spiegel melaporkan bahwa pasukan Rusia terdengar turut mendiskusikan pembunuhan warga sipil di Bucha. Hal itu diketahui melalui pesan-pesan intersepsi yang didapat intelijen Jerman.
Menurut Der Spiegel, sejumlah saluran radio yang dilacak oleh badan intelijen BND tampak cocok dengan lokasi ditemukannya jenazah-jenazah di luar kota Kyiv.
BND sejauh ini belum menyampaikan pernyataan resmi terkait hal ini. Namun menurut Der Spiegel, informasi intelijen itu disampaikan BND dalam rapat dengan parlemen pada Rabu.
Lewat sebuah pesan radio yang disadap, tentara-tentara Rusia membahas mengenai interogasi orang-orang dan menembak mereka.
Dalam pesan lainnya, seorang tentara membahas penembakan terhadap seseorang yang mengendarai sepeda. Pesan ini cocok dengan foto yang menunjukkan seorang pengendara sepeda yang tewas di Bucha.
Dalam laporannya, Spiegel menyebutkan pesan-pesan itu juga menunjukkan bahwa tentara bayaran Rusia, Wagner, berperan kunci dalam pembunuhan di Bucha.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, "Memang benar bahwa [Jerman] memiliki indikasi atas perbuatan Rusia di Bucha."
"Namun, temuan di Bucha ini merujuk pada citra satelit. Transmisi radio tidak dapat secara jelas dihubungkan ke Bucha."
Baca juga:
- Satu keluarga kepala desa Ukraina ditemukan setengah terkubur
- Siapa anak-anak Presiden Putin yang turut diganjar sanksi oleh AS?
- Tentara Ukraina dikepung pasukan Rusia di Luhansk - 'Kami lebih cerdik, mereka cuma andalkan artileri'
Berapa banyak orang Rusia yang masih percaya Putin?
Bagi media Rusia, peristiwa yang terjadi di Bucha merupakan contoh lain dari agresi Ukraina, yakni "perang informasi".
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggambarkan peristiwa di Bucha sebagai fabrikasi Ukraina atas kejahatan perang Rusia dan "provokasi" yang mengancam keamanan internasional.
Sulit memperkirakan berapa banyak orang Rusia yang mempercayai klaim-klaim itu. Tidak ada media independen yang tersisa, sedangkan akses ke media sosial juga sangat dibatasi.
Jajak pendapat yang muncul belakangan ini menunjukkan dukungan tinggi pada Vladimir Putin dan "operasi militer khusus"-nya. Tetapi jajak pendapat yang independen sekali pun bisa jadi tidak akurat mengingat orang-orang Rusia sangat hati-hati mengungkapkan sentimen anti-Kremlin.
Unjuk rasa menentang perang yang sebelumnya berlangsung hampir setiap hari di jalanan pun telah berkurang.
Banyak orang yang memiliki akses ke sumber eksternal dan independen merasa ketakutan dan sangat malu dengan apa yang dilakukan Putin atas nama negara mereka.
Mereka berhadapan dengan mesin propaganda Kremlin yang kuat dan negara yang tidak menerima perbedaan pendapat.
Hanya ada satu suara di Rusia, dan suara itu milik Vladimir Putin.
Berita Terkait
-
Rasa ala Satria, Harga Mepet BeAT Bekas: Intip Fakta Unik Seputar Kawasaki Athlete 125
-
7 Daftar Olahraga Paling Populer di Indonesia Sepanjang Tahun 2025, Padel Jadi Bintang Utamanya
-
TNI Harus Swadaya Tangani Bencana, Ketua Banggar DPR Desak BNPB Lebih Gesit Koordinasi Anggaran
-
5 Pilihan Sneakers Ballet yang Lebih Murah dari Puma Speedcat Ballet
-
Ulasan Buku Merasa Dekat dengan Tuhan Itu Godaan yang Berat: Kritik Sosial dan Godaan Beragama
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
Terkini
-
Kondisi Terkini Bundaran HI Jelang Malam Tahun Baru 2026, Warga Mulai Merapat
-
Penjualan Terompet Tahun Baru di Asemka Sepi, Pedagang Keluhkan Larangan Kembang Api
-
Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru untuk Semua Wilayah di Indonesia
-
Dua Kunci Syahganda Nainggolan Agar Rakyat Kaya dalam 5 Tahun: Upah dan Redistribusi Tanah
-
Diteror Bom Molotov usai Kritik Pemerintah, Ini 7 Fakta Serangan di Rumah DJ Donny
-
Kenapa Penerima Bansos di Kantor Pos Harus Foto Diri dengan KTP dan KK? Ini Penjelasan Dirut PT Pos
-
Figur Publik Kritis Diteror, Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Soliditas: Warga Jaga Warga!
-
Malam Tahun Baru, KAI Commuter Tambah 26 Perjalanan KRL Jabodetabek hingga Dini Hari
-
TNI Harus Swadaya Tangani Bencana, Ketua Banggar DPR Desak BNPB Lebih Gesit Koordinasi Anggaran
-
Kortas Tipikor Tetapkan 3 Tersangka Korupsi PJUTS ESDM, Negara Rugi Rp19,5 Miliar!