Suara.com - Menlu Jerman Annalena Baerbock melawat ke Mali dan Niger demi menyelamatkan misi Uni Eropa. Intervensi militer melawan terorisme di kawasan Sahel, Afrika Barat, itu mengendur seiring menguatnya pengaruh Rusia di Mali.
Sebelum lawatannya ke Mali, Senin (11/4) Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock sudah melontarkan keraguan terhadap kelanjutan misi militer Jerman di negara republik Afrika Barat itu.
Menlu Jerman itu menyebutkan, junta militer di Bamako "sudah mempermainkan kepercayaan dunia internasional, terutama dengan memperlambat proses transisi demokrasi dan mempererat kerjasama pertahanan dengan Moskow.”
Baerbock menyampaikan hal itu kepada para wartawan sebelum bertolak ke Afrika. "Melanjutkan misi ini sebagaimana adanya menurut saya adalah sebuah kekeliruan,” imbuhnya.
Uni Eropa sudah menyatakan, menghentikan misi pelatihan militer terhadap angkatan bersenjata dan kepolisian Mali (EUTM).
Hal ini disampaikan Utusan Khusus Luar Negeri UE, Josep Borell, dalam sebuah konferensi pers di Brussels, Belgia pada Senin (11/4).
Namun begitu Borell meyakinkan, "kawasan Sahel masih menjadi prioritas. "Kami tidak sedang menyerah, jauh dari itu,” tambahnya. "Kami bahkan ingin memperkuat komitmen Uni Eropa di kawasan ini.”
Borell mengeluhkan junta militer Mali tidak mau "memberikan jaminan tidak adanya interfensi oleh Wagner Group terhadap misi UE” . Menurut utusan khusus LN UE itu, kelompok tentara bayaran asal Rusia "bertanggungjawab atas sejumlah insiden serius yang menewaskan puluhan warga sipil di Mali.”
Pembantaian Moura Hubungan antara Uni Eropa dan Mali memburuk, seiring penarikan mundur militer Prancis oleh Presiden Emmanuel Macron dari negara Afrika di kawasan Sahel itu pada Februari silam.
Baca Juga: Militer Prancis Hengkang, Mali Andalkan Tentara Bayaran Rusia
Situasi bertambah runyam ketika militer Mali dan Wagner Group dicurigai melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Desa Moura, akhir Maret lalu.
Dalam investigasinya, organisasi HAM internasional, Human Rights Watch melaporkan, sebanyak 300 warga sipil dieksekusi mati secara sistematis oleh serdadu Mali dan tertara bayaran Rusia karena dicurigai mendukung kelompok teroris.
Testimoni 27 warga Desa Moura menyebutkan, warga dikelompokkan secara terpisah sebelum digilir dipanggil untuk ditembak mati. Kebanyakan penyintas mengaku mengalami trauma, karena tidak tahu siapa yang akan mendapat panggilan maut tersebut.
Sebaliknya pemerintah Mali dan Rusia merayakan operasi militer di Moura sebagai sebuah kemenangan. Dalam keterangan persnya pada 1 April lalu, Kementerian Pertahanan di Bamako mengklaim, berhasil membunuh 203 "teroris” dan menangkap 51 lainnya.
Serangan dilancarkan antara 23 hingga 31 Maret 2022. Dukungan bergeser ke Niger Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, sementara itu mempertanyakan, "apakah ini adalah rejim yang ingin kita dukung?” Dia menontarkan retorika itu saat melawat ke barak militer Jerman di utara Provinsi Gao, Mali, Sabtu (9/4).
"Dan pertanyaan lain yang muncul apakah cara-cara yang digunakan (Mali dan Wagner Group) sudah sepaham dengan nilai-nilai kita, terutama jika melihat kekejian di Moura,” imbuh Lambrecht.
Berita Terkait
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Jamie Carragher Tiba-tiba Melunak, Bujuk Mo Salah Balik Lagi ke Liverpool
-
Bongkar Taktik Aston Villa, Bikin Panik Arsenal dan Man City di Perebutan Gelar Premier League
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Pep Guardiola Pastikan James Trafford Tetap di Manchester City, Chelsea Gigit Jari
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar