Suara.com - Militer Taiwan menerbitkan buku panduan untuk mempersiapkan penduduk terhadap ancaman invasi asing. Warga diarahkan untuk menyimpan bahan pangan dan mencatat lokasi bungker terdekat.
Buku setebal 28 halaman itu mengandung informasi "yang bisa digunakan masyarakat umum sebagai panduan darurat dalam skenario krisis militer atau bencana alam,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Sun Li-fang, Selasa (12/4).
Untuk pertamakalinya militer Taiwan menerbitkan buku panduan untuk bertahan hidup bagi warga sipil.
Mengadopsi panduan serupa yang sudah diterbitkan Swedia dan Jepang, pemerintah di Taipei juga mengarahkan warga untuk bisa membedakan antara sirene bencana dengan sirene tanda invasi.
Melalui pesan digital, warga juga menerima peta lokasi bungker-bungker perlindungan serangan bom yang sudah disiapkan.
"Panduan sipil ini dirancang untuk mempersiapkan diri terhadap perang atau bencana,” imbuh Liu Tai-yi, petinggi Badan Mobilisasi Pertahanan Nasional. Buku itu juga mencantumkan panduan berperilaku dalam skenario serangan udara, kebakaran, runtuhnya gedung dan pemadaman listrik.
"Kami berharap warga bisa mengingat di mana bungker terdekat sebelum bencana tiba,” imbuh Tai-yi.
Namun bagi anggota legislatif, Chen Po-wei, buku panduan yang diterbitkan militer tidak merinci negara mana yang berpotensi menjadi agresor, dan tipe orang seperti apa yang berpotensi menjadi musuh.
Buku itu, kata dia dalam sebuah unggahan di Facebook, hanya menggambarkan tugas pemerintah di masa perang.
Baca Juga: Militer Cina Gelar Latihan Perang di Dekat Taiwan
Bayang-bayang invasi Invasi Rusia terhadap Ukraina turut menyiagakan pemerintah di Taipei yang menghadapi ancaman serupa dari jirannya di barat. Negeri kepulauan itu dianggap sebagai provinsi Cina oleh Partai Komunis di Beijing dan sebabnya harus disatukan kembali.
Cina belakangan ini juga kian rajin mengirimkan angkatan perangnya ke Selat Taiwan. Menanggapi hal tersebut, Taipei sejak tahun lalu memobilisasi komponen cadangan untuk menjalani latihan intensif, serta menambah belanja senjata, antara lain jet tempur dan peluru kendali.
Taiwan juga sedang menggodok amandemen UU untuk menambah durasi wajib militer dari empat bulan menjadi satu tahun. Kegentingan di Taiwan ikut mengundang solidaritas diplomatik dari negara-negara barat.
Menyusul situasi di Ukraina, sekelompok anggota legislatif Swedia menyambangi Taipei untuk menyuarakan dukungan kepada Presiden Tsai Ing-wen. "Berhadapan dengan ekpansi autoritarianisme, mitra demokratis di seluruh dunia harus bersatu untuk mempertahankan gaya hidup kita,” kata Tsai kepada anggota delegasi, Selasa (12/4).
"Sudah merupakan kewajiban kami untuk berdiri bersama Taiwan dan melindungi kebebasan serta nilai-nilai demokratisnya dengan segala cara,” timpal Boriana Aberg, Ketua Kelompok Persahabatan Taiwan di parlemen Swedia. rzn/as (dpa,ap)
Berita Terkait
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Jamie Carragher Tiba-tiba Melunak, Bujuk Mo Salah Balik Lagi ke Liverpool
-
Bongkar Taktik Aston Villa, Bikin Panik Arsenal dan Man City di Perebutan Gelar Premier League
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Pep Guardiola Pastikan James Trafford Tetap di Manchester City, Chelsea Gigit Jari
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar