Suara.com - Yuriy Glodan baru saja meninggalkan apartemen dan keluarganya untuk pergi ke toko, lalu dia mendengar kabar ada ledakan di tempat tinggalnya itu.
Di pintu masuk blok apartemen, dia berteriak kepada polisi agar diizinkan masuk ke dalam bangunan yang sudah terbakar. Ketika dia sampai di apartemennya, dia menemukan jenazah istri dan ibu mertuanya yang tewas akibat serangan rudal Rusia yang menghantam tingkat-tingkat paling atas di gedung itu.
Jenazah anaknya, yang berusia tiga bulan bernama Kira, baru ditemukan kemudian. Dia melihatnya untuk pertama kali ketika kembali ke apartemennya pada hari Minggu.
Kematian tiga generasi dalam satu keluarga itu memicu kemarahan dan antipati di Ukraina, negara yang sudah terbiasa dengan perang yang sudah berlangsung selama dua bulan lebih.
Presiden Volodymir Zelensky terlihat marah ketika berkomentar tentang serangan yang menewaskan bayi Kira.
"Bagaimana seorang bayi bisa mengancam Rusia? Sepertinya membunuh anak-anak adalah ide baru Federasi Rusia," kata Zelensky dalam pidatonya kepada warga Ukraina. Dia menggambarkan orang-orang yang telah merencanakan dan melaksanakan serangan itu sebagai "bajingan".
Baca juga:
- Nekat ke 'neraka' Mariupol demi selamatkan ayah dan ibu
- Dikepung Rusia, pejuang dan warga sipil Mariupol 'terluka dan mati di dalam bunker'
- Cerita mualaf dan ketua muslimah Ukraina: 'Ramadan kali ini sangat memilukan, agama menguatkan kami'
Lima orang lainnya juga tewas dalam serangan rudal tersebut.
Pada Minggu (24/04), Yuriy kembali mengunjungi gedung apartemennya yang hancur untuk mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Album foto, koleksi sachet gula istrinya, dan catatan tulisan tangan. Dia juga menemukan kereta dorong bayinya dalam keadaan hancur berkeping-keping.
Baca Juga: Perang Ukraina dan Tindakan Pasukan Rusia: Kami Dijadikan Tameng Manusia
"Jika saya meninggalkan barang-barang ini begitu saja, ini akan dianggap sampah dan orang-orang akan membuangnya," kata Yuriy kepada BBC. "Saya mau menyimpannya sebagai kenang-kenangan."
Dia dan Valeria sudah menjadi pasangan suami istri selama sembilan tahun.
"Dia bisa menemukan kebahagiaan dalam kondisi apapun. Odesa adalah kota favoritnya. Dia bekerja sebagai humas dan dia bisa berkomunikasi dengan banyak orang dan memahami mereka. Saya juga mengaguminya sebagai penulis yang baik," ujar Yuriy sambil mengenang istrinya.
"Dia adalah ibu yang hebat, sekaligus teman dengan semua kualitas terbaik. Mustahil buat saya menemukan orang seperti Valeria. Dia sempurna. Dia adalah hadiah dari Tuhan yang diberikan hanya satu kali dalam hidup."
Kira lahir pada akhir Januari lalu, sebulan sebelum perang dimulai.
Sepekan setelahnya, Valeria membuat unggahan di Instagram, menuliskan bahwa dia hidup "dengan level kebahagiaan yang baru" setelah anak pertamanya itu lahir. "Sekarang, anak perempuan kami sudah satu bulan," tulis Valeria waktu itu. "Ini adalah 40 minggu terbaik dalam hidupku."
Yuriy menunjukkan foto-foto Kira di ponselnya kepada kami. Foto-foto itu dikirim oleh istrinya.
"Kami sangat bahagia ketika dia lahir," kata dia. "Saya berada di rumah sakit bersalin ketika dia melahirkan. Sangat sulit bagi saya untuk menyadari bahwa putri dan istri saya tidak lagi di sini. Kemarin, duniaku sudah dihancurkan oleh rudal Rusia."
Dia ingin dunia mengetahui apa yang terjadi pada keluarganya.
"Apa yang terjadi adalah duka bagi keluarga saya, bagi kota kami, bagi warga Ukraina. Ini adalah duka bagi peradaban. Saya berharap cerita kami bisa membantu menghentikan perang ini."
Saat kami pergi, dia memberi kami beberapa popok di tas gendongan, salah satu dari sedikit barang yang bisa dia selamatkan dari apartemennya.
"Tolong bawa ini," katanya kepada kami. "Berikan untuk amal. Saya tidak membutuhkannya sekarang."
Berita Terkait
-
Rusia Ancam Inggris dan Sekutunya Atas Keterlibatan dengan Perang Ukraina: Kami Akan Membunuh Mereka
-
Putin Tolak Mentah-Mentah Gencatan Senjata Usulan Trump, Apa Sebabnya?
-
Zelenskyy Klaim Eropa Bersatu Dukung Perdamaian Ukraina Pasca Ketegangan dengan Trump
-
Elon Musk Salahkan Zelensky atas Perang Ukraina: "Kejam dan Tidak Manusiawi!"
-
Serangan Drone Rusia Hujani Ukraina, Ibu Kota Kyiv Terdampak
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah