Suara.com - Jutaan perempuan di Amerika Serikat dapat kehilangan hak untuk aborsi, menurut bocoran dokumen Mahkamah Agung, kebocoran draf yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ratusan orang melakukan protes dan mengungkap kemarahan mereka di depan gedung MA, Washington DC, setelah kebocoran dokumen Roe v Wade, keputusan penting yang melegalkan aborsi lebih hampir lima dekade lalu. Pengunjuk rasa tandingan dalam jumlah yang lebih kecil muncul kemudian.
Dalam draft opini setebal 98 halaman, Hakim Samuel Alito menulis bahwa keputusan Roe v Wade tahun 1973 yang melegalkan aborsi di seluruh AS adalah "sangat salah".
Jika pengadilan tertinggi AS itu membatalkan keputusan tersebut, "undang-undang pemicu" dapat langsung membuat aborsi menjadi ilegal di 22 negara bagian AS.
Para hakim diperkirakan tidak akan mengeluarkan keputusan sampai awal Juli.
Baca juga:
- Negara di mana setiap hari enam orang anak jalani aborsi
- Dilarang aborsi, bocah 10 tahun korban perkosaan lahirkan bayi
- Perempuan-perempuan Amerika yang dipenjara karena keguguran
Putusan hak untuk aborsi tahun 1973 itu disorot mahkamah karena dipandang tidak selaras dengan undang-undang Mississippi yang akan melarang hampir semua aborsi setelah 15 minggu kehamilan, seperti yang telah disidangkan para hakim Desember lalu.
Tetapi ancaman atas UU Roe v Wade itu muncul pada saat hak-hak reproduksi terancam di negara-negara bagian yang condong ke Partai Republik di penjuru AS.
Dan itu memicu protes langsung dari Demokrat dan unjuk rasa - baik oleh pendukung pro dan anti-aborsi - di luar Mahkamah Agung pada Senin malam waktu setempat.
Baca Juga: Anggota Tim Perumus RKUHP Sebut Setiap Tahun Terjadi 73 Aborsi di Seluruh Dunia
Ketua DPR Nancy Pelosi dan Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer - keduanya dari Demokrat - mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan bahwa jika laporan itu akurat, "Mahkamah Agung bersiap untuk memberlakukan pembatasan hak terbesar dalam 50 tahun terakhir".
Media Politico menerbitkan dokumen yang bocor itu secara lengkap, dengan mengutip Hakim Alito yang mengatakan: "Roe sangat salah sejak awal. Alasannya sangat lemah, dan keputusan itu memiliki konsekuensi yang merusak.
"Dan jauh dari membawa penyelesaian nasional atas masalah aborsi, Roe dan Casey telah mengobarkan perdebatan dan memperdalam perpecahan."
Baik Mahkamah Agung maupun Gedung Putih belum menanggapi soalnya bocoran dokumen itu.
Bocoran dokumen yang belum pernah terjadi sebelumnya
Asumsikan sejenak bahwa draf opini hakim itu sudah menjadi hukum di AS. Dalam sekejap - karena undang-undang sudah dibukukan dan undang-undang "pemicu" sudah dirancang untuk kejadian seperti itu - aborsi akan jadi ilegal di 22 negara bagian.
Legalitas prosedur itu akan menjadi medan pertempuran politik yang ganas di tengah tahun pemilu.
Inilah pentingnya apa yang mungkin terungkap di Mahkamah Agung.
Draft opini itu, bagaimanapun, baru sekadar rancangan. Dan ada laporan tentang para hakim yang mengubah pandangan mereka saat proses penyusunan opini berlangsung di dalam ruang pengadilan yang tertutup. Kebocoran yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menyebabkan gejolak atas semua hal itu.
Untuk sebagian besar sejarah AS, Mahkamah Agung telah beroperasi seperti Gunung Olympus, menjatuhkan pendapat hukum dari atas langit. Keburaman itu mungkin telah dihancurkan untuk selamanya, saat kebocorannya sudah menyebar.
Apa artinya bagi legitimasi proses peradilan di AS masih harus dilihat, tetapi di dalam institusi itu sendiri tampaknya aman untuk mengasumsikan bahwa semua kepercayaan di antara para hakim, yaitu kelompok kolegial yang pernah disebut sebagai "kelompok persaudaraan", telah hilang .
Di era ketika norma-norma politik telah hancur seperti tembikar di tengah gempa bumi, potongan besar lainnya juga telah runtuh.
Enam dari sembilan hakim di mahkamah agung ditunjuk oleh para presiden dari Partai Republik. Tiga lainnya dipilih oleh para presiden dari Demokrat.
Politico melaporkan bahwa Hakim Alito dan empat hakim lain yang ditunjuk Partai Republik - Clarence Thomas, Neil Gorsuch, Brett Kavanaugh dan Amy Coney Barrett - mendukung langkah melawan Roe v Wade tetapi tidak jelas apa pilihan Ketua Mahkamah Agung John Roberts.
Dokumen yang bocor itu ditandai sebagai "Draf Pertama" dan diedarkan pada bulan Februari, menurut Politico.
Jika dikeluarkan sebagai keputusan mayoritas, pendapat Hakim Alito akan menjungkirbalikkan hak konstitusional untuk aborsi di AS, dan membuka jalan bagi masing-masing negara bagian untuk melarang prosedur tersebut sama sekali, atau menempatkan lebih banyak pembatasan.
The American Civil Liberties Union mengatakan bahwa jika dikonfirmasi, keputusan itu "akan menghilangkan separuh hak konstitusional dasar negara yang telah dinikmati oleh jutaan perempuan selama lebih dari 50 tahun".
Menurut CBS News, mitra mitra BBC di AS, kebocoran itu sendiri akan menyebabkan kerusakan luar biasa pada salah satu lembaga paling dihormati di Amerika dan kemungkinan besar akan ada penyelidikan besar-besaran, yang melibatkan FBI, untuk mengungkap sumbernya.
UU Roe v Wade pada tahun 1973 memberi wanita di AS hak mutlak untuk aborsi dalam tiga bulan pertama kehamilan, dan hak terbatas pada trimester kedua.
Pada tahun 1992, dalam Planned Parenthood v Casey, pengadilan memutuskan bahwa negara-negara bagian tidak dapat menempatkan "beban yang tidak semestinya" pada wanita yang melakukan aborsi sebelum janin dapat bertahan hidup di luar rahim, sekitar 24 minggu.
Ada sekitar 630.000 aborsi yang dilaporkan di AS pada 2019, menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS. Jumlah tersebut turun 18% dibandingkan tahun 2010.
Wanita berusia 20-an tahun mendominasi praktik aborsi - pada tahun 2019 sekitar 57% berada dalam kelompok usia tersebut.
Warga kulit hitam Amerika melakukan aborsi pada tingkat tertinggi - 27 per 1.000 wanita berusia 15-44 tahun.
Berita Terkait
-
Temui Warga Aceh Tamiang, Prabowo: Minta Maaf Kalau Masih Belum Terbantu
-
Cek Harga Mobil Bekas Chery J6, Fitur Lengkap Berteknologi Paling Dicari 2025
-
7 HP dengan Kamera Leica Terbaik 2025, Hasil Foto Premium Bak Profesional
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
7 Sepatu Trail Running Indonesia Ini Punya Bantalan Nyaman Mirip Hoka Ori Versi Low Budget
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?
-
Gus Yahya Ajak Warga Nahdliyin Bersatu Hadapi Tantangan, Terutama Bencana Sumatra
-
Ramai Patungan Beli Hutan, Memang Boleh Rimba Dibeli Dan Bagaimana Caranya?