Suara.com - Sejumlah warga di Shanghai diperbolehkan berjalan kaki singkat di luar dan berbelanja di supermarket, setelah lebih dari sebulan menjalani lockdown ketat. Situasi kontras sebaliknya berlangsung di Beijing.
Pada Selasa (3/5), media sosial Cina dibanjiri video-video yang menampilkan warga sedang berjalan kaki di kompleks perumahan sendiri atau menganteri di supermarket yang kembali dibuka.
Dalam sebuah gambar, seorang ibu terlihat memanggul sebatang pipa besi yang dipenuhi kantung-kantung belanja.
Kembalinya banalitas keseharian di Shanghai merupakan bagian dari pelonggaran kecil-kecilan yang ditetapkan pemerintah kota sejak Minggu (1/5).
Bagi sebagian orang, ini adalah kali pertama mereka diizinkan meninggalkan apartemennya sejak beberapa pekan terakhir.
Meski sempat menciptakan kelangkaan pangan dan memicu keresahan sosial, pemerintah Cina tidak menunjukkan tanda-tanda akan menjauh dari kebijakan "Nol-Covid.”
Padahal, tingginya tingkat vaksinasi di negara lain memungkinkan kebijakan yang lebih longgar. Ketatnya lockdown ala Cina tidak hanya memutus rantai distribusi makanan di Shanghai, tetapi juga mengancam sumber pendapatan banyak warga miskin dan melumpuhkan layanan medis di rumah sakit.
Situasi ini mengarah pada letupan langka frustasi warga Shanghai yang mulai terlihat sejak beberapa pekan lalu.
Kebijakan nol-Covid diyakini berangkat dari tingkat vaksinasi yang rendah di kalangan manula di Cina. Otoritas mencatat sebanyak 20 kasus kematian baru akibat Covid-19 pada 2 Mei, semua di Shanghai.
Baca Juga: Imbas Makanan Kualitas Rendah, Masyarakat Shanghai Alami Diare dan Sakit Perut Saat Lockdown
Jumlah tersebut menambah kasus kematian di Cina menjadi 5.112 orang sejak awal pandemi. Lockdown di Beijing Dengan belasan kasus harian selama dua pekan terakhir, Beijing pun bersiap mengikuti langkah Shanghai mengunci total kehidupan publik.
Saat ini pemerintah masih melakukan pengujian massal untuk menghindari lockdown. Saat ini restoran dan pusat wisata dipadamkan, sementara acara publik mewajibkan tes PCR sebagai syarat masuk.
Sekolah juga belum akan dibuka setidaknya selama sepekan ke depan, kata pejabat Beijing dalam sebuah jumpa pers, Selasa (3/5).
Sepanjang liburan Mei, jalan-jalan ibu kota yang biasa sibuk terlihat lengang. Warga khawatir kompleks apartemennya akan dikunci dari luar jika ada yang kedapatan terpapar virus corona. Pemerintah Cina menyaratkan periode bebas infeksi bagi pelonggaran restriksi pandemi.
Hal ini terutama berlaku kompleks apartemen atau perumahan yang menjalani karantina lokal. Kasus infeksi di Beijing terus meningkat sejak kasus pertama dideteksi pada 22 April silam. Pada Senin (2/5) kemarin, jumlah infeksi harian dilaporkan sebanyak 62 kasus.
Selama dua pekan pertama, pemerintah mencatat 450 kasus infeksi corona. Media-media pemerintah juga melaporkan sebuah rumah sakit darurat berkapasitas 1.000 pasien di pinggir Beijing sudah siap beroperasi.
Berita Terkait
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
IHSG Berbalik Perkasa di Kamis Pagi ke Level 8.700
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Simpan Luka Masa Lalu, Choi Jin Hyuk Bersumpah Tak Akan Menikah di Positively Yours
-
5 Cushion Anti Aging Rp100 Ribuan, Wajah Tampak Lebih Muda Tanpa Mahal
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
Terkini
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
-
Waspada Cuaca Ekstrem, Distamhut DKI Pangkas 69 Ribu Pohon Rawan
-
Polisi Gadungan Bersenpi Peras Korban di ATM Pondok Gede, Motor dan Uang Rp 4,2 Juta Raib!
-
Jimly Asshiddiqie Sebut Cuma Ada Tiga Pejabat Berwenang yang Bisa Batalkan Perpol 10/2025
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL