Suara.com - PLTN yang dibangun di dekat garis patahan dan gunung berapi di Filipina selama kediktatoran Ferdinand Marcos bisa dihidupkan kembali jika putranya, Ferdinand Marcos Jr., memenangkan pemilihan presiden pada 9 Mei 2022.
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Bataan senilai $2,2 miliar itu menjadi monumen keserakahan dan korupsi era Ferdinand Marcos dan dibiarkan terbengkalai setelah diktator itu digulingkan pada tahun 1986.
PLTN itu terletak di pantai, 18 meter di atas permukaan laut, dan dekat beberapa gunung berapi di wilayah yang sering diguncang gempa bumi. Namun, Ferdinand Marcos Jr. bersumpah untuk mempercepat adopsi tenaga nuklir jika dia terpilih dan membuka kemungkinan menghidupkan kembali usaha ayahnya yang gagal.
"Kami benar-benar harus membangun tenaga nuklir,” kata Marcos Jr. pada Maret lalu, yang bersikeras setidaknya akan mengoperasikan satu PLTN untuk memangkas tarif listrik yang terlalu tinggi di negara itu.
Marcos Jr. yang juga merupakan penggemar teknologi angin, matahari, dan panas bumi, mengatakan proposal Korea Selatan untuk merehabilitasi PLTN Bataan harus ditinjau kembali.
"Mari kita lihat lagi,” katanya. Sekretaris Energi Filipina Alfonso Cusi pada sidang Senat tahun 2020 mengatakan, studi para ahli Korea Selatan menunjukkan kemungkinan membuat pembangkit 620 megawatt beroperasi kembali.
Hanya saja, perlu peningkatan fasilitas yang bisa memakan waktu empat tahun dan menelan biaya $1 miliar (Rp14,5 triliun). Butuh banyak biaya Berjarak 80 kilometer dari barat Manila, pabrik beton dikelilingi pagar keamanan di semenanjung yang menghadap ke Laut Cina Selatan.
Filipina adalah negara yang secara geologis bergejolak dan tanahnya berada di wilayah rentan aktivitas seismik.
Seismolog mengatakan gunung berapi Natib dan Mariveles di dekat PLTN Bataan "berpotensi aktif”. Dibangun sebagai respons atas permintaan energi yang meningkat dan fluktuasi harga minyak dunia tinggi pada 1970-an, pembangkit listrik Bataan tidak pernah menghasilkan listrik satu watt pun.
Baca Juga: Keluarga Marcos Bisa Berkuasa Lagi di Filipina Bila Bongbong Jadi Presiden
Namun, dibutuhkan 25 hingga 35 juta peso (Rp6,9 hingga 9,7 miliar) per tahun untuk mempertahankannya.
Peninggalan tersebut berfungsi sebagai tujuan bagi wisatawan dan pelajar, sebagai bagian dari upaya Perusahaan Tenaga Nasional milik negara untuk mendidik masyarakat tentang tenaga nuklir.
Pengunjung dibawa menaiki tangga logam dan melalui lorong seperti kapal selam untuk melihat reaktor yang tidak aktif dan pipa bahan bakar yang masih terbungkus plastik.
"Museum korupsi" Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan perintah eksekutif pada awal tahun 2022, yang menjadikan tenaga nuklir sebagai bagian dari bauran energi yang direncanakan negara itu.
Hanya saja para kritikus berpendapat bahwa sumber terbarukan, seperti angin dan matahari, lebih murah dan lebih aman untuk diproduksi di negara yang sering dilanda gempa bumi topan dan letusan gunung berapi.
"Jika ditambah dengan efek perubahan iklim, (pengoperasian Bataan) itu akan menjadi perhatian besar bagi masyarakat lokal,” kata Roland Simbulan, seorang aktivis anti nuklir.
Berita Terkait
-
Modal Inti Superbank (SUPA) Tembus Rp8 Triliun, Naik Kelas ke KBMI 2
-
Hadapi Filipina di Semifinal, Handoyo Tekankan Mental dan Pertahanan Timnas Basket Putri Indonesia
-
Skandal Sepak Bola Malaysia Makin Runyam, FIFA Galak Banget
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
5 Sepatu New Balance yang Bisa Dipakai Cowok dan Cewek, Model Aman Buat Semua Gaya
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana