Suara.com - Wilayah Jakarta dan sekitarnya saat ini sedang dilanda musim panas. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengingatkan ada sejumlah wilayah di ibu kota yang rawan kekeringan.
Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta ada 15 Kecamatan di Jakarta yang rawan kekeringan. Semua wilayah itu bisa saja menghadapi krisis air.
Kepala BPBD DKI, Isnawa Adji mengatakan, data 15 Kecamatan rawan kekeringan ini merujuk data yang pernah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 2019.
"Apabila merujuk pada peringatan dini kekeringan meteorologis yang pernah dikeluarkan oleh BMKG pada tahun 2019, kala itu terdapat 15 kecamatan yang masuk ke dalam daerah rawan terjadi kekeringan," ujar Isnawa kepada wartawan, Rabu (11/5/2022).
15 Kecamatan rawan kekeringan itu tersebar di empat wilayah kota administrasi. Dari jumlah yang disebutkan, paling banyak berada di Jakarta Utara.
Di antaranya adalah Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, dam Penjaringan. Lalu, di Jakarta Pusat adalah Menteng, Gambir, Kemayoran, dan Tanah Abang.
Selanjutnya, di Jakarta Selatan terdapat di Kecamatan Tebet, Pasar Minggu, dan Setiabudi. Terakhir, di Jakarta Timur adalah Makasar, Pulogadung, dan Cipayung.
Selain itu, Isnawa juga menyebutkan Kecamatan yang bisa mengalami krisis air. Pasalnya, sejumlah wilayah ini belum dilayani jaringan perpipaan air bersih.
"Seperti di Kecamatan Jagakarsa, Pasar Minggu dan sebagian wilayah Kecamatan Cilandak," pungkasnya.
Baca Juga: Antisipasi Hepatitis Akut, Pemprov DKI Jakarta Kaji Sekolah Online
Berita Terkait
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO