Suara.com - Korea Utara memerintahkan karantina wilayah nasional yang ketat setelah mengukuhkan kasus resmi pertama Covid.
Media pemerintah pada Kamis (12/05) melaporkan adanya kasus varian Omicron di ibu kota Korea Utara (Korut), Pyongyang, tetapi tidak menyebut jumlah kasus.
Dilaporkan kasus pertama varian Omicron ditemukan di Pyongyang empat hari lalu.
KCNA mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah berjanji memberantas wabah ini, yang disebutnya sebagai "darurat nasional yang serius" yang menerobos "garis karantina" negara tersebut.
Pernyataan Kim Jong-un ini menunjukkan situasi genting apalagi ia tampak mengenakan masker ketika menghadiri pertemuan pemerintah. Sebelumnya, ia tidak mengenakan masker ketika menghadiri acara-acara seperti itu.
Sejauh ini Korut menolak program vaksinasi, bahkan ketika ditawari persediaan vaksin oleh negara-negara lain, seperti dilaporkan wartawan BBC News, Frances Mao.
Untuk menangulangi penularan, Korut menutup perbatasan - dan tidak pernah melaporkan satu pun kasus, meskipun para ahli memperkirakan virus corona sudah masuk ke negara itu.
Tawaran bantuan dari China dan Korsel
Setelah konfirmasi kasus resmi pertama di Korut, China menawarkan bantuan kepada Pyongyang.
Beijing telah mengatakan siap memberikan bantuan kepada "komerad, tetangga dan kawan".
Baca Juga: 350 Ribu Orang Bergejala, Korea Utara Laporkan Kematian Pertama Akibat Covid-19
"Kami prihatin dengan situasi yang dihadapi Korea Utara saat ini. Sebagai komerad, tetangga dan kawan", China siap memberikan dukungan penuh dan bantuan kepada Korea Utara dalam upaya melawan epidemi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
Pemerintah Korea Selatan (Korsel) juga kembali menawarkan bantuan kemanusiaan setelah mendengar kasus Covid di negara tetangganya. Pyongyang belum memberikan tanggapan atas tawaran bantuan dari China dan Korsel.
Para ahli di luar Korut mengatakan sebanyak 25 juta penduduk negara itu rentan terhadap Covid karena lemahnya program vaksinasi, bahkan negara itu sampai menolak tawaran internasional untuk menyediakan jutaan dosis vaksin AstraZeneca dan vaksin buatan China, Sinovac tahun lalu.
Kebijakan menutup perbatasan yang ditempuh Korea Utara - salah satu negara pertama yang menutup pintu perbatasan bagi perjalanan asing - pada Januari 2020 juga mengakibatkan terhentinya pengiriman barang-barang kebutuhan ke negara itu dan menghambat roda perekonomian.
Sejumlah analis semula menilai pengakuan adanya kasus Covid ini mempunyai makna penting dan dapat mengancam ambisi nuklir Korut yang telah ditunjukkan tahun ini.
Tetapi beberapa jam setelah pengumuman kasus Covid pada Kamis (12/05), Korut menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang, kata kepala staf gabungan Korsel.
Korut mengaku telah melakukan belasan uji coba rudal yang dilarang, termasuk rudal balistik antarbenua, senjata yang belum pernah diujicoba lebih dari empat tahun.
Baca juga:
- Virus corona: Apakah Korea Utara mampu atasi wabah?
- Dipukuli dan dipaksa aborsi - Hidup di penjara Korea Utara
- Korea Utara 'tak mencatat kasus Covid-19' tapi akan terima hampir dua juta dosis vaksin
Yang Moo-jin, profesor di University of North Korean Studies, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Korea Utara mungkin akan menangguhkan rencana uji coba nuklir untuk memusatkan perhatian pada penanganan kasus Covid, tapi jika kekhawatiran masyarakat meningkat, Kim Jong-un mungkin akan tetap melakukan uji coba "guna mengalihkan ketakutan itu ke tempat lain".
Namun menurut Leif-Eric Easley, profesor di Universitas Ewha, rakyat Korut "mungkin kurang tertarik dengan uji coba rudal atau nuklir ketika ancaman nyata datang dari virus corona, bukan militer asing".
Meskipun Korut mengklaim telah berhasil menciptakan "sukses gemilang" menangkal Covid, muncul pertanda selama pandemi ini bahwa virus corona berpotensi telah ditemukan di sana. Sebelumnya muncul sejumlah laporan yang belum terkonfirmasi tentang adanya kasus-kasus Covid.
Pada Juni tahun lalu, media pemerintah melaporkan pemimpin tertinggi Kim Jong-un telah menghukum para pejabat karena "insiden besar" sehubungan dengan Covid, tetapi tidak ada rinciannya.
Kemudian pada September, Korut mengadakan parade militer dengan menampilkan tentara mengenakan baju hazmat dan masker. Para analis memperkirakan para serdadu itu merupakan satuan khusus yang dibentuk untuk membantu mencegah penyebaran Covid.
Korea Utara berbatasan langsung dengan Korea Selatan dan China, yang telah berjuang mengendalikan penyebaran Covid. China saat ini kesulitan mengendalikan gelombang varian Omicron dengan melakukan karantina wilayah di kota-kota besar.
Berita Terkait
-
Pemulihan Sumatra hingga Kampung Haji, Ini 3 Arahan Prabowo di Hambalang
-
Mikel Arteta Belum Ikhlas Arsenal Menang Lewat Adu Penalti
-
Bisnis Mixue Hadir di Amerika Serikat, Netizen: McDonald's Ketar-ketir?
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Ini Strategi Ketergantungan Impor Komponen Kapal Sebesar 80 Persen
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
Ancaman Wabah Mengintai Pengungsi Bencana Sumatra, Pakar Ingatkan Risiko ISPA hingga Kolera
-
Yahya Cholil Staquf Klarifikasi Dana Rp100 Miliar PBNU, Konsesi Tambang dan Isu Zionis
-
Kaleidoskop Satu Dekade Shopee: Menciptakan Dampak Bagi Ekosistem melalui Inovasi & Kolaborasi
-
Mendagri dan Menko PMK Bahas Kebutuhan Masyarakat Aceh Tamiang dan Aceh Timur Pascabencana
-
Pemprov DKI Kirim 27 Ton Bantuan ke Korban Bencana Sumatera
-
Tiga Koridor TransJakarta Terdampak Imbas Truk Hantam Separator di Dua Halte
-
Pemulihan Sumatra hingga Kampung Haji, Ini 3 Arahan Prabowo di Hambalang
-
Hasil TKA Pelajar SMA Sederajat Jeblok Parah, Pemerintah Didesak Evaluasi
-
Link CCTV dan Kapal Pelabuhan Merak untuk Pantau Arus Mudik Nataru 2025 Real-Time
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil