Suara.com - Ulama Buya Yahya angkat bicara soal fenomena K-Pop yang tengah menjangkiti anak muda di Indonesia. Hal itu setelah seorang peserta pengajiannya menanyakan hukum seorang muslim mengidolakan artis K-Pop. Alih-alih mendiskreditkan K-Pop dan para pengikutnya, Buya Yahya memberi jawaban bijak soal fenomena tersebut.
Buya Yahya menjelaskan bahwa K-Pop merupakan bagian dari budaya Korea Selatan. Adapun budaya, imbuh Buya, merupakan kreasi akal. Sebagai umat yang beriman, Buya mengatakan sudah sewajarnya kaum Muslim memancarkan perilaku atau kebiasaan yang berasal dari budaya atau tradisi Islami.
Umat Muslim, menurut Buya, juga harus cerdas melihat manfaat atau mudharat sebuah tren terhadap sikap akhlak.
“Saya tidak bicara soal K-Pop-nya. Banyak budaya lain yang bersumber dari orang tidak beriman, hanya sekerang yang lagi ngetren kan itu (K-Pop). Sekarang itu (K-Pop) bangun akhlak Anda atau tidak? Selesai sampai di situ,” ujar Buya Yahya dalam video yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV (3/10/2021).
Buya Yahya mengatakan seorang Muslim yang baik harus punya pendirian. Menurut dia, penganut Islam dapat memillih banyak kesenangan lain yang tidak bertentangan dengan syariat. Buya menyebut mengidolakan K-Pop bisa jadi tak melanggar syariat, tapi umat mesti waspada terhadap misi terselubung dari fenomena tersebut.
“Anggap saja tontonan K-Pop tadi tak ada pelanggaran syariat, tapi ini syiar apa kira-kira? Kalau bukan dari budaya Islam, Anda harus waspada. Harus ada rambu-rambunya,” kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon itu.
Buya Yahya sendiri tak menyalahkan sepenuhnya generasi muda yang gandrung dengan K-Pop. Dia menilai fanatiknya anak muda pada budaya luar tak lepas dari kurangnya edukasi terhadap budaya Islam maupun budaya-budaya lokal yang bernapaskan Islam. Menurut ulama kelahiran Blitar itu, Indonesia memiliki kearifan lokal budaya dari Sabang sampai Merauke.
“Mungkin kita kurang mengajarkan yang benar sehingga (anak muda) kurang senang dengan budaya negeri sendiri. Padahal kita masih punya budaya lokal yang dibangun atas dasar keimanan,” ujar Buya Yahya.
Diketahui, Indonesia adalah salah satu basis fans K-Pop terbesar di dunia. Hampir semua tren K-Pop dan artisnya selalu menjadi perhatian para fans di Indonesia. Mereka bahkan tak segan membela habis-habisan apabila idolnya dicela pihak lain.
Baca Juga: Komentari Safa Space, Kemal Palevi Kaget Fans K-Pop Ribut Bawa-Bawa Kader Golkar
Terbaru ada peristiwa Safa yang heboh di Twitter karena menghujat member idol Kpop. Penghujatan itu lantas merembet ke tuntutan permintaan maaf dari fans idol, salah satunya Flower yang kemudian membawa-bawa background keluarga hingga mengaku punya dosen dari partai politik. Background itulah yang digunakan Flower untuk mengancam Safa ke ranah hukum karena telah menghina idol K-pop.
Nah, dari penjelasan Buya Yahya di atas dan fenomena penggemar K-pop yang baru saja viral, sekarang kita tahu budaya seperti apa yang patut dianut umat muslim. Bagaimana menurutmu?
Kontributor : Alan Aliarcham
Berita Terkait
-
Yeonjun TXT Ungkap Alasannya Tak Ubah Gerakan saat Cover Dance
-
Komentari Safa Space, Kemal Palevi Kaget Fans K-Pop Ribut Bawa-Bawa Kader Golkar
-
Duh, Disnaker Bontang Dapati Perusahaan BUMN Datangkan Pekerja Asal Luar: Sanksi Kalau Benar
-
Sambil Ngakak, Bintang Emon Minta Orang Berkaca pada Safa Space Biar Enggak Insecure
-
Viral Safa Serius Minta Maaf di Space, Suara Sendawa Bikin Gagal Fokus
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!