Suara.com - Belasungkawa datang dari berbagai penjuru dunia buntut insiden penembakan di AS. Sementara warga Amerika mendesak diloloskannya undang-undang pengendalian kepemilikan senjata api yang lebih keras.
Insiden penembakan massal kali ini mengguncang kota Uvalde, di barat daya Texas, di mana pihak berwenang mengatakan seorang remaja berusia 18 tahun menembak neneknya di rumah mereka, kemudian menabrakkan mobil dan memasuki sebuah sekolah dasar untuk melakukan penembakan membabibuta sebelum akhirnya dihentikan oleh aparat keamanan.
Seorang pejabat penegak hukum mengatakan pada CNN, seluruh korban adalah murid kelas empat yang berada di satu kelas di Robb Elementary School.
Presiden Joe Biden, dalam sebuah pidato yang emosional di Gedung Putih Selasa (24/5) malam, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban sambil mempertanyakan mengapa penembakan massal merupakan hal yang biasa terjadi di Amerika.
“Saya baru saja kembali dari lawatan ke Asia untuk bertemu dengan bebeapa pemimpin Asia. Saya mengetahui tentang insiden penembakan ini ketika masih berada di pesawat. Yang mengejutkan saya adalah mengapa penembakan massal jarang terjadi di negara-negara lain? Mengapa? Mereka juga punya masalah kesehatan jiwa. Mereka juga punya isu-isu di dalam negeri. Mereka juga memiliki warga yang bermasalah. Tetapi penembakan massal tidak pernah terjadi dengan tingkat frekuensi sebagaimana yang terjadi di Amerika. Mengapa?,” ujar Biden.
Pemimpin Dunia Sampaikan Belasungkawa
Sejumlah pemimpin negara dan tokoh dunia menyampaikan duka cita pada keluarga korban penembakan di Texas, antara lain Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Saya ingin menggemakan apa yang baru saja disampaikan tentang laporan penembakan fatal di sebuah sekolah dasar di Texas. Kami ikut berbelasungkawa pada mereka yang terdampak serangan mengerikan ini,” ujar Johnson.
“Saya ingin menyampaikan belasungkawa pada seluruh keluarga dan teman anak-anak yang tewas dalam serangan mengerikan di sebuah sekolah dasar di Texas, Amerika... Pembunuhan anak-anak yang tidak berdosa ini terjadi di masa yang benar-benar damai. Jika saya bisa berpendapat, ini berarti perang terjadi di mana-mana. Dalam masyarakat kita dan di dunia secara keseluruhan,” kata Zelensky.
Baca Juga: Daftar Penembakan Sekolah di Amerika Serikat Selama 2022, Terbaru di Texas
Paus Fransiskus secara khusus membisikkan doa dalam misa di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
“Saya patah hati dengan pembantaian di sekolah dasar di Texas. Saya berdoa untuk anak-anak dan orang dewasa yang terbunuh dan untuk keluarga mereka,” kata Paus.
Dalam pidato Selasa malam, Presiden Joe Biden kembali mendesak para anggota Kongres untuk mendukung apa yang disebutnya sebagai “undang-undang (kepemilikan senjata api) yang masuk akal.”
“Saya lelah dan muak. Kita harus bertindak. Mengapa kita bisa hidup dalam pembantaian ini? Mengapa kita membiarkan ini terjadi? Demi Tuhan, di mana nyali kita? Demi Tuhan, mengapa kita tidak berdiri melawan pelobi senjata api?,” tandas Biden.
Aturan Hukum Kepemilikan Senpi
Belum jelas apakah pembunuhan massal terbaru ini akan mengubah pandangan anggota faksi Republik di Senat yang sebelumnya telah memblokir beberapa aturan hukum untuk membatasi kepemilikan senjata api di Amerika. Diperlukan sedikitnya 10 anggota Senat dari faksi Republik untuk bergabung dengan 50 anggota faksi Demokrat, mendukung undang-undang pengendalian senjata api yang lebih ketat.
Berita Terkait
-
Daftar Penembakan Sekolah di Amerika Serikat Selama 2022, Terbaru di Texas
-
Penembakan Brutal di Sekolah di Amerika Serikat, Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI yang Tewas
-
11 Fakta Penembakan di Texas, Puluhan Korban Berjatuhan 19 Anak-anak dan 2 Orang Dewasa
-
Pelatih NBA Berduka Atas Insiden Penembakan di Texas, Teringat Sang Ayah
-
Profil Salvador Ramos, Pelajar SMA Pelaku Penembakan Keji Sebuah SD di Texas
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional