Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tengah menjadi sorotan. Pasalnya Luhut mendapat tugas baru dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menangani sengkarut minyak goreng.
Diketahui beberapa bulan ini harga minyak masih mahal dan stoknya masih langka di beberapa daerah. Luhut pun panen kritik atas tugas barunya dari orang nomor satu di Indonesia itu.
Pasalnya, bukan sekali ini saja Luhut ditunjuk Jokowi untuk mengemban jabatan lain di pemerintah, di luar kursi menteri. Apalagi, penunjukan Luhut dinilai bisa memicu ketidakharmonisan antara menteri, khususnya menteri yang dianggap lebih bisa menangani masalah minyak goreng.
Lantas bagaimana kisah kedekatan Luhut dengan Jokowi hingga selalu dipercaya? Yuk simak selengkapnya berikut ini.
Berawal dari Bisnis
Kedekatan Luhut dengan Jokowi telah terjalin sejak 14 tahun yang lalu. Disebutkan bahwa keduanya mulai saling mengenal pada tahun 2008 silam.
Ketika itu Luhut tengah mencari pihak yang dapat mengubah kayu mentah dari konsesi hutan miliknya di Kalimantan menjadi produk jadi. Luhut kemudian diperkenalkan dengan Jokowi, eksportir furnitur yang saat itu baru saja terpilih jadi Wali Kota Solo. Sejak saat itulah kerja sama bisnis keduanya terjalin.
Dukungan dalam Dunia Politik
Hingga kemudian Luhut yang ketika itu menjadi petinggi Partai Golkar disebut-sebut sebagai penasihat politik Jokowi. Ia bahkan menjadi "orang belakang" Jokowi maju di Pilpres 2014.
Luhut pun rela mundur dari Partai Golkar demi mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden. Hal ini karena pada Pilpres 2014, Partai Golkar mendukung pencalonan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Setelah hengkang dari Partai Golkar, Luhut masuk ke tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Jerih payah Luhut terbayar tuntas dengan Jokowi-JK keluar sebagai pemenang Pilpres 2014.
Baca Juga: Belum Ada Konfirmasi Presiden Jokowi Hadiri Gelaran Formula E, Ahmad Sahroni: Tunggu Saja
Luhut Jadi Orang Kepercayaan Jokowi
Pada awal pemerintahan Jokowi-JK, Luhut diberi mandat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Setelahnya, Luhut dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) dengan masa jabatan hampir satu tahun.
Kemudian Luhut ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang diembannya sampai akhir pemerintahan Jokowi-JK. Ia pun dipercaya mengemban jabatan yang sama pada pemerintahan Jokowi yang kedua. Bahkan kewenangan Luhut diperluas menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sejak Kabinet Indonesia Maju dibentuk Jokowi-Ma'ruf Amin pada 23 Oktober 2019. Jabatan ini pun masih diemban Luhut hingga saat ini.
Tuai Pro Kontra
Banyaknya jabatan yang diamanatkan Jokowi ke Luhut tak lepas dari kedekatan keduanya. Luhut dan Jokowi sudah menjalin kerja sama bisnis sejak belasan tahun silam. Maka tak heran jika Jokowi memberikan kepercayaan besar pada Luhut.
Walau begitu, borongan jabatan Luhut dari Jokowi itu juga menimbulkan kritik. Menurut pengamat politik dari Nusakom Pratama Institut Ari Junaedi mengatakan bahwa keputusan Jokowi itu sebenarnya tidak baik secara manajemen birokrasi.
Pasalnya pekerjaan yang tertumpuk pada satu orang tidak akan maksimal dikerjakan, baik dari aspek fungsional maupun kelembagaan.
Berita Terkait
-
Belum Ada Konfirmasi Presiden Jokowi Hadiri Gelaran Formula E, Ahmad Sahroni: Tunggu Saja
-
Undangan Sudah Dikirim, Presiden Jokowi Belum Konfirmasi Hadiri Formula E Jakarta
-
CEK FAKTA: Jokowi Resmi Tunjuk Risma Jadi Pengganti Anies Baswedan, Benarkah?
-
Pernikahannya Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun, Adik Presiden Jokowi Dapat Kejutan Ini
-
Setahun Jabat Wali Kota Medan, Harta Kekayaan Bobby Nasution Naik Segini
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Geger Jaket Berisi Ratusan Butir Peluru di Sentani Jayapura, Siapa Pemiliknya?
-
Dikenal Licin, Buronan Asal Maroko Kasus Penculikan Anak Tertangkap usai Sembunyi di Jakarta
-
Prabowo Pertahankan Kapolri usai Ramai Desakan Mundur, Begini Kata Analis
-
Icang, Korban Congkel Mata di Bogor Meninggal Dunia
-
Gibran Dikritik Habis: Sibuk Bagi Sembako, Padahal Aksi Demonstrasi Memanas
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya
-
Muktamar PPP Bursa Caketum Memanas: Husnan Bey Fananie Deklarasi, Gus Idror Konsolidasi Internal
-
Viral Poster Kekesalan WNI di Sydney Marathon: 'Larilah DPR, Lari dari Tanggung Jawab!'
-
Viral PHK Massal Gudang Garam di Tuban, Isak Tangis Karyawan Pecah dan Soroti Kondisi Dunia Kerja
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran