Suara.com - Militer dikerahkan untuk hadang ribuan suporter mantan PM Pakistan Imran Khan di Islamabad. Krisis politik memuncak ketika pemerintah didesak cabut subsidi BBM sebagai syarat kucuran dana pinjaman dari IMF.
Sejak Rabu (24/5) tengah malam, sekitar 10.000 pendukung mantan Perdana Menteri Imran Khan dari berbagai kota di Pakistan sudah berkumpul di Islamabad.
Mereka datang berombongan naik bus, truk dan kendaraan pribadi. Khan memberikan ultimatum pada Kamis (25/5) pagi kepada Perdana Menteri Shehbaz Sharif yang dipilih dalam Sidang Istimewa di parlemen, untuk mengumumkan tanggal pemilihan umum kurang dari sepekan.
"Saya memberikan Anda waktu selama enam hari,” pekiknya di hadapan suporter dari atas sebuah truk di pusat Islamabad. Dia juga menuntut pemerintah membubarkan parlemen.
"Jika Anda tidak menepatinya dalam enam hari, maka saya akan kembali.” Kepolisian mengabarkan terlibat bentrokan dengan suporter Khan, ketika mereka berusaha menerobos barikade untuk bergabung dengan kelompok lain. Khan menjabat sebagai perdana menteri selama tiga setengah tahun sebelum dijatuhkan bulan lalu melalui Mosi Tidak Percaya di parlemen.
Dia sempat berusaha mencegah sidang dengan lebih dulu membubarkan parlemen, serta mengumumkan pemilihan umum.
Tapi manuver tersebut dibatalkan Mahkamah Konstitusi Pakistan. Sejak itu Khan berkampanye keliling negeri untuk pemilihan umum baru. Dia menuduh pemakzulannya didalangi oleh kekuatan asing, terutama Amerika Serikat.
Washington sendiri menyebut tuduhan itu sebagai "kebohongan.” Destabilisasi di tengah krisis ekonomi Demonstrasi massal yang digalang Imran Khan dinilai berpotensi menggoyang pemerintahan baru Pakistan yang baru berumur sebulan.
Sejauh ini, koalisi penguasa yang ditopang dua dinasti politik terbesar Pakistan, Bhutto dan Sharif, menolak menggelar pemilu.
Baca Juga: Tiga Warganya Tewas, China Kutuk Bom Bunuh Diri di Pakistan
Pemerintah Pakistan saat ini sedang melakukan negosiasi bantuan ekonomi dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Sejak 2019 silam, Islamabad berada di bawah asistensi IMF dengan skema pinjaman senilai USD 6 miliar atau sekitar Rp. 870 triliun selama enam tahun.
Sejauh ini, separuh dana pinjaman belum dikucurkan. Islamabad sejak bulan lalu menegosiasikan paket bantuan senilai USD 900 juta, yang hanya akan dikucurkan IMF jika Pakistan mencabut subsidi bahan bakar.
Subsidi itu ditetapkan PM Imran Khan saat ia berkuasa, sebagai reaksi atas lonjakan angka inflasi, yang hingga April lalu mencuatkan Indeks Harga Konsumen sebesar 13,4 persen.
Pemerintah baru Pakistan sejauh ini belum mengindikasikan siap mencabut subsidi bahan bakar. Namun Reuters mengabarkan, sejumlah pejabat ekonomi meyakini akan mampu melobi PM Shehbaz Sharif untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak. Namun, pencabutan subsidi bahan bakar dikhawatirkan bakal memicu ketegangan sosial di Pakistan.
Sebabnya, aksi jalanan oleh bekas PM Khan ditafsirkan sebagai ancaman bagi pemerintahan baru Pakistan. Pada Rabu kemarin, kepolisian mengaku sudah menangkap lebih dari 1.700 pendukung Khan dalam kurun 48 jam menyusul bentrokan dengan aparat keamanan Khan berjanji akan memboyong tiga juta pendukungnya untuk menduduki ibu kota Islamabad jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Jumlah serupa awalnya dia janjikan untuk aksi duduk massal di depan parlemen, Kamis (26/5). Tapi kepolisian mengatakan jumlah demonstran cuma berkisar 15.000 orang. rzn/as (ap,rtr)
Berita Terkait
-
Memperkuat Diplomasi Budaya, Indonesian Corner Dibuka di Islamabad
-
Kalah dari Pakistan, Timnas Voli Putra Indonesia Gagal ke Final AYG 2025
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Pakistan Berduka: Korban Banjir Melonjak Drastis
-
Merah Putih yang Ternoda, Saat Kreator Menuntut Keadilan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri