Suara.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertanya-tanya mengapa beberapa negara di Uni Eropa "memegang kekuasaan" untuk memblokir keenam sanksi terhadap Rusia yang mencakup embargo minyak.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy frustrasi karena hingga saat ini Uni Eropa masih berjuang untuk mencapai konsensus mengenai sanksi terbaru terhadap Rusia.
"Berapa minggu lagi Uni Eropa akan menyepakati paket keenam?" katanya. "Tentu saja saya berterima kasih kepada teman-teman yang menganjurkan sanksi baru.
Namun, dari mana orang-orang yang memblokir paket keenam ini mendapatkan kekuasaannya? Mengapa mereka diizinkan memegang kekuasaan seperti itu?" dia bertanya. Hungaria, yang bergantung pada minyak Rusia, menahan putaran keenam sanksi hukuman terhadap Rusia.
Embargo di seluruh UE membutuhkan suara bulat dari 27 negara anggota. Zelenskyy juga mengungkapkan keprihatinannya atas serangan Rusia yang intens di wilayah Donbas.
"Serangan penjajah saat ini di Donbas dapat membuat wilayah itu tidak dapat dihuni," tambahnya. Ukraina: Perang berlangsung dengan 'intensitas maksimum' Kyiv mengatakan pertempuran di bagian timur negara itu saat ini paling intens, sambil mendesak sekutu Barat untuk menandingi keganasan serangan Rusia dengan dukungan untuk Ukraina.
"Pertempuran telah mencapai intensitas maksimumnya," kata Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Ganna Malyar dalam jumpa pers. "Pasukan musuh menyerbu posisi pasukan kami secara bersamaan di beberapa arah," kata Malyar, berbicara tentang pertempuran di wilayah Donbas.
"Kami menghadapi tahap pertempuran yang sangat sulit dan panjang di depan kami."
Pada hari Kamis (26/05), baik Inggris maupun Jerman mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin harus dikalahkan dalam konflik yang sekarang ini memasuki bulan keempat.
Baca Juga: Uni Eropa: Lebih dari 200 Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di Seluruh Dunia
Sementara itu, Kyiv telah meminta Barat untuk segera memasok lebih banyak senjata berat untuk pasukannya yang kalah dalam persenjataan.
Senjata yang bisa menjangkau Rusia akan menjadi 'eskalasi yang tidak dapat diterima'
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan Barat bahwa memasok senjata ke Ukraina yang mampu menyerang wilayah Rusia akan menjadi "langkah serius menuju eskalasi yang tidak dapat diterima."
Dalam sebuah wawancara dengan outlet berita milik pemerintah, RT Arabic, yang diterbitkan di situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov mengatakan Barat "pada kenyataannya, sudah melancarkan perang proxy dengan Federasi Rusia."
"Barat telah menyerukan agar Rusia dikalahkan di medan perang dan untuk melakukan ini, ia harus melanjutkan perang, memompa senjata ke nasionalis Ukraina dan rezim Ukraina, termasuk senjata yang dapat mencapai Federasi Rusia," tambah Lavrov.
"Ini adalah senjata yang [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelenskyy minta secara terbuka," katanya. Rusia siap membantu mengatasi krisis pangan, jika sanksi dicabut Rusia mengatakan siap memberikan "kontribusi signifikan" untuk menghindari krisis pangan yang mengancam, jika Barat mencabut langkah-langkah ekonomi yang dikenakan pada mereka sejak invasi ke Ukraina.
Berita Terkait
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Klasemen Liga Champions: Bayern Muenchen di Puncak, Manchester City Salip PSG
-
5 Moisturizer Ceramide untuk Memperbaiki Skin Barrier bagi Ibu Muda, Mulai Rp20 Ribuan
-
KONI Bertekad Tuntaskan Dualisme Cabang Olahraga di Indonesia
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Bikin Geger: Kritik Pedas Orang Indonesia Mabok Agama
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Lewat 1x24 Jam Pasca-OTT, Dalih KPK Baru Umumkan Gubernur Riau Tersangka: Masalah Teknis, Bukan...
-
Bappenas Sebut Penerapan Manajemen Risiko Menjadi Arah Baru Dalam Tata Kelola Pembangunan Nasional
-
Adies Kadir Lolos Sanksi Etik MKD Dinilai Kabar Baik, Golkar: Konstituen di Dapil Pasti Ikut Senang
-
Bobby Nasution Apresiasi Kafilah Sumut Raih Peringkat Tujuh Nasional STQH di Kendari
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Demo Buruh di DPR! Polda Metro Jaya Akan Pastikan Tertib
-
Gak Punya Otak! ASN di Pasuruan Berkali-kali Cabuli Keponakan, Modusnya Begini
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Hari Ini Bergerak Geruduk DPR, Demo Buruh KASBI Bakal Dijaga Ketat 1.464 Aparat
-
5 Fakta PNS Probolinggo Memperkosa Keponakan Hingga Korban Depresi
-
Inovasi AI yang Mendorong Kualitas Riset dan Akademik Indonesia