Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden setuju untuk memberikan sistem persenjataan canggih kepada Ukraina, berupa roket yang bisa menyerang sasaran jarak jauh.
Paket bantuan senilai AS$700 juta tersebut, selain bantuan bernilai miliaran dolar yang sudah diberikan sebelumnya, diungkapkan di saat Rusia terus berusaha merebut kota-kota penting di Donbas, Ukraina Timur.
Sementara itu Ukraina mengidentifikasi lebih dari 600 tentara Rusia yang dituduh melakukan tindak kejahatan perang dan sudah mengadili 80 di antaranya.
Dalam artikel di The New York Times yang diterbitkan hari Selasa, Presiden Biden mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir lewat upaya diplomasi. Tapi, katanya, Amerika Serikat harus memberikan senjata dan amunisi kepada Ukraina sebagai jaminan untuk bisa berunding.
"Itulah mengapa saya memutuskan memberi persenjataan lebih banyak lagi kepada Ukraina, memungkinkan mereka menyerang sasaran di medan pertempuran di Ukraina dengan lebih akurat," tulis Presiden Biden.
Menjawab kekhawatiran bahwa bantuan senjata seperti itu akan membuat Amerika Serikat terlibat konflik langsung dengan Rusia, seorang pejabat senior AS mengatakan Kyiv sudah memberikan jaminan bahwa 'rudal ini tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di Rusia.'
"Sistem ini akan digunakan Ukraina untuk menghalau kemajuan Rusia di wilayah Ukraina, tidak akan digunakan untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia," kata pejabat AS tersebut.
Pejabat Ukraina meminta sekutu untuk mengirim sistem rudal jarak jauh yang bisa meluncurkan roket dari jarak ratusan kilometer, berharap bisa membalikkan keadaan dalam perang yang sudah berlangsung tiga bulan.
Ukraina identifikasi 600 penjahat perang
Kepala jaksa penuntut Ukraina Iryna Venediktova dalam jumpa pers hari Selasa di Den Haag (Belanda) mengatakan daftar pelaku kejahatan perang Rusia yang telah diidentifikasi termasuk 'perwira tinggi, polisi dan agen propaganda Rusia.'
Baca Juga: Yang Perlu Diketahui tentang Perang Ukraina-Rusia Saat Ini
Venediktova mengatakan Estonia, Latvia dan Slovakia bergabung dengan tim penyelidik internasional di Ukraina agar bisa bertukar informasi dan melakukan penyelidikan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mereka bekerjasama dengan Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) yang sudah mengadakan penyelidikan sendiri mengenai kemungkinan adanya kejahatan perang di Ukraina sejak awal Maret.
Penyidik ICC Karim Khan mengatakan ICC sedang berupaya membuka kantor di Kyiv untuk mendukung penyelidikan.
Rusia membantah tudingan sengaja mencari sasaran penduduk sipil atau pun terlibat dalam kejahatan perang dalam invasi yang mereka sebut sebagai operasi militer khusus di Ukraina.
Serangan terhadap pabrik bahan kimia
Sementara itu pejabat Ukraina mengatakan sebuah serangan udara Rusia menghantam pabrik bahan kimia di kota Sievierodonetsk.
Gubernur setempat Serhiy Gaidai mengatakan rudal Rusia mengenai sebuah tempat penyimpanan asam nitrat.
Berita Terkait
-
Inovasi Desa Perkuat Ekonomi Tanpa Merusak Ekosistem: dari Lebah, Kakao hingga Kopi Lokal
-
Kabar Duka, Ayah Jerinx SID Meninggal Dunia
-
Gentong yang Ingin Gantung Diri
-
Harga Bitcoin Turun ke Level 87.000 Dolar, Analisis Teknikal Didominasi Bearish
-
IHSG Perkasa di Awal Sesi Perdagangan 1 Desember, Bagaimana Proyeksinya
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
-
Info A1! Orang Dekat Giovanni van Bronckhorst Bongkar Rumor Latih Timnas Indonesia
Terkini
-
PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia, Rano Karno Curiga Ada Jebakan Aglomerasi?
-
Kirim Bantuan Skala Besar untuk Korban Bencana Sumatra, Pemprov DKI Pakai KRI dan Helikopter
-
Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
-
Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
-
Tragedi Sumatra: 442 Orang Tewas, 402 Hilang dalam Banjir dan Longsor Terkini
-
Korban Jiwa Bencana di Agam Tembus 120 Orang, Puluhan Lainnya Masih Hilang
-
Sadis! Komplotan Perampok di Tangsel Keroyok Korban, Disekap di Mobil Sambil Dipaksa Cari Orang
-
AHY Pimpin Penyelamatan Korban Banjir Sumatra, Ungkap Penyebabnya Topan Tropis Langka
-
PBNU Makin Panas, Wasekjen Sebut Pemecatan Gus Yahya Cacat Prosedur: Audit Belum Selesai
-
Tangis Ira Puspadewi Kenang Gelapnya Kamar Penjara: Dihindari Teman, Cuma Bisa Ngobrol Sama Tuhan