Suara.com - Ribuan sopir truk di Korea Selatan melakukan aksi pemogokan sejak tujuh hari lalu.
Para sopir truk melancarkan aksi itu untuk menuntut tambahan upah di tengah kenaikan harga bahan bakar.
Diketahui, aksi para sopir truk berdampak pada sejumlah sektor. Aksi mereka memperlambat pengiriman, mengganggu proses produksi, dan menimbulkan risiko baru pada rantai pasokan global.
Sejumlah sektor berikut ini ikut terdampak aksi pemogokan ribuan sopir truk tersebut.
Pelabuhan dan Kontainer
Pelabuhan Busan yang merupakan pelabuhan kontainer terbesar ketujuh di dunia, mengatakan pemogokan telah memangkas lalu lintas kontainer sebesar dua pertiga dari biasanya.
Kata seorang pejabat pemerintah, tempat-tempat penyimpanan kontainer mulai penuh dan otoritas sedang mencari cara untuk menambah kapasitas.
Lalu lintas kontainer di pelabuhan Ulsan, yang menyumbang sekitar 10 persen lalu lintas pelabuhan di Korsel, telah ditangguhkan sejak Selasa, menurut seorang pejabat.
Otomotif
Baca Juga: Renault Korea Bakal Luncurkan Mobil Listrik Perdana di 2026
Pabrik terbesar Hyundai Motor Co di Ulsan mencatat penurunan produksi hingga sekitar 60 persen pada Jumat karena kekurangan komponen, menurut pengurus serikat di produsen otomotif itu. Pabrik itu beroperasi ekstra selama akhir pekan untuk mengejar pesanan.
Hyundai mengakui adanya gangguan, tetapi menolak memberikan perincian. Pabrik di Ulsan memproduksi sekitar 6.000 unit kendaraan per hari, kata serikat.
Aksi mogok telah membuat Hyundai merugi sekitar 4.000-5.000 unit senilai 235 miliar won (Rp2,67 triliun) hingga Jumat.
Ratusan pengemudi truk berunjuk rasa di depan pabrik Hyundai di Ulsan pada akhir pekan tetapi tidak memblokade kendaraan yang keluar-masuk, kata seorang saksi.
Karyawan Kia Corp mengirim mobil yang baru dirakit untuk memenuhi pesanan, kata sejumlah pelanggan. Juru bicara Kia belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Hankook Tire & Technology Co Ltd, pemasok raksasa otomotif seperti Volkswagen AG dan Mercedes-Benz Group AG, mencatat penurunan pengiriman harian hingga sekitar 50 persen dari normal, kata juru bicaranya.
Berita Terkait
-
Renault Korea Bakal Luncurkan Mobil Listrik Perdana di 2026
-
Keisya Levronka Disebut Mirip Artis Korea Seo Ye Ji, Netizen: Justru Lebih Mirip Chef Renatta
-
Ulasan Film My Wife is a Gangster 1: Saat Pimpinan Gangster Dipaksa Menikah
-
Terpopuler: Sopir Truk Tabrak Remaja Hadang Truk Dibebaskan, Ring di Kemaluan Pria Asal Cikupa Sulit Dilepas
-
Punya Mata Indah, 5 Selebriti Korea Selatan ini Bak Pakai Lensa Kontak
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
Terkini
-
Pemda Berperan Penting Dukung Produktivitas Nasional, Tegas Mendagri
-
Roy Suryo Soal Relawan Jokowi Mau Demo Pakai Celana Dalam: ODGJ, Jogetin Aja!
-
Kenaikan Gaji PNS 2025: Hoax atau Fakta?
-
Duel Maut Petani Sukabumi vs King Kobra 4 Meter: Sama-sama Tewas, Ular Tertancap Tongkat
-
Bela Palestina, Orasi Felix Siauw di Kedubes AS: Amerika Penyokong Israel untuk Bunuh Anak-anak!
-
Misteri Bola Api di Langit Cirebon Terkuak, Polisi: Bukan Meteor, Tapi Lahan Tebu Dibakar
-
Jalan Depan Kedubes Amerika Ditutup Imbas Aksi Demo, Ini Rute Alternatifnya
-
Menteri PU Soal Tradisi Santri Ngecor di Pesantren: Enggak Boleh Ngomong Begitu
-
Operasi Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Resmi Ditutup Basarnas
-
Protes Raperda KTR, Massa Pedagang Geruduk DPRD DKI: Pendapatan Kami Hari ini buat Hidup Besok!