Suara.com - Satgas Penanganan COVID-19 hingga kini masih mencari tahu penyebab kasus COVID-19 di Indonesia naik. Untuk menjawabnya perlu penelitian dengan metode yang benar dan sistematis untuk mengetahui penyebab spesifik kenaikan angka kasus di Indonesia.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mendorong otoritas terkait untuk melakukan surveilans molekular epidemiologi.
Situasi yang telah diidentifikasi menyebabkan kenaikan kasus di antaranya peningkatan mobilitas penduduk, perilaku abai terhadap protokol kesehatan, dan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang telah masuk di Indonesia sejak 6 Juni 2022.
Menurut Wiku penyebab spesifik kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia perlu segera diindentifikasi setidaknya dalam dua hingga tiga pekan ke depan agar penanganan situasi dapat terkendali secara tepat.
"Sampai saat ini belum bisa disimpulkan kenaikan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia, tapi beberapa potensinya sudah diidentifikasi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual Perkembangan Penanganan Kasus COVID-19 Nasional yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Selasa sore.
Pada saat yang bersamaan dibutuhkan surveilans molekular epidemiologi dengan metode yang benar dan sistematis untuk memastikan penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia.
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan kasus mingguan COVID-19 dari 1.800 kasus di akhir Mei 2022 menjadi 3.600 kasus pada pekan lalu.
Kasus aktif juga mengalami peningkatan dari 2.900 kasus per akhir Mei 2022 menjadi 4.900 kasus per 13 Juni 2022.
Hanya saja jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia berjumlah 574 kasus per 11 Juni 2022 bisa dikatakan lebih rendah jika dibandingkan sejumlah negara tetangga.
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Jakarta Naik, Warga Diminta Jaga Prokes dan Vaksin Booster
Malaysia 1.709 kasus, Thailand 2.474 kasus, Singapura 3.128 kasus, India 8.582 kasus, Australia 16.393 kasus.
"Terlepas dari apapun penyebab kenaikan kasus saat ini, yang penting untuk dilakukan adalah gotong royong untuk kembali menekan laju kasus positif oleh seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah dari tingkat nasional hingga daerah," katanya.
Cara termurah dan termudah, kata Wiku, adalah kembali menerapkan disiplin protokol kesehatan.
"Karena pada dasarnya mobilitas yang tinggi dan kembali normalnya aktivitas masyarakat tidak akan menyebabkan kenaikan kasus apabila setiap orang yang terlibat bertanggung jawab untuk menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Termasuk penggunaan masker wajib bagi semua orang dan rajin mencuci tangan," ujarnya.
Prinsip kewaspadaan dan kehati-hatian juga perlu diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, karena pandemi COVID-19 belum selesai.
"Sewaktu-waktu kita tetap dapat mengalami kenaikan kasus apabila tidak disiplin protokol kesehatan," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
-
Alexander Zwiers Jadikan Nova Arianto Tolak Ukur Pelatih Lokal Timnas Indonesia Masa Kini
-
PR Baru, PSSI Kesulitan Cari Pelatih Timnas Indonesia U-17
-
Timur Kapadze Hampir Pasti Melatih Timnas Indonesia, Dikontrak 2 Tahun
-
Target Medali Perak SEA Games dan Inkonsistensi yang Melanda Sepak Bola Nasional
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu