Suara.com - Media pemerintah Rusia mengonfirmasi kematian salah satu jenderal penting dalam jajaran militer negara tersebut pada pertempuran sengit di kawasan Donbas, bagian timur Ukraina.
Mayor Jenderal Roman Kutuzov tewas saat memimpin serangan ke sebuah permukiman Ukraina di kawasan Donbas, sebut laporan Alexander Sladkov, reporter stasiun televisi Rossiya 1.
Sladkov mengatakan Mayjen Kutuzov mengomandani pasukan dari Republik Rakyat Donetskwilayah yang proklamasi kemerdekaannya diakui Rusia. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari laporan tersebut.
"Sang jenderal memimpin para serdadu dalam serangan, seperti tidak ada kolonel saja," tulis Sladkov pada aplikasi Telegram. "Di sisi lain, Roman adalah komandan seperti yang lain, meskipun pangkatnya lebih tinggi," tambah Sladkov.
Militer Ukraina mengonfirmasi kematian Mayjen Kutuzov, tapi tidak menyebutkan rincian mengenai kematiannya.
Nasib Mayjen Kutuzov mengemuka seiring munculnya rumor di media sosial bahwa Letnan Jenderal Roman Berdnikov, komandan Korps ke-29 Angkatan Darat, tewas dalam pertempuran pada akhir pekan lalu. BBC belum dapat memverifikasi secara independen klaim tersebut.
Komandan-komandan Rusia semakin sering terpaksa maju ke lini depan guna mempercepat laju invasi. Sejauh ini Moskow telah mengonfirmasi kematian empat jenderal senior.
Di sisi lain, Kyiv mengklaim telah membunuh 12 jenderal. Adapun sejumlah pejabat intelijen dari negara Barat menyebut sedikitnya tujuh komandan senior Rusia telah tewas.
Baca juga:
Baca Juga: Warga Ukraina: Tentara Rusia Memukuli Saya dan Menyebutnya Re-edukasi
- Ukraina: 100 hari perang
- 'Kami seperti kucing buta' - Pengakuan serdadu Rusia yang menolak bertempur di Ukraina
- Perjuangan ibu Rusia selamatkan dua putranya dari perang di Ukraina
Meski demikian, laporan-laporan mengenai kematian perwira Rusia telah menimbulkan kebingungan. Tiga jenderal yang diklaim telah dibunuh pasukan Ukraina belakangan dilaporkan masih hidup.
Pada Maret, pasukan Ukraina mengklaim bahwa Mayjen Vitaly Gerasimov telah dibunuh di luar Kota Kharkiv. Akan tetapi, pada 23 Mei media pemerintah Rusia menyatakan pria itu dianugerahi penghargaan negara sekaligus menepis kabar bahwa dia telah tewas.
Seorang komandan lainnya, Mayjen Magomed Tushaev, juga tampak bernyawa dan secara rutin tampil dalam video yang diunggah ke media sosial.
Lantas pada 18 Maret, Kyiv mengklaim Letnan Jenderal Andrey Mordvichev tewas dalam serangan udara di kawasan Kherson. Namun, belakangan dia muncul dalam pertemuan melalui video dengan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov. Lalu pada 30 Mei, BBC Rusia mengonfirmasi bahwa pria tersebut masih hidup.
Kematian jenderal jarang diakui secara resmi di Rusia. Dalam kasus Mayjen Vladimir Frolov, tiada informasi mengenai kematiannya di media pemerintah sebelum pemakamannya di St Petersburg pada April.
Rusia menggolongkan kematian personel militer sebagai rahasia negara bahkan pada masa damai sehingga Moskow belum kunjung memutakhirkan angka kematian resmi di Ukraina sejak 25 Maret.
Kala itu, Moskow menyatakan sebanyak 1.351 serdadu Rusia tewas sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Pada Maret lalu, seorang pejabat di lingkaran dalam Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa sebuah tim yang terdiri dari agen-agen intelijen militer ditugaskan menemukan dan menargetkan para perwira Rusia.
"Mereka mencari jenderal-jenderal kelas atas, komandan-komandan artileri," kata pejabat Ukraina tersebut. Setelah ditemukan, para petinggi itu kemudian dibidik menggunakan tembakan jarak jauh atau artileri.
Bulan lalu, harian the New York Times melaporkan AS menyediakan informasi intelijen kepada Ukraina.
Jenderal-jenderal Rusia yang tewas
Letnan Jenderal Yakov Rezantsev dilaporkan tewas akibat serangan Ukraina di pangkalan udara Chornobaivka dekat Kota Kherson.
Pangkatnya dinaikkan menjadi letjen tahun lalu, dan pernah menjabat sebagai komandan pasukan ke-49 di daerah selatan Rusia.
Dia disebut-sebut pernah berperan dalam operasi militer Rusia di Suriah.
Mayor Jenderal Oleg Mityaev dilaporkan tewas dekat Mariupol, kota di sebelah tenggara Ukraina yang bertahan dalam kepungan Rusia.
Resimen Azov Ukraina disebut sebagai pihak yang membunuhnya.
Mityaev adalah komandan divisi senapan mesin ke-150, sebuah unit yang baru dibentuk pada 2016 dan bermarkas di kawasan Rostov yang dekat dengan perbatasan Ukraina.
Ukraina mengklaim unit itu dibentuk untuk ambil bagian dalam konflik di kawasan separatis sebelah timur negara tersebut. Namun, Rusia membantah militernya terlibat pertempuran di sana.
Mayor Jenderal Andrei Kolesnikov dari pasukan gabungan ke-29 dibunuh dalam pertempuran pada 11 Maret, menurut sumber resmi Ukraina.
Rincian mengenai kematiannya tidak diungkap.
Kolesnikov adalah jenderal Rusia ketiga yang tewas di Ukraina. Seorang pejabat negara Barat mengatakan kepada kantor berita Press Association bahwa berita kematian Kolesnikov menurunkan moril pasukan Rusia. Sehingga itu sebabnya perwira tinggi militer Rusia semakin sering maju ke lini depan pertempuran.
Mayor Jenderal Andrey Sukhovetsky, adalah wakil komandan unit yang sama dengan Mayjen Vitaly Gerasimov. Sukhovetsky dilaporkan dibunuh oleh penembak runduk (sniper) pada 3 Maret.
Seperti Gerasimov, Sukhovetsky berperan dalam operasi militer Rusia di Krimea dan Suriah.
Namun tidak seperti jenderal-jenderal lainnya, kematian Sukhovetsky dilaporkan media Rusia. Bahkan, Presiden Vladimir Putin mengonfirmasi dalam pidatonya bahwa seorang jenderal telah tewas di Ukraina.
Berita Terkait
-
Ricuh Usai Laga Selangor vs Persib Bandung, Suporter Tuan Rumah Coba Serbu Area Pemain
-
7 Mobil Mitsubishi Termurah Keluaran Tahun 2000 ke Atas: Lengkap dengan Spesifikasi dan Harganya
-
Profil Matthew Baker, Pemain Keturunan Suku Batak Janji Hancurkan Timnas Brasil
-
Bagaimana Sistem Agroforestri Menghidupkan Kembali Lahan Bekas Tambang di Malang?
-
Roy Suryo Cs Jadi Tersangka Tudingan Ijazah Palsu Jokowi, Polda Ungkap Alasan Prosesnya Lama!
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
Terkini
-
Setelah Rumah Dinas Gubernur Riau, KPK Geledah Kediaman Dua Anak Buahnya
-
RS Polri Identifikasi Dua Jenazah Terbakar di ACC Kwitang sebagai Reno dan Farhan
-
Ledakan Mengguncang Masjid di SMA 72 Jakarta Utara, Benda Ini Diduga Jadi Pemicunya?
-
2 Siswa jadi Korban, Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Diduga dari Speaker Masjid
-
Ledakan di Masjid SMA 72 Jakarta Diduga Berasal dari Sound System
-
Eks Sekretaris MA Kembali ke Meja Hijau: Sidang TPPU Terkait Kasus Suap Rp49 Miliar Digelar!
-
Para Korban Diangkut Mobil, Viral Detik-detik Kepanikan usai Ledakan di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading
-
DataOn Sukses Gelar Konferensi HR Tahunan ke-15: Gabungkan Inovasi & Sisi Humanis
-
Breaking News! Masjid di SMA 72 Diguncang Ledakan, Sejumlah Korban Dilarikan ke RS
-
Polda Metro Jaya Bagi Dua Klaster Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo di Klaster 2