Suara.com - Seorang anak mengaku menyesal lahir di keluarganya. Terutama pada perilaku sang ayah yang membuat seisi rumah semakin runyam.
Curhatan anak tersebut diunggah oleh akun Instagram @anivictimbramings.
Pada curhatan tersebut, seorang anak mengaku bahwa lahir di keluarganya adalah sebuah penyesalan terbesar.
"Menyesal menjadi anak dari kedua orangtua saya," tulis anak tersebut.
Kerjaan Ayah Moncer Keluarga Tak Keurus
Menurut anak tersebut sang ayah sempat bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji mencapai Rp 30 juta perbulan. Angka penghasilan tersebut tentu seharusnya bisa membuat dia dan keluarga tercukupi.
"Saya tak pernah merasa berkecukupan, malah kadang suka merasa kekurangan, kami kadang tidak mampu membeli telur barang seperempat kilo saja," ungkap anak tersebut.
"Uang jajan saya Rp 2000 saat saya SMP 2012-2015 yang hanya cukup untuk membeli nasi goreng iprit dan aqua gelas karena ibu saya jarang membuat sarapan," tambahnya.
Saat ojek jemputan telat menjemput dia bercerita pulang dengan jalan kaki karena tak mampu bayar angkutan umum.
Baca Juga: Kecelakaan di Tol Sentul Selatan Bogor, Bagian Depan Mobil Ini Hancur Usai Tabrak Pembatas Jalan
Menurutnya meski berpenghasilan besar, sang ayah tak pernah mengajak keluarga makan di luar rumah.
"Dia pelit untuk keluarganya tapi royal ke semua teman-temannya, bahkan dia sering beli makanan untuk dia sendiri dimaka sendiri, kadang dua untuk ibu tanpa mereka memikirkan kami [anak-anak]" tambahnya.
Kemudian anak tersebut bercerita soal ibunya yang pemalas dan suka mengeluh. Sang ibu juga sering mengumbar kekurangan keluarga sendiri ke tetangga.
Sementara adik laki-lakinya bandel bahkan sampai mengikuti balap liar.
Dia juga memiliki dua adik perempuan yang satu pemalas mirip sang ibu sementara lainnya penurut dan rajin.
"Saya sayang banget sama adik saya yang rajin ini kadang lihatnya kasihan," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Diprotes Gegara Arogan Nyalakan Rotator di Jalan, Mobil Ormas Ini Ternyata Bawa Ini
-
Viral Pengemis Lempar Sandal Gara-gara Tak Diberi Uang, Warganet Sentil Wali Kota Semarang: Wargamu Nakal Pak
-
Viral Video Pengendara Ditilang di Dealer, Ternyata Motor Sudah Satu Tahunan Dibeli
-
11 Gejala Tipes pada Anak, Mulai dari Demam hingga Diare
-
Curiga Ember Beras Selalu Terbuka, Ibu Syok Ternyata Ulah Anaknya untuk Ini
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045