Suara.com - China tidak mau dituduh menjebak negara lain dengan utang melalui proyek pembangunan Prakarsa Sabuk Jalan (BRI) yang dicanangkan Presiden Xi Jinping sejak sembilan tahun yang lalu.
"Tidak ada mitra BRI yang menyetujui apa yang disebut dengan 'jebakan utang'," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Senin (28/6/2022).
Menurut dia, BRI sebagai jebakan utang merupakan narasi yang keliru karena selama sembilan tahun berjalan, program tersebut menganut prinsip musyawarah, berkontribusi bersama, dan bermanfaat untuk masyarakat di negara-negara mitra.
Dengan mengutip perkiraan Bank Dunia, Zhao menjelaskan bahwa jika semua proyek infrastruktur transportasi BRI terealisasi, maka pada tahun 2030 BRI akan menghasilkan 1,6 triliun dolar AS pendapatan dunia atau sekitar 1,3 dari PDB global.
"Lebih dari 90 persen pendapatan akan masuk ke negara-negara mitra," ujarnya.
BRI, lanjut dia, juga akan berkontribusi pada pengentasan 7,6 juta jiwa penduduk dari kemiskinan ekstrem dan 32 juta jiwa dari kemiskinan sedang selama 2015-2030.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi G7 telah disepakati penambahan dana sebesar 600 miliar dolar AS untuk proyek-proyek infrastruktur di negara-negara berkembang sebagai upaya untuk menandingi proyek BRI.
"Terkait dengan inisiatif baru yang diusulkan G7, China selalu menyambut positif. Tapi inisiatif semacam itu tidak harus saling menjatuhkan," ujarnya.
Pihaknya akan menentang setiap tindakan kalkulasi geopolitik yang menyudutkan BRI.
Baca Juga: China Bantah Menjebak Negara Mitra dengan Utang Proyek Kerjasama Belt and Road Initiative
"Tahun lalu G7 telah mengusulkan inisiatif B3W (Membangun Kembali Dunia yang Lebih Baik). Apakah itu B3W atau inisiatif lainnya, dunia ingin melihat investasi dan proyek nyata yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Zhao dalam pengarahan pers rutin itu. (Sumber: Antara)
Berita Terkait
-
China Bantah Menjebak Negara Mitra dengan Utang Proyek Kerjasama Belt and Road Initiative
-
Bela Taiwan, Menlu Tuvalu Mengundurkan Diri dari Acara Pembukaan Konferensi Laut PBB di Portugal
-
Kapolda Metro Jaya Dikirimi Surat Wanita Korban Pemerkosaan WN China, Begini Permintaannya
-
5 Negara Kuat yang Cocok Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday, Bikin Ranking Naik!
-
Influencer China Ada Aturan Keras Bahas Topik Hukum dan Medis
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik