Suara.com - Lembaga Survei Political Weather Stations (PWS) merilis hasil survei tentang tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Survei dilaksanakan pada 15 hingga 8 Juni 2022 di 34 Provinsi di Indonesia. Hasilnya, 62,8 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf.
"Mengenai kinerja pemerintahan Jokowi, mayoritas responden 62, 8 persen mengaku puas/sangat puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf saat ini," ujar Peneliti Senior PWS Mohammad Tidzi dalam jumpa pers secara virtual, Rabu (6/7/2022).
Sementara kata Tidji 23,5 persen menyatakan kurang/ tidak puas. Kemudian 9,7 persen menyatakan tidak tahu.
"Ada sedikit penurunan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf dibandingkan survei sebelumnya," tutur dia.
Kemudian terkait kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah menangani pandemi Covid-19, sebanyak 80,4 persen responden menilai kinerja pemerintah dalam menangani masalah pandemi Covid-19 baik atau sangat baik.
Hanya 18,4 persen kata Tidzi yang menganggap kinerja pemerintah dalam menangani Pandemi Covid-19 selama ini kurang baik/sangat kurang baik. Lalu 1,2 persen yang menjawab tidak tahu.
Survei juga menanyakan terkait rencana perubahan status pandemi menuju endemi yang direncanakan pemerintah. Hasilnya 88,2 persen menyatakan setuju/sangat setuju.
"Hanya 10,19 yang menyatakan kurang setuju/sangat tidak setuju. Sementara hanya 1,796 yang menjawab tidak tahu atau tidak dapat bersikap," kata dia.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin Tiba di Tanah Suci Madinah, Ingatkan Cuaca Panas Pada Jemaah Calon Haji
Terkait manfaat vaksin, Tidzi menuturkan 68,9 persen responden menyatakan percaya bahwa vaksin 1, 2 dan booster dapat meningkatkan imunitas tubuh dalam menghadapi Covid-19. Sementara itu 4,1 persen yang mengaku tidak percaya pada efektivitas vaksin.
"24,9 (persen) masih ragu-ragu vaksin efektif untuk meningkatkan imunitas tubuh menghadapi Covid-19," ungkap Tidzi.
Lebih lanjut, Tidzi menyebut pihaknya juga menanyakan kepada responden terkait masalah nasional yang dianggap sangat mendesak untuk ditangani oleh pemerintah. Mayoritas responden, kata Tidzi, menyatakan masalah ekonomi merupakan yang paling krusial yang harus ditangani pemerintah.
"Mayoritas publik, masalah ekonomi adalah masalah nasional yang paling besar untuk ditangani oleh pemerintah. Mereka yang hanya bisa menyebut "masalah ekonomi" dan tidak secara spesifik masalah apa sebesar 23,5 persen responden," tutur Tidzi.
Responden juga menyatakan masalah harga sembako, kenaikan harga BBM dan masalah lapangan kerja juga harus ditangani pemerintah.
"Sedangkan yang dapat menyebut lebih spesifik, yakni masalah mahalnya harga sembako (17,1), masalah minyak goreng (13,5), kenaikan harga BBM (10,5 persen) dan masalah lapangan kerja (10,4 persen)," katanya.
Berita Terkait
-
Wapres Maruf Amin Tiba di Tanah Suci Madinah, Ingatkan Cuaca Panas Pada Jemaah Calon Haji
-
Rencananya Rampung Tahun Depan, Jokowi Tinjau Pembangunan Infrastruktur Jalan di Pulau Nias
-
Tanah Warga di Sintang Tiba-Tiba Masuk HGU, DPRD: Ini Perampokan
-
Pengamat Sebut Megawati Lebih Unggul Bela Warga Negara di Luar Negeri Ketimbang Jokowi, Kasus UAS Jadi Contoh
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
Jokowi Absen di HUT TNI karena Tak Boleh Kena Panas, Kondisi Kesehatannya Jadi Gunjingan
-
Geger Sidang Ijazah Gibran: Tuntutan Rp125 T Bisa Dihapus, Syarat Minta Maaf dan Mundur dari Wapres
-
PHRI: Okupansi Hotel Merosot, Terhentinya Proyek IKN Buat Kaltim Paling Terdampak