Suara.com - Pasar karya seni dan kerajinan Aborigin sangat menjanjikan karena besarnya permintaan cendera mata dari konsumen dan turis yang berkunjung ke Australia. Namun, banyak di antaranya merupakan barang tiruan buatan Indonesia.
Hingga saat ini, tidak mudah untuk memverifikasi apakah bumerang atau lukisan Aborigin yang diperjualbelikan di pusat-pusat cendera mata benar-benar dibuat oleh seniman Aborigin atau oleh pengrajin di Indonesia.
Menurut laporan Komisi Produktivitas Australia, hasil penjualan karya seni dan kerajinan Aborigin bernilai sekitar A$250 juta pada 2019/2020, namun hanya satu dari tiga item yang terjual benar-benar diproduksi oleh seniman atau perusahaan Aborigin.
Seorang warga suku Aborigin Wiradjuri, Jarin Baigent, menyaksikan langsung bagaimana seniman Aborigin tersingkir dari pasar seni dan kerajinan akibat barang tiruan murah yang didatangkan dari luar negeri.
"Ada pembuat bumerang buatan tangan yang mungkin memiliki peluang besar untuk memasok di suatu tempat," katanya.
"
"Lalu ada pengusaha di bisnis barang tiruan pergi mencari pemasok di luar negeri, umumnya buatan Indonesia, dengan opsi yang lebih murah," ujar Jarin.
"
"Akibatnya, para pembuat bumerang di sini kehilangan sumber penghasilan. Padahal mereka menciptakan barang seni dan artefak asli Aborigin, tapi harus tersingkir dari industri ini," tambahnya.
Baca Juga: Wali Kota Makassar Danny Pomanto Dapat Undangan Khusus Dari Suku Aborigin
Hal itulah yang mendorong Jarin mendirikan Trading Blak, pasar untuk semua bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang Aborigin untuk menjual produk seni dan kerajinan mereka.
Dia bertekad untuk memerangi praktik bisnis kotor di mana perusahaan non-pribumi menjual produk yang diproduksi oleh masyarakat pribumi tanpa menyebut dan mengakuinya.
"Saya mengetahui pengusaha non-Aborigin yang melakukan bisnis gelap ini, mereka menipu pelanggan yang berpikir barang yang dibelinya adalah barang asli Aborigin," katanya.
Sulit mengatasi barang tiruan
Barang palsu dan tiruan merupakan masalah besar bagi seniman pribumi yang ingin memulai bisnis, karena tidak mudah untuk menegakkan aturan tentang siapa yang berhak menciptakan gaya dan motif seni tertentu.
Menurut Komisioner Komisi Produktivitas Australia, Romlie Mokak, sulit juga mengharapkan konsumen untuk dapat membedakan karya asli dan tiruan.
"Konsumen akan merasa sangat sulit untuk menentukan mana yang otentik dan mana tiruan. Mau tidak mau, konsumen terdorong pada kesimpulan bahwa barang ini memang mahal," katanya.
Berita Terkait
-
Video AI Mendiang Robin Williams Beredar Luas, Sang Anak Beri Kecaman Keras
-
Apa Itu Saffron yang Dijual Taqy Malik? Dulu Pernah Dilaporkan ke Polisi gegara Bisnis Ini
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Owner Bake & Grind Hapus Jejak Digital Usai Viral Dugaan Penipuan Roti Gluten Free
-
Jennifer Coppen Ungkap Kekacauan saat Dukung Timnas Indonesia di Arab Saudi
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Kalah dari Arab Saudi, DPR Tetap Optimis Timnas Indonesia Akan Lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Wali Kota Semarang Tinjau Rusunawa Karangroto, Respon Langsung Keluhan Penghuni
-
Percepat Pembangunan Papua, Prabowo Dorong Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Komite Eksekutif
-
Akhmad Wiyagus jadi Wamendagri, Tito Karnavian Senang Punya 3 Wamen: Tugas Saya jadi Lebih Ringan
-
Sempat Bikin Panik, Polisi Pastikan Ledakan PT Nucleus Farma Bukan Bom: Kami Masih Selidiki
-
Transisi Energi: Mungkinkah Jadi Jalan Hijau Menuju Pertumbuhan Indonesia 8 Persen?
-
KPPPA Minta Orang Tua dan Siswa Tak Takut Santap MBG: Manfaatnya Jauh Lebih Besar!
-
Ngaku Hati-hati, Penetapan Tersangka Kasus Haji Tunggu Hasil BPK?
-
2 Petinggi Google Indonesia Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Chromebook yang Menyeret Nadiem Makarim
-
Kuli Bangunan Tewas Ditusuk Rekan Sendiri, Polisi Selidiki Motif Pembunuhan Sadis