Suara.com - Aktivis HAM usul solusi redam eskalasi konflik di Papua. Salah satu caranya dengan mengoreksi kebijakan daerah otonomi baru.
Usulan itu disampaikan Koalisi Kemanusiaan Papua.
Solusi isi bisa diterapkan oleh Pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk meredam eskalasi konflik bersenjata yang terjadi di Papua.
"Pertama, dengan cara mengoreksi kebijakan daerah otonomi baru," kata anggota Koalisi Kemanusiaan Papua Usman Hamid pada diskusi bertajuk "Eskalasi Konflik Papua, Daerah Otonomi Baru dan Putusan Mahkamah Konstitusi" yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Lalu, konflik yang terjadi di Tanah Papua juga bisa diredam dengan cara mengoreksi amendemen kedua Undang-Undang Otonomi Khusus.
Kemudian, pemerintah juga disarankan mengevaluasi pendekatan keamanan di Bumi Cenderawasih tersebut.
Usman menilai koreksi pendekatan keamanan harus dilakukan.
Terlebih, cara yang selama ini diterapkan belum terbukti mampu menghentikan konflik bersenjata.
Pada dasarnya, peluang untuk menjadikan Tanah Papua damai sudah ada terutama saat Presiden, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) memberikan pernyataan pendekatan penyelesaian konflik Papua harus dengan cara damai.
Baca Juga: Habitat Rusak, Konflik Gajah dan Manusia di Aceh Terjadi Hampir Setiap Hari
Hanya saja, lanjut dia, pernyataan tersebut belum dituangkan dalam kebijakan. Oleh karena itu, perlu diformulasikan kepada kebijakan sehingga bisa menghasilkan perubahan signifikan di dalam konteks perdamaian Papua.
Usman menyakini jika inisiatif damai ditempuh, maka konflik bersenjata yang selama ini terus terjadi dapat diselesaikan. Apalagi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berkali-kali mendorong perundingan damai antara pihak yang bertikai.
"Saya percaya bila kemauan itu ada, maka kedua belah pihak bisa mengakhiri jatuhnya korban terutama dari masyarakat sipil," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Jadi Gubernur Papua, Ini Profil Lengkap Mathius Fakhiri yang Perdana Menjajaki Dunia Politik
-
Bantah Menteri Pigai, Komnas HAM Tegaskan Kasus Keracunan MBG Adalah Pelanggaran Hak Asasi
-
Prabowo Lantik Gubernur Papua hingga Jajaran Pimpinan LPS dan BP BUMN
-
Temuan Komnas HAM: Polri dan Kemenaker Dapat Nilai Merah dalam Implementasi Hak Asasi Manusia
-
Dipimpin Velix Wanggai, Ini Anggota Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otsus Papua
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Ledakan Dahsyat Hancurkan Gedung Nucleus Farma di Tangsel, Sejumlah Bangunan Terdampak
-
Istana Bantah Kabar Sebut Listyo Sigit Setor Nama Komite Reformasi Polri ke Presiden Prabowo
-
Jejak Rekonsiliasi, Momen PPAD Ziarah ke Makam Pahlawan Timor Leste
-
Dirut PT WKM Tegaskan PT Position Nyolong Nikel di Lahan IUP Miliknya
-
Dirut PT WKM Ungkap Ada Barang Bukti Pelanggaran PT Position yang Dihilangkan
-
NasDem Sentil Projo Soal Isu Jokowi-Prabowo Renggang: Itu Nggak Relevan
-
Seskab Teddy Indra Wijaya dan Mensesneg Prasetyo Hadi Hadiri Rapat Strategis di DPR, Bahas Apa?
-
Cetak Generasi Emas Berwawasan Global, Sekolah Garuda Siap Terapkan Kurikulum Internasional
-
Prabowo Video Call dengan Patrick Kluivert Jelang Timnas Lawan Arab Saudi: Give Us Good News
-
Pelamar Rekrutmen PLN Group 2025 Tembus 200 Ribu: Bukti Antusiasme Tinggi