Suara.com - Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menyatakan sepakat untuk berkoalisi untuk Pilpres 2024. Namun koalisi itu belum menyepakati siapa calon presiden atau calon wakil presiden yang akan diusung.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, (Indostrategic), Khoirul Umam, memaparkan pandangan dan analisisnya.
Pertama, menurutnya, belum adanya capres-cawapres dari koalisi tersebut lantaran dianggap masih ada yang belum selesainya proses negosiasi politik antara Prabowo dengan Cak Imin atau Muhaimin Iskandar.
Ia menilai, Prabowo masih menginginkan nama lain selain Cak Imin yang dijadikan sebagai cawapresnya.
"Belum selesainya proses negosiasi politik antara Prabowo dan Muhaimin. Sempat muncul informasi Prabowo menginginkan nama lain selain Muhaimin yang lebih mengakar di basis pemilih Nahdliyyin," kata Khoirul saat dihubungi, Senin (15/8/2022).
Namun di sisi lain, Khoirul menilai, mesin politik PKB tentu menginginkan agar Cak Imin menjadi cawapres. Terlebih untuk mengoptimalkan efek ekor jas atau coattail effect bagi PKB dalam Pileg.
Tapi, kata dia, menilik dinamika Pilpres selama ini, strategi politik Cak Imin cenderung realistis dan fleksibel. Menurutnya, keputusan Cak Imin bisa cepat berubah seiring dengan insting politik dan kalkulasi pragmatisme yang berkembang.
"Orientasi Muhaimin adalah menang, bukan target dikenang sebagai Capres/ Cawapres yang tumbang. Karena itu, jika per hari ini pasangan Capres-Cawapres dari koalisi Gerindra-PKB belum dideklarasikan, artinya janur belum melengkung. Sehingga potensi pecah kongsi masih bisa terjadi," tuturnya.
Kemudian analisis ke dua, Khoirul menjelaskan, belum dideklarasikannya capres-cawapres dalam koalisi Gerindra-PKB yakni bisa dimaknai karena kedua partai tetap membuka pintu bagi masuknya partai politik lain ke dalam koalisi.
Baca Juga: Telusuri Laporan Putri Sulut Emosi Ferdy Sambo, Timsus Datangi Magelang
"Sehingga relasi antar anggota koalisi masih setara (equal). Sebab jika pasangan Capres-Cawapres sudah dideklarasikan, hal itu berarti mengunci langkah koalisi, sekaligus menutup kemungkinan partai lain yang akan masuk untuk dipertimbangkan menjadi Cawapres bagi Prabowo," tuturnya.
"Sehingga, siapapun partai yang baru masuk dianggap sebagai "makmum" yang harus siap mengikuti langkah imam politiknya. Itulah mengapa, di akhir deklarasi koalisi, muncul pantun dari Muhaimin yang mengajak partai politik bergabung ke dalam koalisi," sambungnya.
Gerindra-PKB Berkoalisi
Sebelumnya, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi menandatangani deklarasi koalisi Pemilu 2024.
Deklarasi koalisi Gerindra dan PKB ini terjadi saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022).
Koalisi Partai Gerindra dan PKB secara langsung dideklarasikan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Bekerja bersama dalam Pemilu Serentak, didasarkan pada visi bersama, agar terjadi percepatan pembangunan Indonesia," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membacakan naskah kerja sama.
Sementara, Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid saat membacakan naskah deklarasi, menyebutkan bahwa koalisi kedua partai tersebut didasari tujuan yang mulia.
"Agar negara Indonesia secara berdaulat dan turut menciptakan perdamaian dunia," kata Jazilul membacakan poin lainnya.
Siap Nyapres Lagi
Adapun dalam forum tersebut Prabowo menyatakan maju kembali sebagai calon presiden atau capres di Pilpres 2024.
Untuk diketahui, ini adalah kali ketiga Prabowo mengajukan diri sebagai calon presiden.
"Dengan ini saya menyatakan, bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab, saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon Presiden Republik Indonesia," kata Prabowo.
Prabowo menjelaskan, dirinya sudah masak-masak memikirkan tawaran dari kader Gerindra guna menjadi jago dalam Pilpres 2024.
Berita Terkait
-
Usai Prabowo Nyatakan Siap Nyapres Lagi, PKS Ngaku Sedang Intens Dekati NasDem dan Demokrat
-
Timsus Fokus Selesaikan Berkas Perkara Brigadir J Agar Segera Dapat Dilimpahkan ke JPU
-
Gerindra-PKB Sepakat Koalisi, Demokat Bicara Soal Independensi Tentukan Mitra Parpol Tak Diganggu
-
Telusuri Laporan Putri Sulut Emosi Ferdy Sambo, Timsus Datangi Magelang
-
Prabowo Resmi Mau Maju Jadi Capres 2024, Pengamat: Peluang Anies Sirna Sudah, Dia Pernah Berjanji..
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Buntut Insiden Saat Kunker Komisi III DPR, Polda Jambi Minta Maaf: Tak Ada Niat Halangi Wartawan
-
4 Skandal Zita Anjani sebelum Diterpa Isu Pencopotan: Gara-Gara Dugaan Mangkir?
-
Anggota DPR Terima Dana Reses Rp2,5 Miliar, Najwa Shihab: Masalahnya, Cair ke Kantong Pribadi
-
Enam Lembaga HAM Bentuk Tim Investigasi Kerusuhan, Tegaskan Suara Korban Tak Boleh Terhapus
-
Asosiasi Pengusaha Dukung Rekomendasi MUI Soal Jaminan Halal Program MBG
-
Heboh Isu Pergantian Kapolri, Komjen Suyudi Ario Seto Mencuat Gantikan Jenderal Listyo Sigit?
-
Menkeu Purbaya Sudah Tegur Putranya Gara-Gara Unggahan Viral Soal "Agen CIA": Masih Kecil!
-
Drama CEO Malaka Project vs TNI Berakhir Damai, Tak Ada Lagi Proses Hukum untuk Ferry Irwandi?
-
Mengenal Sushila Karki, Nenek 73 Tahun Pilihan Gen Z yang Jadi PM Wanita Pertama Nepal
-
Sambangi DIY, Kemendagri Dorong Pemda Optimalkan Siskamling dan Pastikan Situasi Kamtibmas Aman