Nama Surya Darmadi kembali diperbincangkan oleh masyarakat. Surya Darmadi kembali disorot media setelah kedatangannya di Indonesia pada siang hari pukul 13.00 WIB, Senin, 15 Agustus 2022. Surya Darmadi merupakan tersangka pidana korupsi yang kembali ke Indonesia datang ke Kejaksaan Agung untuk mengikuti proses hukum.
Berdasarkan keterangan yang beredar, kedatangannya tersebut setelah mempertimbangkan saran dan berdiskusi dengan pihak keluarga, Surya Darmadi dengan itikad baik memutuskan datang dan kembali ke Indonesia.
Lantas, apa kasus dari Surya Darmadi tersebut? Smak informasi lengkapnya berikut ini.
Surya Darmadi merupakan tersangka kasus dugaan korupsi lahan sawit PT Duta Palma dengan kerugian Rp 78 triliun. Dalam kasus tersebut, Kejaksaan Agung juga menetapkan mantan Bupati Indragiri Hulu (Inhu) sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kasus ini bermula pada tahun 2003, Surya Darmadi selaku pemilik PT Duta Palma diduga melakukan kongkalikong dengan Thamsir Rachman yang menjabat sebagai Bupati Indragiri Hulu pada saat itu.
Keduanya diduga melakukan kongkalikong terkait dengan perizinan kegiatan pengolahan kelapa sawit perusahaan-perusahaan milik Surya Darmadi.
Surya Darmadi selaku pemilik PT Duta Palma Group (diantaranya PT Banyu Bening Utama, PT Panca Agro Lestari, PT Seberida Subur, PT Palma Satu, dan PT Kencana Amal Tani) melakukan kesepakatan dengan RTR selaku Bupati Indragiri Hulu (Periode 1999=2008) untuk mempermudah dan memuluskan perizinan kegiatan usaha budidaya perkebunan kelapa sawit dan kegiatan usaha pengolahan kelapa sawit ataupun persyaratan penerbitan HGU kepada perusahaan-perusahaan Surya Darmadi di Kabupaten Indragiri Hulu.
Kuasa hukum dari Surya Darmadi, Juniver Girsang dikabarkan memohon untuk mencabut pencekalan terhadap Surya Darmadi. Hal tersebut bertujuan demi kelancaran kliennya dalam mengikuti proses hukum.
Pihaknya menyebut bahwa dirinya telah memberikan nasihat kepada Surya Darmadi untuk kooperatif. Salah satunya yaitu menyiapkan data ataupun dokumen untuk membela diri.
Diketahui, Surya Darmadi juga sempat menyurati Jaksa Agung terkait dengan pemanggilannya. Surat tersebut dilayangkan pada 9 Agustus 2022, dalam surat tersebut, Surya mengaku tidak bisa memenuhi panggilan Kejaksaan Agung karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.
Di KPK sendiri, Surya Darmadi memiliki jejak ‘hitam’. Di tahun 2019, Surya Darmadi ditetapkan sebagai tersangka dalam kapasitasnya sebagai Pemilik PT Darmex Group atau PT Duta Palma.
Dalam perkara tersebut, anak buah Surya Darmadi juga ditetapkan sebagai tersangka, yaitu Suheri Terta, Legal Manager PT Duta Palma Group di tahun 2014. Keduanya terlibat dalam kasus suap terkait pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau pada Kementerian Kehutanan tahun 2014.
Kasus tersebut berawal dari OTT atau Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan oleh lembaga KPK pada tanggal 25 September 2014 terhadap Annas Maamun sebagai Gubernur Riau saat itu, dan Gulat Medali Emas Manurung sebagai Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Riau.
Dalam kasus tersebut, Annas dan Gulat telah divonis bersalah hingga putusannya berkekuatan hukum tetap. Namun, hingga persidangan Annas selesai, Surya Darmadi tidak kunjung datang memenuhi panggilan KPK.
Surya Darmadi akhirnya ditetapkan sebagai buron, namanya masuk ke dalam daftar pencarian (DPO).
Berita Terkait
-
Diduga Dilindas Mobil Innova yang Angkut Tahanan Kejagung Surya Darmadi, Wartawan Teriak Kesakitan: Woi Kaki Gua
-
Mobil Pembawa Surya Darmadi Nyaris Tabrak Wartawan Saat Keluar Kejagung
-
Bawa Surya Darmadi Keluar Kejagung, Mobil Innova Berpelat B 2896 DO Nyaris Tabrak Wartawan
-
Begini Kronologi Surya Darmadi Tersangka Korupsi Rp78 Triliun saat Dijemput Kejagung Sepulang dari Taiwan
-
Buronan Kejagung Surya Darmadi Menyerahkan Diri
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka