Suara.com - Akademisi dan pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdusalam mengapresiasi dan berterima kasih pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), karena telah memberi ruang dan waktu yang lebih panjang bagi masyarakat untuk bisa memberi masukan, kritikan, serta evaluasi, terhadap visi-misi dan gagasan yang disampaikan.
"Selama ini politik kita lebih banyak last minute, seolah-olah politik hanya diperuntukkan bagi elite dan penguasa," ujar Surokim.
"Hari ini, Bapak-bapak semua partai pengusung KIB, memberikan tradisi baru untuk membuka akses lebih luas dan panjang kepada masyarakat indonesia untuk memberi catatan, memberi masukan, dan sekaligus juga memberi kritik evaluasi," imbuhnya.
Menurut Surokim hal itu merupakan konvensi yang baik dan layak untuk dilanjutkan. Surokim mengatakan, tugas abadi politik dan pengabdi negara hanya ada tiga, melindungi, melayani, dan mensejahterakan.
"Jangan lelah untuk membersamai masyarakat indonesia, jangan hanya mendekati masyarakat Indonesia hanya menjelang 2024 saja. Mulai hari ini, saatnya bapak, ibu, semua mendekat, membersamai dan bersama-sama masyarakat indonesia untuk mencapai harapan-harapan baik," tuturnya.
"Semoga saja KIB tidak lelah untuk melayani. Saya sudah baca (visi-misi) Pak Ketum, melindungi sudah ada di visi misinya, mensejahterakan banyak sekali. Yang kedua mohon nitip saja yang melayani mohon yang inklusivitas tadi tetap diperhatikan, sehingga tekad kita untuk melayani seluruh tumpah darah, masyarakat indonesia tidak pandang bulu terus menjadi ciri khas KIB," harap Surokim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Jeritan Hati Anak Riza Chalid dari Penjara: Ayah Saya Difitnah, Saya Bukan Penjahat Besar
-
Setuju TNI Jaga Kilang, Bahlil Bicara Sabotase dan Potensi Ancaman
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?
-
Heboh Isu Jokowi Resmikan Bandara IMIP, PSI: Ada yang Memanipulasi Fakta
-
Arya Daru 24 Kali Check In Hotel dengan Rekan Kerja, Polisi Didesak Dalami Jejak Vara!
-
DPR Desak Kemenkes Sanksi Tegas 4 RS di Papua yang Tolak Pasien Ibu Hamil
-
Gerindra Luncurkan Layanan Informasi Partai Berbasis AI, Kemenakan Prabowo Singgung Transparansi
-
RUU Kesejahteraan Hewan Maju ke DPR, DMFI: Saatnya Indonesia Beradab
-
Buntut Surat Edaran, PBNU Akan Gelar Rapat Pleno Tentukan Nasib Gus Yahya