Suara.com - Bulan Safar salah satu bulan dalam kalender Hijriah yang berada pada urutan kedua usai bulan Muharram. Ada mitos yang menyatakan kalau bulan Safar adalah bulan sial. Namun, benarkah bulan Safar bulan sial? Simak penjelasannya berikut ini.
Menurut Imam Ibnu Katsir yang dikutip dari situs NU Online menyebutkan, bulan Safar memiliki arti 'sepi' atau 'sunyi'. Penamaan bulan safar ini sesuai dengan kondisi masyarakat Arab zaman dulu yang selalu sepi saat bulan Safar.
Maksud sepi disini yaitu senyap dan kosongnya rumah-rumah orang Arab zaman dulu karena keluar meninggalkan rumah untuk berpergian dan berperang.
Pada bulan Safar tersebut, orang Arab zaman dulu juga meyakini bahwa bulan Safar merupakan bulan sial dan penuh cobaan. Mendengar berita tersebut, Rasulullah SAW langsung membantahnya melalui hadis yang menyebutkan bulan Safar bukan bulan Sial. Adapun bunyi hadisnya sebagai berikut;
Artinya: "Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) burung (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa." (HR al-Bukhari)
Menepis Anggapan Bulan Safar Bulan Sial
Selain hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa tidak ada bulan sial, Habib Abu Bakar Al-Adni juga menyampaikan beberapa hal untuk menepis anggapan bulan Safar bulan sial.
Hal ini berdasarkan beberapa bukti peristiwa yang menolak atas keyakinan masyarakat yang menganggap bulan safar sebagai bulan kesialan. Melansir dari situs NU Online, adapun bebeeapa anggapan untuk menepis bulan safar bulan sial yaitu sebagai berikut:
1. Rasulullah SAW menggelar pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah di bulan Safar.
Baca Juga: Buya Yahya Bilang Boleh Kok Nikah di Bulan Safar, Asalkan...
2. Pernikahan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah az-Zahra dilangsungkan di bulan Safar
3. Hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah menuju Madinah di bulan Safar.
4. Perang pertama (perang Abwa) terjadi di bulan Safar, yang mana pada bulan tersebut umat Islam jusrtu meraih kemenangan atas kaum kafir.
5. Terjadi peperangan hebat di bulan Safar yang dikenal dengan perang Khaibar, yang mana perang ini dimenangkan oleh umat Islam.
Demikian penjelasan mengenai benarkah bulan Safar bulan sial. Jadi, jika disimpulkan sesuai penjelasan di atas, bulan Safar bukan bulan Sial. Jusrtu bulan Safar merupakan bulan penuh berkah karena banyak peristiwa penting dan bersejarah di dalamnya.
Kontributor : Ulil Azmi
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional