Suara.com - Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin mengaku sempat mendengar isu pencopotan Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lantaran menolak permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) digeser menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB).
Untuk diketahui, jabatan Menpan RB baru saja diisi Abdullah Azwar Anas, setelah Tjahjo Kumolo meninggal dunia.
"Seperti yang saya dapatkan informasinya, bahwa pencopotan Suharso itu, karena pemicunya ya Suharso tidak taat, tidak patuh, membangkang pada Jokowi terkait reshuffle. Jadi, ketika itu, Jokowi meminta Suharso untuk digeser menjadi Menpan RB," kata Ujang kepada Suara.com dihubungi, Sabtu (10/9/2022).
"Tetapi Suharso Monoarfa tidak mau, ya itu dianggap membangkang," katanya
Maka itu, kata Ujang, ketika Suharso sedang berada di luar negeri dalam kunjungan kerjanya sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas digelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP, sehingga menunjuk Plt yang dipilih anggota Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) M Mardiono.
"Oleh karena itu, ya ketika Suharso sedang berada di luar negeri gitu, suka tidak suka, senang tidak senang dikudeta ya, diturunkan diganti oleh Mardiono," ucapnya
Apalagi, kata Ujang, dengan dikeluarkannya SK Menkumham terkait kepengurusan baru PPP yang kini diemban oleh Plt Ketum PPP Mardiono dirasa cukup cepat. Sehingga muncul dugaan itu sebagai bentuk salah satu skenario untuk mencopot Suharso dari ketua umum partai berlambang Ka'bah itu.
"Seandainya SK Menkumham itu memang betul keluar dengan cepat mengesahkan Mardiono, ya itu sudah jelas bahwa itu bagian dari pada skenario, untuk mencopot apa namanya, Suharso dari PPP," ujarnya
"Ya, begitulah politik, apalagi PPP bagian dari partai koalisi Jokowi dan sudah masuk bagian dari pada bagian KIB," katanya
Sebelumnya, Suharso meminta internal partai yang menjadi pihak menggulingkan kekuasaannya dari kursi ketua umum, tidak membawa-bawa nama Presiden Jokowi.
Baca Juga: Tidak Terkait dengan Jokowi, Pengamat Ini Sebut Kisruh Internal PPP Murni karena 'Amplop Kiai'
Hal itu ditegaskan Suharso kepada para kader di acara Workshop Nasional Anggota DPRD se-Indonesia di Jakarta Pusat.
"Jangan bawa-bawa nama presiden, jangan bawa-bawa nama lembaga-lembaga negara. Dan saya juga tidak sedang membawa nama presiden dan membawa nama lembaga-lembaga negara," kata Suharso dikutip dari tayangan video, Selasa (6/9/2022).
Hal itu bahkan ditegaskan Suharso secara berulang. Ia meminta tidak ada pihak internal PPP yang menyeret-nyeret nama Jokowi.
"Saya tekankan sekali lagi, jangan bawa nama presiden. Presiden tidak ikut campur dalam hal semacam ini," ujar Suharso.
Mardiono menyampaikan, Mukernas tersebut merupakan tindak lanjut dari rapat harian yang sebelumnya digelar tiga pimpinan majelis PPP. Ia juga mengklaim, kalau Mukernas digelar sesuai dengan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP.
"Di situ lengkap bagaimana yg diatur dalam AD/ART tentang menggelar mukernas diantaranya dihadiri yaitu oleh pengurus harian kemudian sekretaris wilayah, kemudian anggota fraksi DPR RI, kemudian majelis-majelis kemudian pimpinan Banom," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru