Suara.com - Ketika bulan September datang, ingatan orang-orang, terutama yang berasal dari kalangan aktivis, langsung ingat dengan sosok Munir Said Thalib.
Hal ini disebabkan Munir ditemukan tewas dalam pesawat terbang saat menuju Belanda pada 7 September 2004 silam.
Hingga kini aktor utama di balik kematian Munir belum terungkap, meski pengadilan telah memvonis sejumlah orang, alah satunya adalah pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto.
Baru-baru ini, hacker yang menamakan dirinya Bjorka menyebut bahwa dalang di balik kematian Munir adalah mantan Deputy Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Purwopranjono.
Namun siapakah sosok Munir Said Thalib? Berikut ulasannya.
Munir Said Thalib dikenal sebagai aktivis Hak Asasi Manusia (HAM). Selama hidupnya, ia begitu getol memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas dan terpinggirkan.
Munir lahir di Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif. Saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ia sudah aktif di kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam.
Kegemarannya berorganisasi juga terlihat ketika ia mengenyam pendidikan di Fajultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang.
Baca Juga: Bantah Alihkan Kasus Ferdy Sambo, Hacker Bjorka Senggol Nama Kapolri
Tak hanya ingin duduk di dalam kelas, Munir juga aktif menjadi anggota Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir.
Munir juga tercatat pernah bergabung dengan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Latar belakangkeaktifannya di organisasi inilah yang menjadi titik awal keseriusan dirinya dalam terjun ke dalam masalah-masalah sosial.
Membela hak-hak kaum tertindas
Setelah lulus kuliah pada 1989, langkah Munir membela HAM kelompok yang terpinggirkan dimulai ketika ia menjadi relawan di Lembaga bantuan hukum (LBH) Surabaya.
Di sana ia aktif mengadvokasi masyarakat miskin yang berkasus dengan aparat keamanan setempat. Ia juga tak gentar menyuarakan nasib kalangan buruh, mahasiswa dan kelompok masyarakat lainnya ketika resim orde baru sedang berkuasa,
Seiring bergulirnya reformasi di Indonesia pada 1998, kasus-kasus pelanggaran HAM bermunculan satu persatu. Bukan hanya yang terjadi ketika peralihan dari era orde baru ke era reformasi, tapi juga kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, yang terjadi di era orde baru.
Mendirikan KontraS
Karena itulah pada 1998, ia dan sejumlah rekannya mendirikan lembaga swadaya masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Sejumlah kasus pelanggaran HAM yang pernah ditangani Munir dantaranya kasus penghilanan paksa aktivis dan mahasiswa di Jakarta pada periode 1997-1998, kasus Tanjung Priok yang terjadi pada 1984 dan penembakan mahasiswa pada tragedi Semanggi I dan II pada 1998-1999.
Lantangnya Munir bersuara mengenai Hak Asasi Manusia, membuat namanya semakin dikenal orang. Dan dalam waktu yang bersamaan, sejumlah pihak juga dibuat gerah dengan sepak terjangnya.
Ditemukan tewas di atas pesawat
Pada 2004, Munir berencana melanjutkan studinya di Universitas Ultrech, Amsterdam, Belanda. Dan pada 7 September 2004, ia berangkat ke negeri kincir angina tersebut.
Ketika pesawat Garuda Indonesia yang ia tumpangin tinggal landas dari bandara Changi, Singapura, Munir meminum segelas air jeruk yang disuguhkan di atas pesawat.
Setelah itu ia meraskan sakit perut yang hebat. Ia menduga sakit maagnya kambuh akibat jus jeruk yang ia minum sebelumnya.
Munir lalu meminta obat maag pada pramugari, namun obat yang ia minta tida ada. Munir akhirnya hanya bisa menahan sakit perutnya itu dan serulang kali mengalami muntaber.
Di atas pesawat Munir sempat mendapatkan pertolongan medis dari seorang dokter yang baru saja ia kenal saat transit di bandara Changi, yakni Tarmizi.
Oleh Tarmizi, Munir diberikan sejumlah obat pereda sakit perut, obat maag hingga suntukan obat anti mual dan muntah.
Sakit perutnya sempat mereda, dan munir tertidur selama 2 hingga 3 jam. Namun setelah itu sakit perutnya datang lagi.
Tarmizi sempat menyuntikkan obat penenang kepada Munir, namun obat tersebut tak banyak menolong. Munir tetap tersiksa oleh sakit perutnya.
Namun Munir sempat kembali tertidur, 2 jam sebelum pesawat mendarat di bandara Schipol. Ketika pesawat sudah mendarat, Munir sudah ditemukan dalam keadaan tewas.
Dua bulan kemudian, tepatnya pada 12 November 2004, kepolisian Belanda yang mengotopsi jenazah Munir menyatakan bahwa ditemukan senyawa arsenik dalam tubuh Munir. Senyawa itu diduga masuk ke tubuh Munir melalui jus jeruk yang ia minum di atas pesawat.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Tag
Berita Terkait
-
Bantah Alihkan Kasus Ferdy Sambo, Hacker Bjorka Senggol Nama Kapolri
-
Dibongkar Hacker Bjorka, Luhut dan Puan Ternyata Baru Dua Kali Vaksin Covid-19
-
Rocky Gerung Sebut Hacker Bjorka Variabel Opisisi Bikin Semangat Buruh dan Mahasiswa Demo
-
Drone Emprit: Ulah Bjorka Bocorkan Data, Disambut Warganet Twitter
-
Viral Bjorka Ungkap Sosok Dalang Pembunuhan Munir, Disebut Ketua Umum Partai
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram