Suara.com - Watchdog NetBlocks mengatakan Iran telah membatasi akses ke jaringan media sosial Instagram dan WhatsApp di tengah protes atas kematian seorang wanita yang ditahan “polisi moral” karena melanggar aturan hijab.
Kematian Mahsa Amini (22) pekan lalu, yang ditangkap oleh polisi moral di Teheran karena “pakaian yang tidak pantas”, telah memicu gelombang kemarahan atas berbagai isu di Iran, termasuk kebebasan.
Al Jazeera mengatakan bahwa menurut media dan pejabat setempat, setidaknya enam pengunjuk rasa telah tewas, beserta seorang polisi dan dua anggota milisi pro-pemerintah.
Namun, kelompok aktivis mengatakan jumlah korban tewas sebenarnya lebih tinggi.
NetBlocks juga melaporkan "hilangnya konektivitas skala nasional" yang dialami provider telepon seluler utama Iran serta jaringan milik perusahaan lain.
Server WhatsApp terganggu pada beberapa penyedia layanan internet, beberapa jam setelah layanan Instagram diblokir, kata NetBlocks.
Data kelompok itu menunjukkan gangguan hampir total terhadap layanan internet di beberapa bagian provinsi Kurdistan di Iran barat sejak Senin (19/9), sementara ibu kota Teheran dan bagian lain negara itu juga menghadapi gangguan sejak Jumat, ketika protes pertama kali pecah.
Dua warga di Teheran dan Iran selatan mengatakan mereka hanya bisa mengirim teks, dan bukan gambar, di WhatsApp, sementara Instagram benar-benar diblokir.
Kedua platform tersebut dimiliki oleh Meta, perusahaan induk Facebook dan termasuk di antara beberapa jaringan media sosial yang masih beroperasi. NetBlocks mengatakan gangguan itu adalah yang "paling parah" sejak 2019 ketika pemerintah menutup internet selama sekitar satu minggu untuk meredam aksi protes terkait bahan bakar.
Tanpa akses internet, lebih sulit bagi para warga untuk mengunggah video di media sosial terkait perjuangan mereka atau mendapatkan laporan yang dapat dipercaya tentang apa yang terjadi.
Kerusuhan bulan ini sangat intens di provinsi asal Amini di barat laut Kurdistan.
Amini tinggal di Saqqez, Kurdistan, dan sedang berada di Teheran ketika dirinya ditahan karena menggunakan “pakaian yang tidak sopan”, yang merupakan pelanggaran terhadap aturan wajib berpakaian sopan di Iran. Aturan itu sendiri mulai diberlakukan tak lama setelah Revolusi Islam pada tahun 1979.
Pihak berwenang mengatakan Amini mengalami stroke dan serangan jantung saat dia berada di "pusat bimbingan" dan dipindahkan ke rumah sakit terdekat. Amini kemudian meninggal beberapa hari kemudian.
Keluarga Amini telah membantah klaim yang dibuat oleh kepala polisi Teheran bahwa ia memiliki penyakit bawaan seperti epilepsi dan diabetes.
Situs media sosial seperti TikTok, YouTube, Twitter, dan Facebook secara rutin diblokir di beberapa wilayah di Iran yang memiliki beberapa kontrol internet paling ketat di dunia.
Berita Terkait
-
Polisi Moral Iran dalam Sorotan Setelah Mahsa Amini Tewas
-
Pembagian Grup AFC Futsal Asian Cup 2022 Kuwait, Timnas Futsal Indonesia dan Iran di Grup C
-
Ada Keterlibatan Intelijen Asing? Aksi Wanita di Iran Ramai-Ramai Bakar Jilbab
-
Aksi Protes Kematian Mahsa Amini Melebar, Wanita Iran Ramai-ramai Bakar Hijab
-
Timnas Futsal Indonesia Kirim Pasukan Debutan untuk AFC Asian Futsal Cup 2022, Ini 3 Negara Kuat yang akan Dihadapi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO